Tawur dan
Perspektif Mutagen
Yohanes Eko Nugroho ; Guru mapel IPA Terpadu SMP 2 Ungaran
Kabupaten
Semarang
|
SUARA
MERDEKA, 05 November 2012
Dilematis, mengingat penggunaan zat aditif
sintetis dalam jajanan anak sekolah sudah mendapat izin BPOM Terkait dengan
tawur antarpelajar, beberapa pihak berpendapat kasus itu merupakan bukti
kegagalan pendidikan karakter. Namun tidak dimungkiri ada pemicu lain,
semisal pengaruh tayangan kekerasan di televisi, tingkat emosi siswa, dan
sebagainya.
Ada catatan menarik ketika penulis, selaku
wali kelas, mendampingi guru Bimbingan dan Konseling (BK) memanggil orang tua
dari beberapa siswa yang terlibat tawur. Salah satu orang tua mengatakan,
’’Sak eling kula (si anak-Red) mboten gadhah watek kados mekaten. Tumindak
anak kula benten sanget saking tiyang sepuhipun, watek niku turun sinten?’’
Orang tua itu menjelaskan bahwa
sepengetahuannya si anak tak punya watak senang berkelahi. Perbuatan anak itu
sangat berbeda dari sifat orang tuanya. Dia justru mempertanyakan sifat atau
watak tersebut meniru siapa? Penjelasan itu mengusik penulis mengingat
bertentangan dengan sudut pandang empiris dan ilmiah.
Mendasarkan fakta empiris, ’’Buah jatuh tak
jauh dari pohonnya’’. Dalam konteks itu, kita bisa menafsirkan bahwa sifat
siswa yang sering terlibat tawur tidak jauh dari sifat orang tuanya. Dari
kacamata ilmu biologi, gen yang tersusun oleh 23 pasang kromosom di dalam sel
zigot, didapatkan dari 23 kromosom sel telur ibu dan 23 kromosom sel sperma
ayah.
Hal itu berarti kromosom yang menyusun gen
anak diwarisi dari orang tuanya. Namun bila kita mengaitkan dengan pernyataan
orang tua siswa tadi, justru timbul pertanyaan. Mungkinkah materi
genetik deoxyribonucleic acid (DNA) dan ribonucleic acid (RNA) bisa berubah
(mutasi) karena suatu sebab sehingga berdampak pada penyimpangan sifat anak,
yang sangat berbeda dari sifat orang tuanya (ayah atau ibu)?
Beberapa studi ilmiah menyatakan bahwa
bahan karsinogenik merupakan penyebab mutasi gen (mutagen). Karsinogenik
sebagai bahan inisiator akan berinteraksi dengan DNA dan RNA untuk
menginduksi terjadinya mutasi, dan bersifat irreversible (tak bisa
diubah). Pemaparan beruntun inisiator dapat memperbanyak mutasi baru.
Tingkat
Hiperaktivitas
Salah satu bahan karsinogenik adalah zat
aditif sintetis yang mendominasi komposisi dalam jajanan anak sekolah, baik
berupa minuman maupun makanan, yang biasa dijual di kantin atau PKL di
lingkungan sekolah. Jurnal medis terkemuka, The Lancet edisi November 2007
mengunggah hasil penelitian yang menyebutkan zat pewarna sintetis dapat
meningkatkan hiperaktivitas anak.
Hiperaktivitas adalah keterciptaan kondisi
yang membuat anak sulit mengontrol perilaku dirinya. Anak yang mengonsumsi
makanan berzat pewarna sintetis dalam waktu lama lebih berisiko menunjukkan
tanda-tanda hiperaktif. Bagaimana dengan anak-anak kita, yang 12 tahun
bersekolah, dari jenjang SD hingga SMA/SMK, dan tiap hari mengonsumsi
makanan dan minuman yang kaya akan zat pewarna sintetis?
Beberapa jenis zat pewarna sintetis yang
populer dan biasa dipakai dalam berbagai makanan dan minuman berasa buah,
yang bisa mengakselerasi hiperaktivitas, antara lain tartrazine, sunset
yellow, ponceau, allura red, dan quinoline yellow.
Dilematis, mengingat penggunaan zat aditif
sintetis dalam jajanan/ makanan atau minuman anak sekolah itu sudah mendapat
izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Karena itu, perlu materi
mapel IPA yang intens, tidak hanya sebatas teori tentang efek negatif zat
aditif sintetis.
Seyogianya mapel IPA tetap tercantum dalam
struktur kurikulum, namun isi kurikulum itu tidak terlalu gemuk seperti
sekarang. Selain itu, perlu pemfilteran sesuai tingkat perkembangan kognitif
siswa dan mengacu pada kecakapan hidup. Harapannya, guru IPA mempunyai ruang
lebih luas untuk mengembangkan pembelajaran secara lebih bermakna dan
berkarakter. Minimal, dengan belajar IPA pelajar lebih peduli terhadap arti
penting kesehatan untuk dirinya, semisal membangun sikap selektif terhadap
makanan dan minuman yang berzat aditif sintetis. ●
|
saya mahasiswa dari Universitas Islam Indonesia
BalasHapusArtikel yang sangat menarik,terimakasih ya infonya :)