Kecakapan
Era 4.0
Satryo Soemantri Brodjonegoro ; Dirjen Dikti (1999-2007);
Guru Besar Emeritus ITB; Wakil
Ketua Konsil Kedokteran Indonesia
|
KOMPAS,
14 Februari
2018
Era
4.0 (revolusi industri keempat) dicirikan oleh kompleksnya persoalan yang
akan dihadapi penduduk dunia. Semua jenis pekerjaan akan semakin kompleks.
Hal ini disebabkan kombinasi globalisasi dengan teknologi informasi yang
kecepatan perkembangannya sangat di luar dugaan. Untuk dapat berkiprah di era
4.0 diperlukan kecakapan menangani persoalan yang kompleks.
Dalam
buku The Fourth Industrial Revolution, Klaus Schwab menggambarkan adanya
sejumlah jenis pekerjaan yang akan hilang dalam waktu dekat. Juga sejumlah jenis
pekerjaan yang akan bertahan terus bahkan makin banyak dibutuhkan.
Jenis
pekerjaan yang akan segera hilang antara lain telemarketers (pemasaran jarak
jauh), tax preparers (penyiapan dokumen pajak), umpires-referees-other sport
officials (wasit-hakim garis-petugas olahraga lainnya), legal secretaries
(sekretaris urusan peraturan), real estate brokers (perantara
tanah-bangunan), farm labour contractors (kontraktor buruh tani), dan
couriers-messengers (kurir). Hilangnya jenis pekerjaan tersebut disebabkan
adanya otomatisasi berbasis teknologi informasi.
Sebaliknya,
jenis pekerjaan yang akan langgeng antara lain mental health and substance
abuse social workers (pekerja sosial yang menangani mereka yang mengalami
gangguan kejiwaan atau kekerasan), choreographers (koreografer),
physicians-surgeons (dokter-dokter bedah), psychologists (psikolog), human
resources managers (manajer sumber daya manusia), computer systems analysts
(analis sistem komputer), anthropologists-archeologists
(antropolog-arkeolog), marine engineers-naval architectures (ahli teknik
perkapalan), sales managers (manajer penjualan), dan chief executives
(direktur utama). Jenis pekerjaan ini tidak dapat digantikan fungsinya oleh
komputer ataupun teknologi otomasi.
Kecakapan sosial semakin diperlukan
Majalah
The Economists edisi 14 Januari 2017 menampilkan laporan khusus yang
menggambarkan pentingnya kecakapan sosial (social skills) dalam bekerja. Pola
perekrutan tenaga kerja di Amerika Serikat menunjukkan bahwa sejak tahun 1980
yang dibutuhkan adalah mereka dengan kecakapan sosial yang tinggi meskipun
keterampilan matematikanya rendah. Mereka dengan keterampilan matematika yang
tinggi, tetapi kecakapan sosial rendah tidak dibutuhkan.
Hasil
kajian penulis yang disajikan dalam Laporan ACDP-016 Balitbang Kemdikbud
tahun 2015 menunjukkan bahwa ada pergeseran kecakapan di negara maju (OECD)
sejak tahun 1960, di mana kebutuhan akan kecakapan non-rutin analitis dan
kecakapan non-rutin interaktif meningkat terus. Sebaliknya, kecakapan rutin
kognitif, non-rutin manual, dan rutin manual menurun terus kebutuhannya.
Dalam
bidang teknik, negara anggota Washington Accord telah menyepakati profil
lulusan pendidikan tinggi teknik sejumlah 12 atribut. Ke-12 atribut itu
terdiri atas pengetahuan keteknisan (engineering knowledge), analis persoalan
(problem analysis), perancang/pengembangan untuk solusi (design/development
of solutions), investigasi (investigation), penggunaan perangkat mutakhir
(modern tool usage), insinyur dan masyarakat (the engineer & society),
lingkungan dan keberlanjutan (environment & sustainability), etika
(ethics), kerja individu dan kerja bersama (individual & teamwork),
komunikasi (communication), manajemen proyek dan keuangan (project management
and finance), pembelajaran sepanjang hayat (lifelong learning). Dari 12
atribut tersebut, tujuh di antaranya termasuk kategori kecakapan (soft
skills), sedangkan lainnya termasuk kategori keterampilan (hard skills).
Kecakapan di sini termasuk kecakapan sosial dan kecakapan non-rutin.
Salah
satu jenis pekerjaan yang akan langgeng adalah dokter dan dokter bedah karena
kemampuannya menangani pasien (sebutan pasien seyogianya diganti menjadi
mitra karena sejajar dengan dokter) yang unik dan kompleks. Setiap orang
memiliki keunikan sehingga dokter harus mampu menangani mitra sesuai dengan
keunikannya.
Terapi
dan obat yang cocok untuk satu mitra belum tentu cocok untuk mitra lain
dengan penyakit yang sama. Oleh karena itu, seperti halnya di bidang teknik,
di bidang kedokteran perlu ditekankan pentingnya kecakapan (soft skills)
sehingga peran dokter tidak tergantikan oleh teknologi informasi. Pada saat
ini sudah sangat tersedia berbagai perangkat lunak untuk diagnosis penyakit
dan alternatif penanggulangannya, seorang mitra dapat mendiagnosis dirinya kemudian
mencari alternatif obat dan terapi yang tersedia.
Berdasarkan
deskripsi di atas, jelas bahwa kecakapan era 4.0 adalah kemampuannya dalam
menangani persoalan yang kompleks melalui kecakapan non-rutin dan kecakapan
sosial. Program pengembangan kapasitas sumber daya manusia di era 4.0 harus
dilakukan melalui pendidikan yang memberikan kecakapan non-rutin dan
kecakapan sosial, sedangkan untuk kapasitas lainnya, seperti keterampilan dan
kecakapan rutin, diberikan melalui pelatihan. Dengan demikian terdapat
pembagian peran yang jelas antara pendidikan (non-rutin) dengan pelatihan
(rutin), dan ini dapat menjadi rujukan dalam merancang sistem pembangunan
sumber daya manusia era 4.0. ●
|
Apakah kamu sudah tau prediksi togel mbah jambrong yang jitu? bila belum baca Prediksi jitu mbah jambrong Sgp
BalasHapus