Demam Kiamat
21-12-2012
Tom Saptaatmaja ; Alumnus STFT Widya Sasana Malang
dan
Seminari St Vincent De Paul
|
KORAN
TEMPO, 22 Desember 2012
Demam kiamat
atau akhir dunia terasa mencapai puncaknya pada bulan terakhir tahun ini.
Konon pada 21-12-2012 (bukan 12-12-2012), kiamat tak terelakkan lagi. Begitu
keyakinan sebagian orang. Kiamat juga menjadi trending topic di Twitter atau Facebook.
Bahkan di Dallas, Amerika Serikat, ribuan
orang sudah mempersiapkan kedatangan kiamat ini. Mereka menyebut diri sebagai
Prepper atau orang-orang yang percaya bahwa waktu berhenti pada 21-12-2012
dan akan terjadi kerusakan besar yang berpotensi menjadi akhir dunia
(Tempo.co 15 Desember).
Prediksi kiamat pada 21-12-2012 didasarkan
pada penafsiran atas kalender suku bangsa Maya, yang pernah berjaya pada masa
silam. Konon, sistem kalender Maya yang berjangka 5.126 tahun akan berakhir
pada 21-12-2012. Akhir kalender itu ditafsirkan sebagai berakhirnya dunia
atau kiamat. Namun penafsiran ini justru dibantah oleh sebagian tokoh suku
Maya, karena berakhirnya sistem kalender itu berarti dimulainya fase baru
yang disebut baktun (Tempo.co 16 Desember). Para ilmuwan juga percaya dalam
mitologi Maya tidak dikenal kiamat. "Maya
tak memprediksi akhir dunia, melainkan pembaruan secara konstan,"
ujar ilmuwan David Stuart kepada USA Today (15 Desember).
Kepercayaan akan datangnya hari kiamat
bukan hal yang baru, khususnya bagi para pemeluk agama samawi, seperti
Yahudi, Kristen, dan Islam. Kepercayaan pada kiamat menjadi bagian integral
dari ajaran agama samawi, yang diwariskan oleh Nabi Ibrahim. Ketiga agama ini
sama-sama punya eskatologi. Eskatologi adalah bagian dari ajaran resmi agama
yang khusus membahas persoalan tentang hari akhir. Istilah eskatologi berasal
dari kata "eskatos", yang berarti hal-hal yang terakhir (the last thing), dan logos, yang
berarti pembicaraan atau ilmu.
Sebagai bagian integral dari iman
kepercayaan, eskatologi biasanya dihayati secara wajar dan berimbang oleh
arus besar (mainstream) umat.
Kepercayaan pada kiamat sama saja dengan kepercayaan akan keesaan Allah,
percaya pada malaikat dan para nabi, dan lain sebagainya. Biasanya arus besar
umat tetap berada dalam koridor kewajaran ketika menghayati akan datangnya
hari kiamat.
Eskatomania
Ketika masih kanak-kanak, kira-kira pada
dekade 1970-an, penulis justru mendapatkan informasi tentang kiamat pertama
kali dari lagu berjudul Kiamat yang dinyanyikan Rhoma Irama. Ada sepenggal
liriknya yang terkesan menakutkan:
Hari itu hari kiamat
Hari yang menghancurkan jagat Hari itu hari kiamat Hari yang menghancurkan umat
Memang ajaran kiamat dalam agama samawi
kerap dikaitkan dengan kehancuran segala sesuatu, sehingga mengundang
ketakutan. Aroma ketakutan itulah yang hari-hari ini juga dirasakan sebagian
penduduk dunia yang percaya kiamat datang pada 21-12-2012. Orang-orang yang
takut pada kiamat dikategorikan sebagai "eskatofobia".
Kebalikan dari ini adalah para penggemar
hari kiamat yang disebut eskatomania atau mereka yang tergila-gila pada
segala sesuatu terkait kiamat. Orang yang mempunyai "penyakit" ini
akan terus-menerus berbicara tentang akhir zaman. Pokoknya, fantasi mereka
akan kiamat sudah sangat berlebihan. Segala fenomena yang terjadi di dunia
ini terus-menerus dikait-kaitkan dengan akhir zaman. Mereka tidak hanya
berbicara, tetapi juga terjebak dalam praktek beragama yang fatalistis.
Karena merasa kiamat sudah dekat, mereka akhirnya tidak menjalankan aktivitas
sebagaimana kebanyakan umat lainnya, yang percaya pada kiamat tapi masih
menjalankan aktivitas secara sewajarnya.
Konyolnya, saking tergila-gilanya, para
eskatomania ini berani memprediksi kapan persisnya kiamat, termasuk mereka
yang memprediksi 21-12-2012 adalah kiamat. Pada 2011, Harold Camping,
presiden Radio Keluarga di California, memprediksi kiamat bakal terjadi pada
21-05-2011 berdasarkan analisis numerikalnya. Pendeta Mangapin Sibuea,
pimpinan Sekte Pondok Nabi di Bandung, juga pernah menyimpulkan akhir dunia
sudah dimulai pada 10-11-2003 dan kiamat akan berpuncak pada 11-05-2007.
Sepanjang tarikh Masehi, sudah puluhan kali ada prediksi kiamat, dan semua
prediksi meleset.
Padahal ,dalam agama samawi, ada ajaran
bahwa kapan kiamat merupakan hak prerogatif Sang Pencipta. Selain Dia, tak
ada yang tahu kapan waktu persisnya kiamat. Sebenarnya, kalau dikaji, eskatologi
Harold Camping atau Mangapin Sibuea tidak begitu beda dalam isi dengan
eskatologi Kristen mainstream. Tetapi kesalahan fatalnya boleh jadi terletak
pada sikap arogannya yang berani meramal waktu definitif.
Ada yang menganalisis bahwa Harold Camping,
Mangapin, atau mereka yang percaya bahwa kiamat terjadi pada 21-12-2012
sesungguhnya secara tidak sadar hendak menyampaikan protes terhadap kekuatan
mapan yang lebih dominan. Kekuatan itu bisa pemerintah, bisa pula arus besar
agama yang menekan aliran-aliran kecil.
Prof Dr Ahmad Syafi'i Ma'arif juga pernah
menyebutkan bahwa apa yang dilakukan Mangapin (atau Harold Camping) masuk
kategori konsep mesianis yang fatalistis. Keyakinan demikian memang hanya
ilusi yang mengakibatkan orang tidak percaya pada kemampuannya sendiri.
Dengan kata lain, praktek keyakinan semacam itu sesungguhnya sama saja dengan
menipu diri sendiri, atau bagian dari penipuan spiritual.
Bisnis Kiamat
Tapi ada pula yang melihat bahwa demam
kiamat 21-12-2012 sesungguhnya hanyalah merupakan teknik marketing untuk memasarkan produk. Jadi, demi uang, orang tega
berjualan atau berbisnis hari kiamat, seperti yang dilakukan Hollywood. Kita
tentu masih ingat film tentang hari kiamat dengan judul 2012 pada tahun lalu.
Film berbiaya murah, buatan Sony Pictures, yang konon juga didasarkan pada
kalender suku Maya itu mampu meraih US$ 225 juta atau sekitar Rp 2,1 triliun
(Jawa Pos, 17 November 2009).
Sebelum film 2012 meraup untung, untung
besar juga diraih buku yang dijadikan acuan dalam film 2012, yakni buku
berjudul Mystery of 2012: Predictions,
Prophecies & Possibilities, yang disusun Gregg Braden. Menurut buku
ini, peradaban manusia dan alam semesta berakhir pada 21-12-2012.
Selain film atau buku tentang kiamat, masih
banyak hal lain terkait dengan kiamat yang juga bisa mendatangkan uang. Di
Meksiko, tempat peradaban suku Maya kuno berkembang, hari kiamat dianggap
sebagai sebuah peluang. Negeri ini telah menggelar ribuan acara bertema suku
Maya, dan diharapkan tahun ini jumlah wisatawan yang datang naik dua kali
lipat. Di Amerika, Ron Hubbard, pendiri tempat penampungan untuk bertahan
hidup berteknologi tinggi, menikmati ledakan bisnis yang dijalankannya
sepanjang 2012 ini.
Begitulah
beragam ulah manusia menyikapi kiamat. Semoga kita tidak terjebak dalam dua
ekstrem, entah eskatomania atau eskatofobia. Mari kita pegang saja eskatologi
yang seimbang bahwa hari kiamat pasti akan datang, tetapi tentang waktunya
kita tidak tahu. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar