Keluarga,
Sumber Utama Pemberi Dukungan
Agustine
Dwiputri ; Penulis kolom “Konsultasi Psikologi” Kompas
|
KOMPAS,
25 Mei 2014
Dalam
tulisan sebelum ini, saya mengulas mengenai pentingnya dukungan sosial bagi
para penyintas (korban) peristiwa mencekam, seperti kekerasan seksual,
ataupun untuk menghadapi stres. Raymond B Flannery Jr menyebutkan bahwa
sumber daya paling potensial bagi setiap penyintas yang mengalami musibah
adalah keluarganya sendiri. Tentunya yang dimaksud adalah keluarga yang
sehat. Seperti apa dan bagaimana keluarga sehat yang dapat menjadi pemberi
dukungan positif akan dibahas berikut ini.
Keluarga
yang sehat adalah yang kohesif dan apabila ada suatu masalah yang menimpa
salah satu anggotanya, anggota keluarga lain mampu menyelesaikan masalahnya
dengan tepat. Keluarga dapat membantu penyintas membangun kembali berbagai
perasaan untuk menguasai dirinya, dapat membantu memerangi perasaan yang
menyakitkan, serta mengetahui jalan terbaik untuk pemulihannya. Mereka akan
menggalang dukungan bagi penyintas dalam mencari solusi konstruktif.
Keluarga
memang tak dapat membantu jika mereka tidak tahu apa yang dialami penyintas.
Meski demikian, keluarga yang mampu memberikan dukungan sosial akan bersabar
untuk menunggu kesiapan penyintas membuka diri dan menceritakan hal-hal yang
dialami dan dirasakan. Penyintas yakin bahwa anggota keluarga lain akan dapat
mendengarkan dan memahaminya.
Memang
sangat dapat dimengerti dan merupakan sesuatu yang wajar bila anggota
keluarga merasa marah, kecewa, jijik, sedih, tertekan, ataupun dendam atas
peristiwa yang disampaikan penyintas. Namun, anggota keluarga yang bijak
dapat menahan diri dari reaksi negatif yang justru membuat penyintas makin
takut dan merasa bersalah. Contoh reaksi negatif adalah menyalahkan penyintas
dengan menyampaikan bahwa penyintas selama ini masih kurang beribadah atau
bersedekah, atau memberi banyak nasihat pada saat penyintas baru berbagi
”rahasia”. Ada banyak tindakan anggota keluarga yang justru menghasilkan
komunikasi yang buruk antaranggota keluarga.
Berbagai
perasaan yang disampaikan kepada keluarga benar-benar dapat lebih membantu
penyintas untuk memahami pengalamannya sendiri mengenai peristiwa yang dialami.
Dalam hal apa pun, perasaan kuat akan berkurang, tetapi energi yang telah
dikeluarkan akan memobilisasi keluarga untuk menemukan solusi yang membantu
kebutuhan penyintas.
Pendukungan
Bagaimana
keluarga menjadi pendukung anda sebagai penyintas?
Flannery,
Jr (1992) menguraikannya sebagai berikut:
1. Para
anggota keluarga perlu terampil dalam membantu anda mengungkapkan rasa
”sakit” yang telah terjadi. Mereka akan tahu bahwa ada sesuatu yang tidak
benar dan dengan kepedulian yang suportif mereka dapat membuat anda lebih
mudah berbagi tentang hal-hal yang telah terjadi. Apabila anda telah mampu
mengungkapkan peristiwanya, keluarga dapat membantu dengan beberapa cara
mendasar lainnya.
Mereka
dapat memastikan bahwa setiap orang sekarang aman. Mereka dapat mendorong
anda untuk mengungkapkan secara lebih lengkap berbagai pikiran dan perasaan
anda tentang apa yang telah terjadi. Mereka dapat menghibur dan mendukung
anda dan mereka dapat memastikan bahwa anda menerima perawatan medis yang
mungkin diperlukan. Mereka juga dapat membantu anda menghindari penarikan
diri dari keluarga, menjaga anda dari asumsi bahwa anda tak berdaya serta
membantu menghindari berbagai perilaku adiktif sebagai metode mengobati diri
sendiri.
2.
Keluarga yang bijaksana akan berupaya membantu anda tetap tenang di tengah
krisis dengan cara mendorong anda untuk pergi berjalan-jalan, melakukan
latihan aerobik, dan/atau menggunakan teknik relaksasi untuk meredam berbagai
ketegangan fisiologis. Banyak keluarga yang melakukan hal ini ternyata membantu
semua pihak tetap tenang dan juga dapat memberikan rasa pertemanan kepada
penyintas.
3.
Keluarga dapat membantu anda mengembalikan beberapa rasa penguasaan dan
pengendalian diri. Mereka bisa melibatkan anda dalam pemulihan anda sendiri
secara segera, anda dan mereka dapat menggunakan informasi yang telah
diperoleh untuk mengembangkan rencana pemulihan.
Rencana
ini mungkin termasuk konseling, bantuan hukum, ataupun langkah-langkah
lainnya, seperti: siapa yang akan menemani anda pergi ke dokter? Siapa yang
akan memberi tahu atasan anda bahwa anda akan cuti untuk beberapa hari?
Selain itu, keluarga bisa sangat membantu anda jika mereka berlatih bagaimana
melakukan kendali atas setiap ledakan agresif yang mungkin anda lakukan. Ada
keseimbangan yang membantu antara mendukung pemulihan anda dan menetapkan
batas pada perilaku anda yang berpotensi berbahaya bagi anda atau bagi
anggota keluarga lainnya.
4. Anda
akan membutuhkan kedekatan yang peduli selama masa sulit ini dan anggota
keluarga anda adalah sosok yang ahli dalam mengetahui kebutuhan anda.
Keluarga dapat memberikan persahabatan, dukungan emosional, dan bantuan
instrumental. Anda perlu mendengar bahwa anda aman, bahwa tindakan kekerasan
itu bukan kesalahan anda, bahwa anda tidak berdosa secara permanen, dan bahwa
anda tetap dicintai. Keluarga anda bisa sangat membantu anda dengan berulang
kali mengingatkan anda tentang hal-hal ini.
5.
Keluarga anda dapat memulai proses membantu anda untuk menemukan beberapa
tujuan baru dalam hidup. Mereka dapat membantu anda merefleksikan apa yang
telah terjadi, mengapa anda berespons seperti yang anda lakukan, bagaimana
peristiwa-peristiwa semacam itu dapat diletakkan ”di belakang” anda sehingga
tidak terus terbayang, dan apa yang bisa dilakukan secara berbeda pada waktu
berikutnya sehingga peristiwa buruk seperti yang lalu tidak terjadi lagi.
Dengan
demikian, tepatlah pandangan yang mengatakan bahwa keluarga adalah tempat
yang dapat membuat anda tersenyum dan mencintai anda apa pun yang terjadi. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar