Pesantren
di Amerika (1)
Imam Shamsi Ali ; Presiden Nusantara
Foundation
|
REPUBLIKA,
16 Januari
2018
Walaupun telah
berkali-kali disampaikan sebelumnya, niat mulia mendirikan pesantren di
Amerika Serikat masih menjadi pertanyaan menarik bagi sebagian orang. Selain
karena keunikan pesantren itu sendiri sembagai institusi pendidikan Islam
khas Nusantara, juga karena memang persepsi sebagian orang seolah-olah
hak-hak beragama orang Islam di Amerika dibatasi. Terlebih lagi pasca
terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS yang memang dikenal kurang
bersahabat.
Saya ingin mengatakan,
bahwa proyek ini adalah proyek yang besar dan serius, sekaligus unik dan
mulia. Saya katakan besar karena memang terbangun di atas visi besar. Visi
untuk menyampaikan Islam yang anti thesis dari pemahaman yang dikembangan
oleh media massa dan sebagian yang kurang paham atau kurang senang dengan
Islam. Yaitu Islam yang mengedepankan dialog dan kerjasama dalam membangun
dunia yang lebih damai dan aman. Islam yang sejalan dan senyawa dengan
kemajuan dan modernitas, yang menjunjung tinggi toleransi dan keadilan.
Intinya Islam yang
didambakan oleh “common sense” kemanusiaan kita, yang kira-kira tersimpulkan dalam
kalimat: “rahmatan lil-alamin”.
Saya katakan serius karena
memang memerlukan keseriusan. Proyek ini memerlukan pemikiran, perencanaan
dan kerja yang serius. Dari proses pencarian lokasi, penggalangan dana,
pembangunan sarana pra sarana, bahkan perencanaan aktitiftas pendidikan,
semuanya memerlukan keseriusan yang besar. Membangun pesantren di Indonesia
mungkin hal biasa. Tapi merencanakan pembangunan pesantren di Amerika, kata
orang Amerika: “is not a game” (bukan main-main).
Saya katakan unik karena
pesantren adalah institusi pendidikan yang unik di dunia. Adanya hanya di
Indonesia, atau Asia Tenggara termasuk Malaysia. Pendidikan Islam ada di
mana-mana dan semua bisa mempelopori berdirinya sekolah Islam. Tapi ketika
institusi itu disebut pesantren maka itu khas, yang tidak dimiliki oleh dunia
lain.
Keunikannya juga karena
proyek ini berada di bumi yang jauh dari Nusantara. Tapi di atas semua itu,
proyek ini menjadi unik karena pesantren ini berada di negara yang dianggap
super power dunia.
Dan saya katakan mulia
karena membangun pesantren ini, tidak saja akan membawa kepada kemuliaan
dunia. Tapi yang terpenting dari semua itu adalah kemuliaan ukhrawi.
Institusi pendidikan adalah pusat pembangunan generasi masa depan. Dan
karenanya selama dunia masih eksis selama itu pula pesantren ini membawa
kebaikan. Mulialah mereka yang mengambil bahagian di dalamnya karena kebaikan
tiada henti hingga akhir zaman.
Alasan-alasan
utama
Untuk lebih jelasnya
berikut saya sampaikan beberapa alasan utama kenapa sebuah pondok pesantren
didirikan di Amerika. Pertama,
Indonesia adalah negara dengan penduduk Muslim terbesar dunia. Sementara
asumsi yang berkembang di dunia Barat, termasuk di Amerika adalah bahwa Islam
itu agama Arab atau Timur Tengah. Maka menampilkan sebuah pendidikan Islam
yang khas Indonesia akan mengenalkan Indonesia sebagai negara Muslim terbesar
dunia.
Kedua, persepsi tentang
Islam yang berkembang di dunia Barat, termasuk Amerika, seolah Islam adalah
agama yang kasar, kaku, intoleran, bahkan menjadi ancaman bagi perdamaian
dunia. Lebih jauh lagi Islam adalah agama yang bertentangan dengan
kemajuan dan nilai-nilai modernitas,
seperti kebebasan, kesetaraan dan keadilan. Dengan menampilkan instiusi
pendidikan yang berkarakter Indonesia, sedikit banyaknya akan menjawab
kesalah pahaman itu. Karena Indonesia adalah negara yang berpenduduk
mayoritas Muslim tapi sekaligus mampu merangkul semua nilai-nilai universal
tersebut.
Ketiga, Indonesia dengan segala kebesarannya
relatif belum dikenal di Amerika dibandingkan bahkan dengan negara-negara
Asean lainnya. Jika Thailand misalnya dikenal dengan culinarinya di Amerika,
maka barangkali Indonesia akan dikenal dengan sistim pendidikan Islamnya yang
khas.
Keempat, bangsa Indonesia
punya sejarah besar di masa lalu. Salah satunya adalah bahwa Indonesia pernah
menjadi salah satu pusat keilmuan Islam, minimal pada tataran Asia saat itu.
Bahkan beberapa ulama Indonesia ditokohkan dunia, dan menjadi rujukan
ilmu-ilmu Islam. Saat ini semua itu tinggallah sejarah. Dengan pesantren ini
kita harapkan ada ulama-ulama Indonesia yang akan kembali akses
internasional. Dan lebih unik lagi karena kebangkitan itu terjadi di Amerika
Serikat.
Kelima, Islamophobia yang
meninggi di Amerika dominannya disebabkan karena kesalah pahaman terhadap
agama ini. Dan karenanya cara terbaik untuk merespon Islamophobia ini adalah
dengan mengadakan pendidikan yang menyeluruh, sesuai kebutuhan masyarakat
sekitar.
Keenam, pendirian
pesantren di Amerika ini juga menjadi “test case” (ujian kasus) bagi Amerika
dalam tolerasi, kebebasan beragama, HAM dan keadilan untuk semua (justice for
all). Kita mengenal Amerika menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi,
kebebasan beragama (religious freedom), hak-hak asasi manusia (termasuk hak
agama/ibadah), serta keadilan untuk semua. Dan karenanya kita berupaya
semaksimal untuk memenuhi persyaratan bagi berdirinya sebuah pondok (boarding
school) ini. Dan jika persyaratan-persyaratan dipenuhi, dan Amerika
menolaknya berarti Amerika melakukan pelanggaran pada nilai-nilai (values)
yang dibanggakannya.
Ketujuh, dengan segala
dinamika yang terjadi di Amerika, negara ini tetap sebagai negara super power
dunia. Sekecil apapun karya yang dilakukan di negara ini, dikarenakan posisi
Amerika, akan memberikan dampak besar kepada dunia lainnya. Harapannya
pesantren ini akan berdampak positif dan berkontribusi kepada terbangunnya
hubungan yang semakin baik antara Amerika dan dunia Islam, khususnya
Indonesia.
Lalu program-program apa
saja yang akan dilakukan untuk meraih tujuan-tujuan mulia di atas? Dan apa
pula tantangan-tantanan yang akan dihadapi dalam proses pembangunannya? ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar