Selasa, 20 Agustus 2013

Berebut Citra di Hari Fitri

Berebut Citra di Hari Fitri
Ardi Winangun ;   Pengamat Sosial-Politik
OKEZONENEWS, 19 Agustus 2013



Sepertinya masyarakat menjelang Pemilu 2014 ini menjadi seperti Raja. Menjadi Raja sebab sejak seseorang ditetapkan dalam daftar calon sementara wakil rakyat, orang itu akan mencari, mengunjungi bahkan memberi materi kepada rakyat. Semua keluhan dan keinginan diinventarisir oleh para calon wakil rakyat itu dan semuanya akan diiyakan bila mereka menjadi wakil rakyat. 

Intensitas para calon wakil rakyat dalam bulan Ramadan dan Idul Fitri ini tentu akan meningkat. Sebab Ramadan dan Idul Fitri merupakan media yang strategis untuk mensosialisasikan diri. Saat Ramadhan para calon wakil rakyat yang biasanya tidak pernah puasa menjadi puasa. Mereka yang biasanya tidak pernah taraweh menjadi rajin pergi ke masjid. Tak hanya itu, berbagai kegiatan buka puasa diselenggarakan. Kalau mau jujur tujuan mereka melakukan hal yang demikian bukan untuk memperbanyak amal ibadah di bulan puasa namun untuk menyebarkan citra dirinya agar simpati dan empati tumbuh sehingga di saat coblosan dirinya dipilih oleh rakyat. 

Itu selama puasa, sedang menjelang Idul Fitri ini, partai politik juga berebut citra. Mereka memanfaatkan kelemahan dan kekurangan pemerintah dalam melayani rakyat untuk mudik dengan memberi fasilitas yang menyenangkan, nyaman, aman, dan gratis ketika hendak mudik. Selama perjalanan mudik, masyarakat benar-benar dimanjakan. Tak hanya gratis namun juga diberi makan dan minum, sarung, baju koko, dan bila anggarannya lebih mereka di-sangoni. 

Lihat saja Partai Amanat Nasional untuk merebut hati masyarakat saat mudik tahun ini siap mengangkut 13.559 orang. Masyarakat yang difasilitasi itu adalah masyarakat yang berdomisil di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi yang akan diantar menuju 67 kabupaten atau kota di Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Lampung, dan Sumatera Selatan. 

Tak hanya Partai Amanat Nasional, Partai Demokrat juga melakukan hal yang sama. Diberitakan partai berlambang mercy itu menyediakan 200 bus yang akan mengangkut 10.000 orang dengan tujuan di berbagai kota atau kabupaten di Pulau Jawa dan Sumatera. Partai Demokrat bukan hanya memanjakan pemudik yang berada di Jawa dan Sumatera namun yang pulang kampung ke daerah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara juga difasilitasi dengan menggunakan kapal laut. 

Pastinya partai-partai lainnya pun tak mau ketinggalan dalam memberikan program gratis mudik itu. Bila mereka tidak menjalankan program atau tidak memberi fasilitas mudik, harkat dan martabat mereka akan jatuh di mata masyarakat. Bila demikian maka akan mempengaruhi perolehan suara pada Pemilu 2014.

Apa yang dilakukan oleh partai-partai politik itu perlu diberi apresiasi sebab dengan melakukan kegiatan itu setidak-tidaknya meringankan beban masyarakat. Di tengah beban hidup yang semakin tinggi maka bila masyarakat mengikuti program mudik gratis maka masyarakat tak perlu mengeluarkan biaya lagi. Kemudian masyarakat tidak perlu harus berdesak-desakan di terminal sebab mereka biasanya dikumpulkan di tanah-tanah lapang seperti Lapangan Parkir Timur, Kemayoran, atau Monas. Dari tempat itulah mereka diberangkatkan.

Dengan mengikuti program mudik bersama itulah maka masyarakat menjadi lebih aman dan nyaman. Kegiatan yang demikian mengurangi risiko kriminal dan kecelakaan bagi para pemudik. Bila di terminal mereka terkadang harus berhadapan dengan calo yang sifatnya memaksa dan menipu serta jaminan kenyamanan bus belum tentu sesuai dengan janji para calo.

Program mudik bareng dan gratis itu dilakukan oleh partai politik bukan pada tahun ini saja. Mereka sudah melakukan sejak lama. Mungkin mulai tahun 2004-an. Kegiatan rutin ini terus dilakukan sebagai upaya untuk merawat konstituen dan menabur citra. Menabur citra bahwa partai politik peduli pada masyarakat. 

Dengan kegiatan seperti itu maka masyarakat yang terfasilitasi akan menjadi empati dan simpati pada partai politik yang membuat program. Sehingga adanya keinginan dari pengurus partai politik bahwa tujuan mudik bareng dan gratis itu untuk mendulang suara dalam pemilu akan tercapai. Dengan demikian, partai politik secara diam-diam telah melakukan kampanye. Kampanye bagi partai, calon wakil rakyat, bahkan calon Presiden yang diusungnya.

Mudik bareng dan gratis itu tidak hanya membuat antar partai politik berkompetisi namun partai politik juga harus bersaing dengan perusahaan swasta untuk menjaring para pemudik untuk ikut program mudik bareng dan gratis yang diselenggarakan. Kita tahu banyak perusahaan seperti perusahaan automotif, jamu, bahan bangunan, perbankan, juga mengadakan program mudik bersama. Tujuan perusahaan swasta ini adalah untuk merawat pengecer, agen, pelanggan, dan mensosialisasikan perusahaan kepada masyarakat luas. 

Ketika partai politik dan perusahaan swasta sibuk mengadakan program mudik bareng, pemerintah rupanya tidak mau ketinggalan. Bila pemerintah tidak melakukan hal yang sama maka bisa jadi pemerintah dianggap tidak hadir dalam urusan mudik. Sehingga pemerintah pun memberi fasilitas kepada para pemudik. Pemerintah tak tanggung-tanggung dalam memfasilitasi pemudik untuk mudik. Dalam kesempatan ini pemerintah menyediakan angkutan kapal laut yang bukan hanya mengangkut orang namun juga mengangkut sepeda motor yang mereka bawa. 

Pemerintah, partai politik, dan perusahaan swasta semua berebut citra di jalur mudik. Berebut citra di jalur mudik sebagai buah dari pemerintah yang setiap tahun tidak mampu menyelesaikan masalah di bidang transportasi, infrastruktur jalan, keamanan, dan kenyamanan. Selamat bermudik wahai pemudik, sampai bertemu dalam program mudik tahun depan. ● 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar