Jalan Gelap Jalan Terang Renny Djajoesman
Jodhi Yudono ;
Menulis Esai di media sejak
tahun 1989;
Kini menulis Berita dan Kolom di
KOMPAS.COM
|
KOMPAS.COM, 16 Juni
2016
"Nggak ada jalan
hitam sehitam yang saya lalui," kata Renny di Masjid Pondok Indah,
Jakarta Selatan, Senin 13 Juni 2016 pada acara diskusi album Renny yang
berjudul "Sujud".
Renny Djajoesman,
rocker dan pelakon teater, mengaku sudah bertobat atas semua dosa yang pernah
dilakukannya dalam hidup. Renny mengaku sudah mentok dengan semua polahnya
yang menumpuk dosa. Semua perbuatan yang berakibat dosa pernah dia lakukan,
kecuali membunuh. Itulah sebabnya, dia berani memastikan kepada peserta
diskusi bahwa jalan hidupnya pasti lebih legam dibanding semua orang yang ada
di acara tersebut.
Hari-hari sebelum tiba
pada kesadaran akan sorga dan neraka, adalah hari-hari penuh huru-hara dan
hura-hura. Hampir semua perbuatan dosa pernah dia lakukan. Berjudi, minuman
keras, narkoba, adalah di antara perbuatan dosa yang dilakukannya sebagai
seorang muslimah.
Kepada saya Renny
bercerita, kesadaran itu baru terjadi dua tahun lalu. "Tahun 2014 saat
bulan ramadan, sehabis dua hari dua malam bermain judi di rumah teman.
Tatkala pagi hari pulang ke rumah, tiba-tiba terjadi revolusi jiwa yang membuat
chaos dalam jiwa saya. Tubuh terasa tak karuan disertai sesak nafas yang
hebat. Akhirnya saya minta dibawa ke rumah sakit. Di RS saya dichek selama
tiga hari, tapi tak ditemukan penyakit serius. Yang terpikir saat itu saya
hanya membutuhkàn pertolongan spiritual," Renny berkisah.
Akhirnya kelahiran
Semarang, 2 Januari 1959 ini pun mengontak seorang kawan musisi yang telah
menjadi pendakwah, Yuke Sumeru namanya. Tapi sebagai ustadz di bulan ramadan,
rupanya jadwal Yuke padat.
Melalui telepon Yuke
menyarankan agar Renny terus beristighfar, "Saat itu saya tanya
istighfarnya gimana Yuk? Akhirnya dia ajari saya," sambung Renny.
Selama di RS perasaan
Renny tak karuan. Galau, paranoid, sakau (ketagihan narkoba yang sangat).
Keringat pun terus bercucuran. Kemudian Renny kepikiran, agar hatinya tenang
dia pun minta supaya Ryu, cucu pertama dari puterinya, Yuka Mandiri, untuk
tidur disampingnya.
"Saat Ryu saya
peluk, dia berbisik di telinga saya....'Tinie (panggilan sayang Ryu kepada
Renny) jangan ngerokok terus dong, jangan pergi-pergi main kartu terus,
akhirnya Tinie sakit, lebih baik Tinie shalat aja, biar gak sakit-sakit.' Itu
kalimat cucu saya yang kengembalikan kesadaran saya pada Allah," ungkap
Renny.
Sejak tahun 1990 saya
sudah mengenal Renny. Saya sebagai wartawan musik, Renny sebagai penyanyi.
Sejak berkenalan, kami langsung dekat. Sikapnya yang terbuka dan bersahabat,
membuat kami nyaris tak berjarak. Karena telah lama mengenalnya itulah, saya
jadi tahu betul... Jauh sebelum Sujiwo Tejo jadi Presiden Jancuker, Renny
sebetulnya telah menjadi Ratu Jancuker. Sebab, pada situasi apa pun, entah
resmi entah santai, Renny selalu menyapa kawannya keras-keras dengan ucapan
"jancuk!"
Renny kini mengaku
tobat. Dan pada pertobatannya itulah, dia telah menutupi tubuhnya dengan
hijab. Suaranya masih tetap lantang, tapi umpatan 'jancuk" sudah tak
terdengar lagi. Salah satu bukti ketulusannya bertobat, dia pun membuat album
religi, bukan album rock yang kadang berisi sumpah serapah. Dengan album
religi berjudul "Sujud" itulah Renny berdakwah melalui lagu yang
menyeru nama Tuhan.
Mantan peragawati
Ratih Sanggarwati, salah satu kawan Renny memberi kesaksian, betapa hatinya
bergetar hebat saat melihat ribuan jemaah di Balai Pusat Dakwah Islam, pada
acara Gema Muslimar Indonesia di Bandung, seusai Renny Djajoesman menyanyi
lagu PadaMU Kuberlindung (salah satu lagu di album "Sujud").
"Bayangkanlah,
sebanyak 3.000 orang perempuan menangis demi mendengarkan Renny bernyanyi.
Yang lebih menggetarkan lagi adakah ketika seorang ibu sambil menangis
berkata kepada Renny. Ibu itu bilang, dulu anaknya bejat gara-gara menjadi
fansnya Renny. Ibu itu dendam akan memarahi Renny habis-habisan. Tapi
sekarang dia dipertemukan dengan Renny dalam keadaan sudah insyaf. Ibu itu
pun mengaku sudah memaafkan Renny," kenang Ratih.
Demikianlah cara Tuhan
memanggil "si anak nakal" Renny Djajoesman kembali ke jalanNya agar
menjadi pelajaran bagi kita sekalian. Tak ada seorang pun yang bisa menduga
dengan tepat perjalanan di muka. Mereka yang semula melintas di jalan yang
lempang, bisa tiba-tiba terperosok di jalan berlumpur, demikian sebaliknya.
Ryu cucunya hanyalah
pemantik dari kesadaran Renny. Selebihnya, sebagai teman saya merasa bahwa
segila apapun Renny, dia masih memiliki kasih sayang yang luar biasa kepada
keluarga dan kawan-kawannya. Jangan-jangan lantaran itulah, Tuhan masih
mengasihi Renny untuk kembali ke jalanNya. Atau, ini kali Renny mengambil
kesempatan yang ditawarkan Allah untuk kembali di jalanNya, setelah beberapa
kali peringatan dia abaikan. Atau.... Entahlah, hanya Dia yang tahu.
Membayangkan
perjalanan Renny, terkenanglah saya pada perjalanan sahabat-sahabat Nabi
Muhammad SAW yang semula menjadi musuh-musuh besar Islam, semacam Umar bin
Khatab dan Khalid bin Walid akhirnya justru menjadi pembela Islam terdepan.
Karena tak bisa diduga
itulah, rasanya kita tak boleh sombong, bahkan saat kita dinilai sebagai
orang baik. Sementara yang sedang berada di kubangan dosa pun tak juga harus
rendah diri.
Renny adalah
contohnya. Siapa yang menduga, dari seorang pendosa berubah menjadi solehah.
Semula melintas jalan yang gelap, kini memilih jalan terang. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar