Berbagi
kepada Tiga Generasi
Haryono
Suyono ; Ketua Umum Persatuan Wredatama Republik Indonesia
(PWRI)
SUMBER
: SUARA
KARYA, 26 Mei 2012
Tujuh ratus ranting PWRI Jawa Tengah yang dipimpin Goernito dengan
ribuan anggota aktif, lansia muda usia di bawah 70 tahun, lansia dewasa usia di
bawah 80 tahun, dan lansia paripurna di atas usia 80 tahun, siap berkiprah
kembali dalam pembangunan.
Anggota PWRI itu terdiri dari pensiunan gubernur, bupati, wali
kota, camat, anggota DPR dan DPRD yang berasal dari pegawai negeri, lurah
sampai pegawai biasa, termasuk PLKB dan petugas lapangan pegawai negeri
lainnya. Lewat program Peduli Harmoni, mereka siap berjuang mendampingi dan
membantu pemberdayaan tiga generasi, yakni generasi anak-anak dan balita,
generasi muda dan sesama generasi lanjut usia.
Pernyataan itu disampaikan dalam acara simposium PWRI yang digelar
menjelang Hari Lanjut Usia Nasional di Studio TVRI Jateng, Semarang, minggu
lalu. Sebagai mantan Menko Kesra, saya diplot sebagai pembicara bersama mantan
Gubernur Jateng Ali Mufiz dan mantan Rektor Undip Eko Budihardjo dalam
simposium yang dipandu oleh mantan Bupati Jepara Hendro Martojo.
Temanya mengetengahkan peran PWRI dan ribuan anggotanya dalam
menyukseskan pembangunan berkeadilan melalui upaya pengentasan kemiskinan
berbasis keluarga. Selain menyegarkan kembali hidup bergotong royong,
keluarga-keluarga mampu didorong memberikan dukungan kepada keluarga-keluarga
miskin sebagai saudara angkat sesama pensiunan pegawai negeri.
Tekad itu tercetus karena banyak keluarga anggota PWRI di Jateng,
yang tanpa instruksi dari pengurus pusat, berhasil membentuk pos-pos
pemberdayaan keluarga (posdaya) di desa-desa atau di kampung masing-masing.
Banyak di antara keluarga pensiunan anggota PWRI, yang anggota keluarganya
sudah mentas, merasa prihatin melihat keluarga di sekitarnya masih miskin dan
memerlukan bantuan.
Di antara mereka bahkan sepakat mengangkat keluarga miskin di
sekitarnya dengan memberikan bantuan yang bervariasi. Ada yang secara
bergiliran menjamin bantuan bahan pokok agar kalau keluarga miskin itu bekerja,
hasilnya tidak habis untuk konsumsi. Ada yang sepakat mengambil anak-anak keluarga
miskin dan menanggung biaya sekolah mereka sebagai persiapan memotong rantai
kemiskinan dan memberikan harapan hari tua keluarganya. Ada pula yang
memberikan dukungan kepada keluarga miskin yang masih muda untuk mengikuti
kursus keterampilan dan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik sebagai usaha
memutus rantai kemiskinan.
Para anggota merasa mendapat angin sejuk, karena PWRI secara resmi
mencanangkan gerakan pembangunan berkeadilan sebagai wujud pengabdian yang
ikhlas. Khususnya, dalam mengisi masa pensiun mereka dengan mendampingi rakyat
banyak yang sedang berjuang memotong rantai kemiskinan, mendidik anak cucu,
mengembangkan budaya hidup sehat, membangun entrepreneur sederhana dan
memelihara lingkungan agar memberikan manfaat bagi perbaikan gizi serta kelestarian
alam semesta.
Dengan arahan itu, para anggota PWRI Jateng bertekad dalam waktu
singkat di setiap ranting, yang jumlahnya ada 700 buah, segera dikembangkan
posdaya sebagai model agar anggota lainnya dapat mencontoh dan membangun
posdaya bersama masyarakat di lingkungan masing-masing. Pembangunan posdaya itu
sekaligus akan mewujudkan cita-cita PWRI untuk membuka cakrawala baru bahwa
menjadi penduduk lansia bukan akhir segalanya. ●
Tidak ada komentar:
Posting Komentar