KTT
IORA: Momentum Penguatan Kerja Sama
Retno LP Marsudi ;
Menteri
Luar Negeri RI
|
KOMPAS, 08 Maret 2017
Pada tahun 2009, Robert Kaplan, seorang pakar ilmu politik
internasional ternama, menulis sebuah artikel dalam majalah Foreign Affairs.
Ia menyebut Samudra Hindia sebagai ”panggung utama abad ke-21”.
Julukan tersebut sejalan dengan fakta yang menunjukkan
bahwa Samudra Hindia merupakan kawasan yang sangat strategis. Kawasan
tersebut menjadi rute perdagangan utama dunia yang dilewati setengah dari
kontainer perdagangan dunia dan dua pertiga perdagangan minyak dunia. Kawasan
tersebut juga tumbuh di atas rata-rata pertumbuhan global. Pada tahun 2015,
saat ekonomi dunia hanya tumbuh 2,6 persen, pertumbuhan rata-rata sebagian
besar anggota IORA mencapai 4,3 persen.
Di tengah peran penting kawasan tersebut, Indian Ocean Rim
Association (IORA) hadir untuk mempererat kerja sama di antara negara-negara
anggotanya, termasuk dalam bidang ekonomi. Pada tahun 2015, tongkat estafet
ketua asosiasi kawasan tersebut beralih dari Australia ke Indonesia.
Indonesia bertekad untuk tidak hanya sekadar menjadi ketua bagi IORA, tetapi
juga menjadi pemimpin.
Kepemimpinan Indonesia selama ini di berbagai organisasi,
baik di forum regional maupun internasional, selalu ditunjukkan melalui
berbagai inisiatif baru yang memberi dampak perubahan positif. Gaya
kepemimpinan Indonesia ini bukanlah sesuatu yang baru. Sebelumnya, peran
kepemimpinan Indonesia terlihat melalui sejumlah organisasi internasional. Di
ASEAN, melalui Bali Concord III, Indonesia berperan penting dalam pembentukan
Masyarakat ASEAN. Sementara di APEC kiprah Indonesia terlihat dalam Bogor
Goals 1994 yang sampai saat ini terus menjadi aspirasi bagi negara anggota
APEC.
Hal serupa juga telah dipraktikkan melalui IORA di mana
Indonesia mendorong sejumlah terobosan penting guna memperkuat kemitraan di
kawasan untuk memelihara perdamaian dan stabilitas kawasan, sebagai prasyarat
utama bagi peningkatan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan menuju kawasan
Samudra Hindia sebagai pusat pertumbuhan yang baru.
Terobosan pertama yang dilakukan adalah menginisiasikan
diskusi mengenai Jakarta Concord, satu dokumen strategis dan visioner untuk
meningkatkan kemitraan IORA dan pemetaan arah masa depan organisasi tersebut.
Jakarta Concord memperkuat kerja sama dalam enam prioritas IORA dan mendorong
kerja sama pada tiga bidang baru, yakni blue economy, pemberdayaan perempuan,
dan promosi demokrasi.
Indonesia juga telah mendorong langkah-langkah konkret
untuk menerapkan visi strategis dalam Jakarta Concord tersebut. Untuk itu,
inisiatif kedua Indonesia adalah mengegolkan pembahasan mengenai IORA Action
Plan yang berisi target terukur dan program konkret peningkatan kerja sama di
antara negara anggota. Rencana aksi dijabarkan dalam program kerja jangka
pendek, menengah, dan jangka panjang yang dapat dinilai dan diukur
pelaksanaannya.
Dokumen penting ketiga adalah Deklarasi untuk Mencegah dan
Melawan Terorisme dan Ekstremisme dengan Kekerasan. Deklarasi ini menjadi pijakan
atas komitmen bersama anggota IORA untuk menyuarakan moderasi dan toleransi,
serta meningkatkan kerja sama melalui dialog dan pertukaran informasi.
Keketuaan Indonesia ini berpuncak pada penyelenggaraan KTT
IORA tanggal 7 Maret 2017 yang bertepatan dengan ulang tahun ke-20 IORA. KTT
IORA yang mengusung tema ”Strengthening Maritime Cooperation for a Peaceful,
Stable and Prosperous Indian Ocean” ini dihadiri oleh perwakilan dari 21
negara anggota, 7 negara mitra wicara, dan 8 organisasi internasional. KTT
tersebut juga menjadi ajang bagi para pemimpin negara-negara anggota IORA
untuk mengesahkan Jakarta Concord.
Sebagian pihak mungkin beranggapan bahwa KTT tersebut
hanya akan menjadi pergelaran seremonial tanpa manfaat nyata. Namun, realitas
yang ada justru menunjukkan kebalikannya. Kawasan Samudra Hindia tidak hanya
berperan penting bagi perekonomian dunia, tetapi juga bagi perekonomian
Indonesia. Tahun 2016, ekspor Indonesia ke negara-negara IORA 42 miliar
dollar AS yang mencakup sepertiga ekspor total Indonesia. Dari perdagangan
tersebut, Indonesia mencetak surplus 1,5 miliar dollar AS tahun lalu.
Di tengah penurunan ekspor Indonesia akibat lesunya
perekonomian dunia, justru ekspor Indonesia ke beberapa negara IORA
menunjukkan kenaikan yang merefleksikan potensi mereka sebagai pasar
nontradisional. Sebagai contoh, ekspor Indonesia ke Afrika Selatan, Iran, dan
Oman naik 9 persen tahun lalu. Mengingat perdagangan RI- IORA hanya mencakup
10 persen dari total perdagangan intra IORA, terdapat potensi besar untuk
terus meningkatkannya.
Arti penting kawasan Samudra Hindia juga terlihat pada
sektor investasi. Sebanyak 6 dari 20 negara sumber investasi asing terbesar
Indonesia merupakan negara anggota IORA. Investasi ini pun menunjukkan
peningkatan. Tahun lalu, investasi dari Singapura naik 50 persen, investasi
dari Thailand naik 100 persen, dan bahkan investasi dari Mauritius meningkat
lebih dari 10 kali lipat.
Negara-negara anggota IORA pun berperan penting pada
sektor pariwisata. Tiga dari 4 negara asal wisatawan asing terbesar ke
Indonesia merupakan negara anggota IORA. Jumlah turis dari negara IORA pun
meningkat, sebagai contoh wisatawan Thailand ke Indonesia naik 6 persen,
turis Australia naik 14 persen, dan wisatawan India naik 28 persen tahun
2016.
Negara-negara anggota IORA juga menawarkan peluang besar
peningkatan kerja sama ekonomi bagi Indonesia, terutama dari kawasan barat
IORA, mulai dari Asia Selatan, Timur Tengah, hingga Afrika. Indonesia
bertekad memanfaatkan peluang tersebut dengan menekankan kerja sama ekonomi
sebagai salah satu fokus pembahasan saat KTT. Salah satu elemen utama dari
Jakarta Concord adalah mengokohkan kerja sama ekonomi, terutama meningkatkan
perdagangan dan investasi, menggerakkan pembangunan infrastruktur, memperkuat
konektivitas, dan melibatkan sektor swasta, terutama UMKM.
Di KTT IORA, peningkatan kerja sama ekonomi menjadi
prioritas utama. Sebagai contoh, tahun lalu Indonesia berhasil mengekspor 150
gerbong kereta api ke Banglades, salah satu anggota IORA.
Peluang kerja sama ekonomi lainnya juga ditawarkan oleh
sektor perikanan.
Salah satu prioritas Indonesia lainnya adalah membumikan
kerja sama IORA dengan mendorong keterlibatan para pelaku usaha. Hal itu
diwujudkan dengan penyelenggaraan IORA Business Summit yang pertama kalinya
di sela-sela KTT IORA.
Melalui KTT IORA, Indonesia berupaya meningkatkan kerja
sama di kawasan. Indonesia juga bertekad untuk menjadikan KTT tersebut
sebagai kendaraan menuju kemitraan ekonomi yang lebih kokoh antara Indonesia
dan semua negara anggota di kawasan yang pada akhirnya akan membawa kita
lebih dekat menuju Indonesia sebagai poros maritim dunia. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar