Kecelakaan Lalu Lintas Merenggut Nyawa
dan Merugikan Ekonomi
Douglas Broderick;
United Nations Resident
Coordinator
|
MEDIA INDONESIA,
30 April 2016
SETIAP tahunnya,
kecelakaan lalu lintas tidak hanya merenggut nyawa 1,25 juta orang, tetapi
juga merugikan perekonomian dunia lebih dari US$500 miliar. Selama 20 tahun
ke depan, fakta itu diperkirakan terus menanjak bahkan hingga 65% jika
keselamatan lalu lintas tidak ditingkatkan. Kecelakaan lalu lintas telah
menjadi penyebab utama kematian di kalangan pemuda. Setiap pagi, sekitar 1,8
miliar anak keluar dari rumahnya untuk belajar, tapi kecelakaan membuat 500
dari mereka tidak akan tiba di sekolah atau bahkan kehilangan nyawa.
Sebanyak 26.802 warga
Indonesia menjadi korban jiwa dan lebih dari 125 ribu lainnya menderita
luka-luka karena kecelakaan per tahun. Kenyataannya, angka itu mungkin lebih
tinggi karena banyak kasus di lapangan yang tidak dilaporkan. Kecelakaan lalu
lintas merugikan produk domestik bruto Indonesia sebesar 3,1%. Sekitar 90%
kecelakaan lalu lintas terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah maupun
menengah, seperti Indonesia.
Perserikatan
Bangsa-Bangsa mendeklarasikan 2011 hingga 2020 sebagai Decade of Action for Road Safety. Presiden RI Jokowi telah
membuat kebijakan-kebijakan penting demi meningkatkan keselamatan lalu
lintas, bahkan ketika beliau menjabat Gubernur DKI Jakarta. Kecelakaan lalu
lintas di Indonesia pun sudah berkurang sejak 2009 berkat implementasi
strategi nasional yang menargetkan penurunan tingkat kematian hingga 50% pada
2020.
Benar bahwa kecelakaan
lalu lintas ialah masalah besar, tetapi solusinya pun cukup sederhana:
kualitas jalan yang lebih baik, kendaraan yang lebih aman, pemakaian helm dan
seat belt yang lebih sering,
pengawasan pelanggaran peraturan yang lebih ketat, dan kampanye keselamatan
yang lebih berdampak.
Kualitas jalan yang
baik dapat mengurangi jumlah kecelakaan. Di Indonesia, infrastruktur transportasi
telah ditingkatkan sebagai upaya mencegah tabrakan, termasuk di dalamnya
audit formal di tahap prakonstruksi untuk proyek-proyek jalan baru dan
inspeksi rutin terhadap infrastruktur jalan lama. Investasi sektor swasta
berperan untuk pengembangan jalan dan transportasi publik.
Indonesia membutuhkan
kontribusi sektor swasta untuk memenuhi 70% kebutuhan dana infrastruktur.
Sekitar Rp500 triliun dapat diinvestasikan sektor swasta untuk jalan tol,
tetapi memerlukan mekanisme pembiayaan multitahun berbasis performa yang
efektif. Dengan kerja sama sektor swasta dengan pemerintah Indonesia, skema
risiko proyek-proyek infrastruktur menjadi lebih merata, terlaksana tepat
waktu, dan sesuai anggaran, serta berkualitas baik sehingga menurunkan
potensi terjadinya kecelakaan lalu lintas.
Ketika kecelakaan
terjadi, kendaraan yang lebih aman dapat menurunkan kemungkinan adanya korban
jiwa. Pada 2013, lebih dari 100 juta kendaraan terdaftar secara resmi di
Indonesia. Hampir 90% di antaranya motor dan kendaraan roda tiga, lalu
sisanya mobil, truk berat, dan bus.
Kendaraan yang aman
memiliki standar pengamanan tabrakan langsung yang lebih baik, kontrol
kestabilan elektronik, dan perlindungan bagi pejalan kaki. Peraturan
pemerintah Indonesia yang mendukung keselamatan serta kebutuhan konsumen
terhadap keamanan menjadi insentif bagi produsen kendaraan dan insinyurnya
dalam membuat kendaraan yang lebih sesuai.
Risiko pengguna motor
yang menjadi korban jiwa maupun luka-luka juga dapat diturunkan bila selalu
mengenakan helm. Kenyataannya, dua dari tiga kecelakaan berdampak luka ringan
bagi pengendara motor. Tindakan-tindakan penyelamatan seperti peraturan helm
bagi pengendara dan penumpang motor telah diberlakukan. Namun, sayangnya, 20%
pengendara dan 50% penumpang motor belum mematuhi peraturan itu.
Di sisi lain,
peraturan seat belt baru
diberlakukan pada pengguna mobil yang duduk di depan, tapi tidak di belakang.
Peraturan lalu lintas perlu semakin diperketat demi mengurangi insiden
kecelakaan. Peran polisi di lapangan sangatlah penting agar pengemudi selalu
mematuhi marka jalan baru maupun yang diperbarui, serta tidak melanggar
peraturan lalu lintas yang dibuat pemerintah.
Kampanye keselamatan
pun dapat mengurangi kemungkinan jatuhnya korban. Kepolisian Republik
Indonesia telah menjalankan program Police Goes to Campus yang menjadikan
anak muda dan siswa sebagai agen perubahan untuk keselamatan lalu lintas.
Tantangan dalam mengembangkan program itu ada pada upaya penyebarluasannya ke
seantero negeri. Program-program lain pun telah dilaksanakan demi menurunkan
risiko kecelakaan lalu lintas, seperti pameran lalu lintas dan penyuluhan
kesadaran bagi pengendara taksi motor atau ojek.
Namun, selain itu,
perhatian khusus perlu diberikan kepada siapa pun agar tidak menggunakan
telepon seluler dan internet selagi mengemudi.
Tanggung jawab sosial
perusahaan-perusahaan dapat berperan penting pula.
Institusi-institusi
media nasional maupun regional di Indonesia kini mendukung penuh upaya The Federation Internationale De
L'Automobile (FIA) dan aktris Michelle Yeoh sebagai juru bicaranya, dalam
mengampanyekan program A Safe Road to
School.
Dalam rangka
memperingati Pekan Keselamatan di Jalan (Road
Safety Week) yang digelar setiap tahun, kita harus terus menghargai tiap
upaya Indonesia yang kian memperbaiki keselamatan lalu lintasnya. Meski tidak
semua kecelakaan dapat dihindari, setiap orang dapat berperan memastikan
keselamatan sesamanya.
Perserikatan
Bangsa-Bangsa mendukung penuh pemerintah Indonesia, sektor usaha, dan
kelembagaan masyarakat dalam mengupayakan pengurangan setengah dari jumlah
kematian akibat lalu lintas pada 2020.
Berita buruknya,
sekitar 400 warga Indonesia akan menjadi korban jiwa atau luka-luka karena
lalu lintas setiap harinya. Berita baiknya, kita sudah punya semua solusi
yang dibutuhkan untuk menjadikan mobilitas lebih aman bagi masyarakat.
Marilah kita bekerja
sama untuk semakin memperbaiki lalu lintas dan mengamankan kendaraan. Setiap
dari kita dapat berperan penting dengan selalu mengenakan helm, mengencangkan
seat belt, mematuhi peraturan lalu lintas, dan mengingatkan sesama agar tidak
menggunakan telepon seluler ketika berkendara. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar