Harapan dari
Sel Punca
Sultana MH Faradz ; Dosen Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro
|
SUARA
MERDEKA, 19 November 2012
Beberapa terobosan bidang biologi antara
lain Teori Darwin dan Hukum Mendel pada abad ke-19 membawa ilmu biologi ke
babak baru yang ditandai dengan perkembangan sangat cepat, diikuti berbagai
penemuan bersejarah semisal penemuan struktur DNA oleh Watson dan Crick,
serta berbagai teknik molekuler.
Dalam beberapa
dekade terakhir, perkembangan makin pesat, semisal ada temuan teknik
polymerase chain reaction (PCR) yang bisa membuat salinan deoxyribonucleic
acid (DNA). Kemudian, teknik sequencing DNA untuk mengetahui urutan basa
dalam DNA.
Terkait dengan kerancuan
kelamin sebagai penyakit genetik, kita bisa membahas bahwa kelainan alat
kelamin bervariasi, dari hipospadia (kelainan saluran kencing laki-laki)
hingga bentuk alat kelamin luar (perempuan atau laki-laki) yang tidak normal.
Kelainan ini sering
tidak diketahui atau tidak dicari kepastian diagnosisnya sedini mungkin. Awam
biasa menyebut sebagai kelamin ganda karena dari bagian terluar alat kelamin
sepintas terlihat ada penis dan vagina.
Sejatinya, istilah
medis yang benar adalah kerancuan atau ketidakjelasan kelamin (ambiguous genitalia). Bahkan dalam
kepustakaan terbaru istilah itu digantikan menjadi disorder of sex development atau gangguan perkembangan kelamin
yang lebih bisa diterima keluarga.
Sejak Tim
Penyesuaian Kelamin RSUP Dokter Kariadi terbentuk tahun 1989 dan
pembukaan Laboratorium Genetika Fakultas Kedokteran Undip tahun 1999,
termasuk kerja sama dengan beberapa sentra di luar negeri seperti Belanda dan
Australia, diagnosis dan pengelolaan pasien kerancuan kelamin menjadi
lebih baik.
Pasien atau
keluarga yang anaknya punya problem jenis kelamin tidak jelas, yang tadinya
disembunyikan sebagai aib, atau membiarkan anak itu dengan gangguan
psikologis tanpa penyelesaian, tergugah untuk memeriksakan diri.
Akhir-akhir ini tiap bulan ada kasus seperti ini, bahkan kadang dalam
seminggu lebih dari satu orang.
Keadilan
Global
Kemajuan terbaru
lainnya adalah penemuan sel punca (stem cell) yang bisa menggantikan sel
rusak atau mati. Seperti diketahui, tak semua sel tubuh dapat meregenerasi
(memperbarui diri), semisal sel saraf. Pengetahuan tentang sel punca sudah
lama dikenal namun baru pada akhir dekade ini diketahui pemanfaatan yang
lebih menjanjikan.
Sejumlah penelitian
mengenai sel punca diharapkan lebih memperkaya ilmu dan pengetahuan bidang
biologi yang berdampak pada strategi baru pengobatan penyakit yang belum bisa
disembuhkan. Jutaan penderita menunggu penerapan teknik pembiakan sel punca
ini untuk mengobati diabetes mellitus, infark jantung, Alzheimer, dan
Parkinson, yang pada tahap penelitian terbukti berhasil.
Kalangan medis luar
negeri sudah banyak memanfaatkan sel punca. Pakar Indonesia pun banyak
menerima tawaran dari para ahli luar negeri untuk memulai mempraktikkan
pemanfaatan sel punca. Sejumlah peneliti Indonesia sudah mulai meneliti sel
itu, termasuk pemanfaatannya. Saat ini penelitian lebih terfokus ke aspek
hilir, dimulai oleh industriwan yang mengembangkan pemanfaatan sel punca yang
berada di tali pusat (umbilical cord).
Menuju visi sebagai
universitas riset, Universitas Diponegoro akan menyelenggarakan lokakarya
internasional, membahas topik biologi klinik dengan sel punca pada 23-25
November 2012 di Semarang. Kegiatan yang menampilkan pembicara dari
Indonesia, Belanda, Jepang, Australia, Thailand, Singapura, dan
Malaysia itu diharapkan bisa membumikan temuan baru teknologi dan
pengetahuan.
Bila kita kaitkan
dengan keadilan global, pemanfaatan itu tak hanya menjadi monopoli beberapa
negara. Kepesatan perkembangan ilmu pengetahuan di bidang biologi perlu
disertai dengan penerapan dan pemanfaatannya demi hajat hidup orang banyak.
Dengan kepesatan
perkembangan ilmu biologi, kita berharap praktisi dan ilmuwan bidang biologi
dan kedokteran di negara berkembang, termasuk Indonesia dan Jateng, bisa
cepat menyelaraskan pengetahuan terkini mereka dengan capaian praktisi dan
ilmuwan di negara maju. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar