Jumat, 03 November 2017

Pendidikan Perempuan dan Masa Depan Bangsa

Pendidikan Perempuan dan Masa Depan Bangsa
Sri Mulyani Indrawati;  Menteri Keuangan RI
Retno LP Marsudi;  Menteri Luar Negeri RI
                                                  TEMPO.CO, 02 November 2017



                                                           
Pada 1978, kami berdua memulai pendidikan di Sekolah Menengah Atas 3 dan 4 di Semarang. Sekolah kami kemudian melebur menjadi SMA Negeri 3 Semarang, yang terletak di Jalan Pemuda, jalan utama di jantung Kota Semarang, dengan bangunan anggun bergaya kolonial. Bangunan berwibawa tersebut memang mencerminkan reputasi sekolah tersebut saat itu, yang terkenal dengan kedisplinannya yang sangat tinggi.

Di sekolah kami, semua murid laki-laki dan perempuan memiliki kesempatan sama untuk belajar dan berprestasi. Ini sebuah kesempatan yang pada masa R.A. Kartini muskil diperoleh. Fasilitas sekolah dilengkapi laboratorium kimia, fisika, dan biologi serta laboratorium bahasa yang luar biasa bagus. Kami beruntung menikmati kualitas sekolah dan proses belajar yang termasuk terbaik di Indonesia. Tidak hanya belajar di kelas, kami juga sangat menikmati kegiatan ekstrakurikuler olahraga, seperti menjadi anggota tim basket dan voli atau karate, paduan suara, dan pasukan pengibar bendera, bahkan Sri Mulyani pernah menjadi Ketua Organisasi Siswa Intra-Sekolah (OSIS).

Hampir 40 tahun kemudian tentu kami tidak menyangka akan bertemu dan bekerja sama dalam tim kabinet Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Jika satu sekolah bisa menghasilkan Menteri Keuangan perempuan pertama dan Menteri Luar Negeri perempuan pertama di republik ini, sekolah itu dan segenap proses pendidikannya patut diberi acungan jempol. Selain kami berdua, banyak teman alumnus SMA tersebut yang berprestasi.

Selain dukungan dari orang tua, harus diakui bahwa peran para pendidik, termasuk kepala sekolah, sangat penting dalam membentuk karakter dan kepercayaan diri untuk terus maju dalam kehidupan anak didik selanjutnya. Mereka memberi atensi dan motivasi kepada setiap anak didik dan menganggap setiap individu merupakan benih yang punya potensi untuk tumbuh jika disirami ilmu, kegiatan organisasi, dan pembentukan nilai-nilai luhur Indonesia. Mereka senantiasa mengingatkan kami bahwa murid laki-laki dan perempuan mempunyai kesempatan yang sama untuk meraih bintang.

Karena jumlah saudara kandung kami yang cukup banyak, orang tua kami hanya mampu menyekolahkan kami di sekolah negeri. Tapi mereka mendorong kami agar dapat diterima di sekolah negeri terbaik dan memacu kami untuk mencapai prestasi terbaik. Selain kegiatan akademis, kami aktif dalam berbagai kegiatan organisasi sekolah yang cukup mengasah kemampuan soft skill kami dalam berinteraksi dan bekerja sama dalam satu tim untuk mencapai tujuan kolektif. Setelah tiga tahun di SMA, kami berdua pun lulus dengan peringkat terbaik dan meneruskan mimpi kami ke jenjang pendidikan tinggi pilihan masing-masing.

Saat ini, pemerintah cukup memberikan perhatian yang besar kepada pembangunan manusia. Pengalokasian anggaran pendidikan secara konsisten mencapai 20 persen dari dana total Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau sekitar Rp 440 triliun. Partisipasi perempuan dalam pendidikan cukup baik dengan rasio 1 banding 1 antara jumlah laki-laki dan perempuan. Penduduk Indonesia saat ini mencapai sekitar 260 juta jiwa dengan proporsi perempuan mencapai setengahnya. Potensi ekonomi mereka luar biasa dan peran strategis mereka dalam keluarga sangat penting.

Kini 45 persen tenaga kerja Indonesia bekerja di sektor usaha kecil dan menengah (UKM). Pertumbuhan UKM yang dijalankan perempuan cukup besar, yaitu lebih dari 50 persen. Jadi, meskipun partisipasi perempuan sebagai tenaga kerja di sektor formal hanya mencapai 32 persen, kontribusi mereka dalam menciptakan lapangan kerja melalui UKM cukup signifikan.

Belum lama ini, Laporan Pembangunan Dunia (World Development Report) menyimpulkan, negara-negara yang membuat investasi signifikan pada pembangunan manusianya akan mempunyai korelasi yang kuat pada pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan peningkatan pendapatan. Laporan tersebut menyimpulkan, sekolah tanpa proses belajar yang efektif dan benar akan menghilangkan kesempatan pengembangan diri bagi anak didiknya.

Presiden Jokowi menyadari sepenuhnya bahwa pengalokasian dana pendidikan yang tinggi perlu dibarengi dengan proses belajar yang efektif. Fokus perbaikan harus diarahkan pada kualitas sekolah. Kami berharap kualitas sekolah sekarang sama atau bahkan lebih baik daripada kualitas SMA 3 sewaktu kami bersekolah dulu.

Pemerintah berupaya agar keterbatasan ekonomi keluarga tidak menjadi kendala bagi anak-anak. Melalui Program Indonesia Pintar, pemerintah memberikan bantuan dana pendidikan tunai dari APBN bagi penduduk termiskin berusia 6–21 tahun. Saat ini sudah 20,3 juta anak usia sekolah yang mendapat bantuan tersebut.

Nanti, merekalah yang menjadi penggerak ekonomi menuju pertumbuhan yang makin inklusif dan jumlah kelas menengah yang makin besar serta merata. Peran perempuan merupakan bagian yang sangat integral dalam proses menuju rakyat yang adil dan makmur.

Semoga akan lahir lebih banyak lagi Kartini baru dengan pemikiran cemerlang dan berkomitmen memajukan bangsa. Semoga Indonesia akan terus melahirkan Srikandi mumpuni yang turut membawa bangsa ini ke masa keemasannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar