Somewhere in Time
Azrul Ananda
; Dirut Jawa
Pos Koran
|
JAWA
POS, 01 April 2015
Azrul,
tulisanmu tambah berat. Santai, tapi tema kok berat. Yang happy-happy lagi
dong. Oke! Apa film favorit Anda?
***
I love watching movies. Walau cita-cita bikin film
komedi belum tercapai, kalau sempat, saya selalu berusaha nonton film.
Khususnya komedi. Terserah komedi romantis, komedi rada jorok, komedi parodi,
pokoknya yang berfungsi menghibur dan ’’mengisi’’ hati.
Ini sejalan
dengan kesukaan saya nonton sitcom.
Selain
komedi, saya juga suka drama romantis (cieee…). Fungsinya bukan untuk
menghibur hati, tapi untuk ’’mengisi hati’’. Ending-nya tidak selalu happily
ever after, tapi selalu bisa membantu membuat hidup kita terasa lebih
’’penuh’’.
Jadi, intinya,
saya suka film komedi dan romantis. Pokoknya yang bukan menakut-nakuti atau
bunuh-bunuhan. Semua yang kenal saya mungkin sadar, kalau adegannya serem
atau tegang, saya selalu menutup mata dan menutup telinga wkwkwkwkwk…
Kesukaan ini
tidak spesial. Jutaan, bahkan mungkin miliaran, orang sedunia punya kesukaan
yang sama. Lihat saja sekeliling kita. Mungkin sangat jarang orang yang
mengaku nggak suka nonton film.
Nah,
perhatikan lagi orang-orang sekeliling, lalu coba ingat-ingat atau perhatikan
film jenis apa yang mereka suka. Kalau bisa, perhatikan film favorit mereka,
film nomor satu mereka apa.
Terus terang,
kadang saya menggunakan itu sebagai salah satu alat ukur. Alat menilai
kira-kira orang itu tipe seperti apa. Bahkan bisa menilai level critical thinking-nya
seperti apa.
Kadang saya
pengin film masuk kurikulum pelajaran sekolah. Saya berpendapat demikian juga
gara-gara dulu kuliah. Ada satu semester kelas English, tepatnya English
critical thinking dan menulis, yang habis hanya untuk membahas satu film.
Ya, satu film
(dan novelnya) untuk satu semester!
Filmnya
adalah Love Story, keluaran 1970. Dibintangi Ryan O’Neal dan Ali MacGraw.
Film itu berdasar novel pendek (hanya sekitar 90 halaman) karya Erich Segal.
Judul novelnya sama.
Selama satu
semester, kami diminta membaca novelnya, menulis resensi tentang novel
tersebut. Kemudian, kami diminta menonton filmnya. Bahkan, kami menonton
filmnya bersama di kelas. Kemudian, kami diminta menulis lagi resensi tentang
filmnya. Tidak cukup sampai di situ, kami lantas diminta menulis lagi tentang
perbandingan antara novel dan filmnya.
Satu semester
untuk Love Story!
Seru ya
kelasnya…
Dasar suka
film model begituan, satu semester pun berjalan mengasyikkan. Nilai akhirnya
pun mengasyikkan. Ikut membantu jalan saya meraih cum laude.
Saya tidak
akan cerita isinya apa, dan mengapa film (dan novelnya) luar biasa untuk
critical thinking. Silakan nonton dan baca, dan ’’kuliah’’ sendiri.
Jangan lupa
YouTube theme song-nya (karya Francis Lai). Anda mungkin sudah kenal lagu itu
atau tidak menyangka bahwa itu dari novel dan film yang saya tulis di atas.
***
Bukan. Film
favorit saya bukan Love Story.
Film favorit
saya baru muncul sepuluh tahun kemudian. Keluaran 1980, berjudul Somewhere in
Time. Yang main? Christopher Reeve (ya, si Superman) dan Jane Seymour.
Dulu kali
pertama nonton film ini waktu SMP. Kalau tidak salah yang memutarnya SCTV.
Momen ketika Richard Collier (Reeve) melihat foto Elise McKenna (Seymour) di
museum Grand Hotel melekat terus di kepala saya.
Ceritanya pun
menukik tajam saat mendekati akhir. Ada yang bilang itu sad ending. Kalau
menurut saya, itu justru happy ending.
Saking
sukanya dengan film itu, ketika kali pertama sekolah di Amerika (setelah
lulus SMP), saya langsung membeli video VHS-nya (belum ada DVD) dan CD
soundtrack-nya. Saya masih menyimpannya sampai sekarang (plus menambah
koleksi dengan DVD special edition-nya).
Sampai hari
ini, theme song film itu (oleh John Barry) masih sering saya putar. Begitu
pula musik yang sering nongol di dalamnya (dikutip sebagai musik favorit
karakter utamanya), Rhapsody on a Theme
of Paganini…
Sekali lagi,
saya tidak akan menulis tentang cerita film itu. Silakan nikmati sendiri.
Siapa tahu Anda mendapatkan pengalaman/pencerahan seperti saya…
Film ini
memang bukan superpopuler, tapi termasuk punya penggemar/pengikut yang kuat.
Setiap tahun, Grand Hotel di Mackinac Island, Michigan, tempat cerita
berlokasi, menggelar festival Somewhere
in Time (di bulan Oktober). Impian saya kelak ikut acara tersebut…
Anyway, apa
film favorit Anda? Coba pikirkan top five film sepanjang masa Anda apa.
Mungkin itu bisa menyimpulkan Anda orang tipe seperti apa. Tanya ke teman
Anda, apa top five film sepanjang masa mereka. Mungkin Anda bisa lebih tahu
tentang teman Anda lebih dalam…
Ini top five
saya:
Satu. Somewhere in Time, seperti ditulis di
atas.
Dua. Sleepless in Seattle. OMG! Tom Hanks
satu almamater dengan saya. Meg Ryan (waktu muda, bukan sekarang) adalah
aktris idola saya. Dan Seattle kota pertama yang saya kunjungi ketika mulai
sekolah di Amerika.
Tiga. American Pie. Karena ini film yang
’’jujur’’ dan jujurlah, semua orang –khususnya laki-laki– melewati fase hidup
yang sama…
Empat. There is Something About Mary. Ada
sesuatu tentang film ini yang membuatnya tetap seru ditonton ribuan kali.
Lima. The Fault in Our Stars. Yang terakhir
ini baru masuk daftar saya tahun lalu, menggeser yang lain. Terus terang,
saya belum pernah membaca novel yang menjadi basisnya. Tapi, ketika menonton
filmnya di bioskop, wow! Sampai saya mengulanginya menonton di bioskop empat
kali!
Ya, ada
film-film blockbuster yang disukai miliaran orang. Misalnya, Jurassic Park,
The Avengers, Transformers, dan lain-lain. Menonton film-film itu termasuk
hiburan wajib buat saya. Tapi bukan sesuatu yang ’’mengisi hati’’ sehingga
tidak masuk daftar favorit saya.
Kalau ada
teman Anda yang menyebut film-film blockbuster seperti itu sebagai favorit?
Well, pasaran banget sih. Kurang ’’dalem’’. Wkwkwkwk…
Anda mungkin
juga bertanya, kenapa tidak ada film Indonesia dalam daftar lima besar saya?
Bukannya saya tidak suka, tapi jawabannya agak kompleks. Mungkin untuk tema
Happy Wednesday di lain kesempatan! ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar