Senin, 16 November 2015

Mengelola Stres Ketika Menganggur

Mengelola Stres Ketika Menganggur

Agustine Dwiputri ;  Penulis Kolom “Psikologi” Kompas Minggu
                                                     KOMPAS, 15 November 2015

                                                                                                                                                           
                                                                                                                                                           

Di berbagai negara, sudah jutaan orang menjadi pengangguran kerja dalam beberapa tahun terakhir. Kondisi ini merupakan hilangnya kendali perasaan yang paling berat dan mendalam.

Jika kehilangan pekerjaan terjadi pada kita, ’weker’ yang membuat bangun di pagi hari tak ada artinya lagi, kekhawatiran tak dapat membayar kebutuhan hidup sehari-hari, hilangnya teman kerja, semuanya akan mengempaskan kita dalam sekejap. Bukti medis menunjukkan bahwa kehilangan pekerjaan dan rasa takut yang berlebihan dapat memengaruhi kesehatan, khususnya dengan terjadinya stres.

Menurut Faelten & Diamond (1989), bagaimanapun stres dapat dikelola. Kunci untuk mengendalikan stres adalah dengan belajar untuk melihat segala sesuatu dengan cara tertentu. Stres adalah kesempatan untuk terjadinya pertumbuhan dan kegairahan baru jika dipandang melalui perspektif yang tepat. Orang-orang yang berhasil mengatasi stres biasanya sangat berkomitmen pada hal-hal yang mereka lakukan. Berbagai keyakinan dan kepercayaan diri akan memberi mereka tujuan, yang akan mereka capai melalui krisis tak terelakkan dari kehidupan. Selain itu, orang yang tahan terhadap stres akan mengerahkan berbagai kendali terhadap hidup mereka. Mereka mencoba untuk mengatasi, tidak menyerah atau terpuruk saat krisis menerpa kehidupannya. Mereka berhasil menjaga tekanan internal seperti rasa bersalah dan khawatir. Faelten & Diamond (1989) dalam bukunya, Stress Relief, menyebut tiga faktor untuk mengelola stres ini dengan istilah tantangan, komitmen, dan kontrol.

Tiga faktor sebagai kesatuan

Faktor tantangan meliputi bagaimana Anda memersepsi kondisi menganggur. Segala hal yang terjadi selalu ada hikmahnya. Kehilangan pekerjaan mungkin merupakan awal dari pekerjaan yang lebih baik dan cara hidup yang positif bagi Anda dan keluarga. Waktu untuk melakukan penilaian kembali adalah sebuah kemewahan yang hanya pernah dimiliki oleh beberapa orang saja.

Penilaian yang ketat mengenai hari-hari berikut setelah PHK menjadi sangat penting. Kisah tentang betapa sulitnya untuk dapat bergabung kembali pada tempat kerja semula tidak perlu dibahas lagi. Hal yang penting adalah Anda harus mengambil tindakan untuk memastikan bahwa Anda dapat melawan tahapan pertama, yaitu shock, menyangkal, yang diikuti oleh kecemasan dan stres. Semua rasa ini menyatu dan akan menurunkan pertahanan mental dengan berlangsungnya tekanan hari demi hari, juga dapat menurunkan resistensi tubuh terhadap penyakit fisik.

Jika semua ini lebih dipandang sebagai tantangan dan bukan hambatan, kekuatan untuk melawan reaksi awal akan menjadi lebih besar. Kemudian faktor komitmen atau disiplin sangat diperlukan untuk menggantikan rutinitas kerja. Selain itu, harus juga diperhitungkan risiko bahwa Anda mungkin mulai melakukan kompensasi dengan cara makan berlebihan, minum, dan merokok. Semua ini memerlukan kontrol diri yang kuat untuk menghindarinya. Jika Anda berada pada usia dewasa menengah, rencana aksi yang jelas bahkan lebih penting, sebab pada usia ini, kemungkinan untuk memperoleh pekerjaan tetap kembali, lebih kecil.

Hal-hal yang perlu dilakukan

• Utarakan berita putus kerja secara berhati-hati kepada pasangan atau anggota keluarga Anda setelah merenungkannya sendiri untuk beberapa waktu. Mungkin ada kemarahan, tapi setidaknya salah satu dari Anda perlu mengatasinya dengan tenang.

• Jika Anda merasa sangat terpukul dan sampai tak tertahankan (misal ingin bunuh diri), kirimkan tanda peringatan sesegera mungkin. Sebagai orang yang beragama, mungkin dapat menghubungi ustaz atau pendeta, bisa pula berbagi tekanan perasaan kepada teman dekat. Di kota besar, tersedia beberapa layanan hotline profesional yang bersifat anonim. Mengeluarkan perasaan Anda secara terbuka biasanya merupakan langkah awal yang paling penting. Setelah merasa lebih lega, Anda dapat berpikir dengan tenang.

Di rumah, semua orang akan berada dalam kondisi stres, termasuk anak-anak yang masih lebih rentan terhadap berbagai akibat dari pengangguran. Memang ada masa, tempat, dan tingkat di mana anak-anak harus terlibat dan diberi tahu tentang apa yang telah terjadi. Hal ini perlu dilakukan dengan bijak.

• Tetaplah bangun pada pagi hari. Lakukan berbagai kegiatan yang membuat Anda sibuk, seperti membaca koran, menyiram tanaman, dan membereskan lemari.

• Carilah pekerjaan di tempat lain untuk jenis pekerjaan yang sama, dan tidak menyampingkan perusahaan tandingannya—mereka mungkin saja memerlukan Anda.

• Terus mencari suatu pekerjaan setidaknya yang bersifat paruh waktu. Hal ini meningkatkan kesempatan untuk mendapat pekerjaan yang lebih tetap serta dapat menghabiskan waktu yang terasa sangat membebani diri Anda. Simpanlah dengan rapi berbagai catatan yang baik dari segala sesuatu yang Anda lamar. Ini akan membantu Anda melacak apa yang tengah terjadi dan memberikan rasa bahwa Anda telah berusaha. Hal ini juga membantu orang di sekitar Anda, terutama anak-anak, untuk menghargai betapa Anda terus mencoba untuk membantu mereka. Anak-anak tahu mereka tetap dapat bergantung pada Anda dan Anda tidak kehilangan harga diri.

• Pertimbangkan untuk mengabdikan sebagian waktu Anda menjadi relawan. Dengan begitu, Anda dapat pergi dari rumah setiap hari. Hal ini akan memberi tanda yang baik pada surat lamaran kerja Anda dan memberi kesan bagi calon atasan bahwa Anda berada dalam kondisi tidak tertekan. Hal ini juga memberikan perasaan mampu mengontrol diri.

• Tingkatkan program kebugaran Anda. Anda sekarang memiliki waktu yang lebih leluasa untuk berolah tubuh. Tidak hanya akan mengurangi stres, tapi juga insomnia dan kesedihan.

• Berkenalanlah dengan teman-teman baru untuk menggantikan kehilangan rekan di tempat kerja sebelumnya. Jika mereka juga menganggur, akan tak ternilai harganya ketika mereka juga berbagi mengenai bagaimana mengatasi kondisi masing-masing.

Semoga membantu!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar