Kunci
Sukses Perundingan Perubahan Iklim Paris
Moazzam Malik ; Duta Besar Inggris untuk Indonesia
|
KOMPAS, 06 Mei 2015
Bulan lalu saya
berkesempatan mengunjungi Riau, salah satu provinsi yang sering menjadi
pemberitaan media massa dan media sosial karena berbagai tantangan yang
dihadapi. Mulai dari soal deforestasi dan degradasi lahan hingga asap dan
kebakaran hutan yang merugikan Provinsi Riau secara ekonomi, lingkungan, dan
sosial.
Dari perspektif
perubahan iklim dan kehutanan, Riau menjadi provinsi kunci. Emisi gas rumah
kaca Indonesia 15 persen berasal dari Riau, terutama lahan gambut yang
meliputi 40 persen dari provinsi berpenduduk 6,3 juta orang ini. Pada 2014,
kebakaran lahan gambut yang terjadi dalam waktu seminggu di Riau menghasilkan
emisi gas rumah kaca yang jumlahnya sama dengan emisi gas yang dihasilkan
oleh 50 juta mobil dalam setahun.
Dampak konversi
Konversi dan
pengeringan lahan gambut skala besar untuk kegiatan industri mengurangi
tingkat permukaan air dan mengeringkan ekosistem gambut sehingga rentan
terhadap api. Asap dari lahan gambut yang terbakar sering menimbulkan
berbagai masalah mulai dari kesehatan masyarakat, kualitas lingkungan, hingga
berdampak pada hubungan dengan negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia.
Saya melihat langsung
dampak kebakaran hutan terhadap masyarakat, api yang melahap tanaman rakyat
mengakibatkan hilangnya mata pencarian sehingga berdampak pada peningkatan
angka pengangguran.
Saya mengunjungi
sebuah keluarga yang kehilangan 80 persen dari kebun karet mereka dan kebun
tersebut masih terbakar saat saya berada di sana. Mereka tidak dapat
memadamkan api tersebut karena air dan peralatan yang tersedia tidak
mencukupi untuk memadamkan api yang telah meluas akibat cuaca yang kering dan
berangin.
Di beberapa lokasi,
saya menyaksikan kerja sama yang baik antara perusahaan dan masyarakat dalam
upaya pemadaman api dan di lokasi yang lain antara pemerintah dan
masyarakat.Saya melihat pemerintah sebagai regulator berperan penting dalam
mengantisipasi masalah kebakaran lahan di Riau.
Riau adalah provinsi
pertama yang dikunjungi Presiden Joko Widodo pada November tahun lalu. Jokowi
secara simbolis menutup kanal drainase, memberikan arahan untuk mengelola
lahan secara tradisional berbasis sagu dan meminta Menteri Lingkungan Hidup
dan Kehutanan Siti Nurbaya untuk menyelesaikan masalah kebakaran di Riau.
Ketika saya bertemu
dengan Pelaksana Tugas GubernurRiau Bapak Andy Rachman, ia menjelaskan
rencana pemerintah untuk membangun 1.000 kanal. Yang juga penting, menurut
hemat saya, adalah bagaimana mendorong partisipasi semua pemangku kepentingan
dalam pengelolaan lahan yang lebih baik untuk menghindarkan lebih banyak
kerugian akibat kebakaran.
Perbaikan tata kelola
hutan dan lahan dapat tercapai melalui kepemimpinan yang bisa memberikan
teladan bagi para pihakyang terlibat di dalamnya. Dengan perbaikan tata
kelola konflik terkait lahan dapat dihindari dan kekerasan serta ketegangan
antara para pihak tidak perlu terjadi.
Peran di perubahan iklim
Riau merupakan
provinsi yang penting dalam kesuksesan program perubahan iklim di Indonesia.
Riau telah kehilangan luasan hutan yang signifikan. Lebih dari 60 persen
konversi hutan yang terjadi saat ini umumnya terjadi pada lahan gambut untuk
kepentingan industri atau dilakukan oleh spekulator lahan dan mereka
kebanyakan berasal dari luar provinsi.
Solusi jangka panjang
terletak pada pendekatan yang terintegrasi dan kesepakatan dalam penggunaan
lahan.Implementasi rencana tata ruang, kerja sama dengan semua pemangku kepentingan
di lahan gambut, kaji ulang perizinan lahan, dan kebijakan penggunaan lahan
berbasis prinsip manajemen perairan yang baik yang diharapkan dapat menjamin
keberlanjutan pada masa mendatang.
Pemerintah Indonesia
memiliki komitmen yang nyata terhadap perbaikan tata kelola melalui berbagai
inisiatif seperti peraturan mengenai lahan gambut yang mewajibkan menjaga
tingkat permukaan air setinggi 40 cm; usaha menyatukan data penggunaan lahan
di seluruh Indonesia (the One Map Initiative) dan komitmen keberlanjutan dari
berbagai perusahaan besar. Pasar juga meminta adanya komitmen
zero-deforestation untuk industri kertas, kelapa sawit, dan komoditas
lainnya.
Saya berharap tahun
ini tidak terjadi kebakaran mengingat musim hujan yang cukup panjang. Juga
berbagai upaya koordinasi dan pencegahan yang terintegrasi dari Pemerintah
Indonesia dengan keterlibatan para pihak membawa dampak yang positif.Pemetaan
komprehensif untuk lahan gambut di Riau dapat menjadi langkah awal yang
menentukan mengingat potensi kandungan karbon bawah tanah dengan jumlah yang
signifikan di Riau dapat terus terbakar dan menyusut.
Peran Inggris
Apa yang sedang
dilakukan oleh Pemerintah Inggris dalam kasus ini?
Peluncuran program
baru kami dalam isu perubahan iklim telah menawarkan peluang untuk bekerja
sama lebih erat dengan Pemerintah Indonesia dan para pihak lainnya dalam
proses perbaikan tata kelola kehutanan di Indonesia.
Kami telah bekerja
sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk penguatan
standar legalitas kayu (SVLK) dengan pemerintah daerah dalam proses
implementasi tata ruang di Papua, dengan mendukung Indonesia Climate Change
Trust Fund serta inisiatif lain dalam sektor tata kelola hutan. Melalui kerja
sama dengan lembaga penelitian, Pemerintah Inggris mencoba memberikan solusi
terhadap kebakaran hutan di Riau dan mendukung pelaksanaan tata ruang di
Riau.
Kami juga siap bekerja
sama dan membantu Indonesia dalam mengambil langkah yang diperlukan untuk
penurunan emisi guna menunjang prospek tercapainya kesepakatan pada Pertemuan
Para Pihak untuk Perubahan Iklim di Paris Desember mendatang. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar