Hilang Bjorka Muncul
Strovian Pembobol Data BIN Stefanus Pramono : Jurnalis Majalah Tempo |
MAJALAH TEMPO, 18
September 2022
SEORANG peretas anonim
bikin kelimpungan pemerintah Indonesia. Dialah Bjorka, akun di Twitter yang
mengaku menguasai 680 ribu dokumen pemerintah dan siap mempermalukan aparat
yang lalai melindungi keamanan data penduduk Indonesia. Satu per satu data
pribadi para pejabat negara, seperti Menteri Komunikasi dan Informatika
Johnny G. Plate, ia blejeti. Gerah terhadap aksi
Bjorka, pada Senin, 12 September lalu, pemerintah membentuk tim khusus yang
terdiri atas pejabat Kementerian Komunikasi dan Informatika, Badan Intelijen
Negara, Badan Siber dan Sandi Negara, serta Kepolisian RI. “Akan ada
emergency response team untuk melakukan tinjauan-tinjauan berikutnya,” kata
Plate seusai rapat di Istana. Hasilnya, tim khusus itu
menangkap FS, remaja asal Kota Cirebon, Jawa Barat. Tim menuduh FS sebagai
orang di belakang akun @bjorkanism. Aparat negara kecele. FS bukan Bjorka.
Kepolisian Resor Cirebon pun melepas pemuda itu. Pada Rabu, 14 September
lalu, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud Md. menyatakan
pemerintah dan penegak hukum terus menyelidiki pemilik akun Bjorka. “Gambaran
pelakunya sudah teridentifikasi dengan baik oleh BIN dan Polri, tapi belum
bisa diumumkan siapa dan lokasinya,” ujar Mahfud. Hari itu polisi menangkap
Muhammad Agung Hidayatullah. Pemuda Madiun, Jawa Timur, itu sehari-hari berjualan
es di pasar. Ia juga tak punya laptop, alat buat seseorang menjadi peretas
seperti Bjorka. Toh, polisi tetap menjadikannya tersangka. Agung mengaku
membantu Bjorka menyediakan akun di aplikasi percakapan Telegram. “Motifnya
menjadi terkenal dan mendapat uang,” kata juru bicara Divisi Humas Polri,
Komisaris Besar Ade Yaya Suryana, Jumat, 16 September lalu. Dua hari
diperiksa di Markas Besar Polri, Agung dipulangkan ke Madiun. Sejak 20 Agustus lalu,
Bjorka berkali-kali mengunggah pelbagai data elektronik. Antara lain, 26 juta
data pelanggan IndiHome. Pada 6 September lalu, akun ini juga mengunggah 105
juta data penduduk dari Komisi Pemilihan Umum. Tiga hari kemudian, ia
mengklaim mendapat surat rahasia untuk Presiden Joko Widodo pada 2019-2021. Praktisi perlindungan
data, Irendra Radjawali, menduga pemilik akun Bjorka bukan individu,
melainkan sekumpulan orang yang mengendalikan satu akun. Menurut Radjawali,
data yang dibocorkan Bjorka sesungguhnya sudah lama beredar dan
diperjualbelikan di web gelap atau dark web. “Fenomena Bjorka menunjukkan
lemahnya negara dalam melindungi data masyarakat,” ucapnya. Pengungkapan data publik
tak hanya dilakukan oleh Bjorka. Seorang peretas, Strovian, membobol data
Badan Intelijen Negara dan menyebarkannya di web Breached.to. Strovian
memberi label data itu dengan judul “Stupid Intelligence” atau intelijen
bodoh. Deputi Komunikasi dan
Informasi BIN Wawan Hari Purwanto menyangkal jika data lembaganya disebut
bocor. “Itu hoaks. Tidak ada kebocoran data,” katanya. Ia mengklaim data agen
BIN menggunakan nama samaran dan terenkripsi. Melalui pelbagai jaringan,
Tempo bisa berkomunikasi secara virtual dengan pemilik akun Strovian pada
Sabtu dinihari, 17 September lalu. Tak mau menunjukkan wajah dan memakai
suara palsu, melalui percakapan video ia menunjukkan berbagai data BIN dan
Polri yang bisa diretasnya. Tempo meminta dia membuka
sejumlah dokumen secara acak. Salah satunya dokumen nama-nama agen di salah
satu direktorat BIN. Strovian bisa membuktikan klaim Wawan soal enkripsi data
BIN palsu. Dengan gampang Strovian menunjukkan dokumen daftar personel yang
telah ditutup label hitam. Ia lalu menyalin data tersebut dan memindahkan ke
aplikasi Notepad. Dan jeng, jeng! Hasilnya, langsung bisa terbaca dengan
jelas. Mengaku tinggal di luar
negeri, Strovian menyatakan tak terhubung dengan Bjorka. Ia mengklaim semua
data yang dimiliki Bjorka telah dimilikinya. “Tidak ada data Bjorka yang
spesial,” ujarnya. Wawancara khusus dengan Strovian bisa dibaca pada edisi
digital majalah Tempo. ● Sumber : https://majalah.tempo.co/read/nasional/166966/hilang-bjorka-muncul-strovian-pembobol-data-bin |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar