|
KORAN
SINDO, 08 Juli 2013
Perdagangan dan investasi merupakan dua faktor penting bagi
perekonomian suatu negara. Terlebih dalam sistem perekonomian dunia yang saling
terkoneksi satu dengan yang lain.
Sementara tiap negara memiliki agenda pembangunan untuk penciptaan lapangan kerja, penanganan kemiskinan, stabilitas makroekonomi, inflasi, dan peningkatan daya saing. Lalu lintas perdagangan dan investasi membutuhkan strategi khusus terkait arah dan kebijakan ekonomi suatu negara. Antara perdagangan, investasi, dan pembangunan industri tidak dapat dipisahkan, saling terkait satu dengan yang lain.
Bagi Indonesia, strategi keterkaitanantaraperdagangan, investasi, dan industrialisasi merupakan sinergi tiga pilar untuk mendorong ekonomi domestik lebih berdaya saing sekaligus resilient terhadap dampak krisis global. Kekuatan ekonomi domestik dan daya beli masyarakat perlu diimbangi kekuatan produksi nasional. Kalau tidak, pasar Indonesia akan mendapatkan serbuan produk impor sehingga membuat neraca perdagangan defisit. Ditambah pula, struktur barang ekspor nasional yang didominasi produk tambang dan mineral yang secara volume dan harga di pasar global saat ini turun akibat perlambatan ekonomi dunia.
Namun membangun dan memperkuatsistemproduksinasional membutuhkan investasi, baik untuk pembangunan infrastrukturmaupunsektorriil. Perlu waktu agar infrastruktur yang terbangun dapat meningkatkan sistemproduksi. Selainitu, strategi industrialisasi dan hilirisasi yang saat ini berlangsung membutuhkanbarangmodalyangmasih perlu diimpor. Tekanan terhadap defisit perdagangan nasional menjadi semakin besar baik lantaran dorongan konsumsi maupun kebutuhan investasi domestik.
Oleh karena itu, percepatan pembangunan infrastruktur untuk menopang investasi sektor riil dan industrialisasi perlu terus kita tingkatkan. Posisi defisit perdagangan yang seperti ini dalam jangka panjang akan menemukan keseimbangan (ekuilibrium) ketika kapasitas produksi nasional berjalan secara optimal. Strategi industrialisasi dan hilirisasi akan semakin memperkuat sistem produksi nasional.
Produksi nasional dapat diekspor (export oriented) atau juga memenuhi kebutuhan barang/jasa yang dulunya diimpor (import substitution). Kedua-duanya dapat mengembalikan neraca perdagangan dan pembayaran menjadi lebih berimbang dan positif. Dua strategi perdaganganinvestasi menjadi semakin penting di tengah perlambatan ekonomi dunia. Meskipun begitu, Indonesia termasuk salah satu negara dengan resiliensi ekonomi cukup kuat.
Struktur ekonomi domestik yang dicirikan dengan konsumsi rumah tangga yang tinggi telah menjaga laju pertumbuhan ekonomi Indonesia positif di atas 6% (consumption led-growth). Untuk terus memperkuat ekonomi domestik dan tidak hanya bergantung pada konsumsi rumah tangga, Indonesia juga terus mendorong investasi sebagai sumber baru pertumbuhan domestik (investment led-growth).
Di sisi lain, pada sektor perdagangan, secara kumulatif nilai ekspor Indonesia Januari– Mei 2013 mencapai USD76,25 miliar, sementara nilai impor mencapai USD78,78 miliar sehingga neraca perdagangan Januari–Mei 2013 masih menyisakan defisit sebesar USD2,53 miliar. Mengurangi defisit perdagangan tentunya akan membantu meringankan tekanan terhadap nilai tukar rupiah.
Baru-baru ini, misalnya, Bank Indonesia mengumumkan cadangan devisa menjadi USD98,1 miliar dan masih terjaga dalam rentang yang aman. Sektor perdagangan relatif belum menemukan momentum yang ideal, selain karena tekanan eksternal, juga lantaran persoalan internal seperti proses industrialisasi dan pembangunan infrastruktur yang sedang berjalan.
Proses industrialisasi dan hilirisasi yang sedang berjalan membutuhkan banyak bahan baku penolong sehingga impor untuk kategori ini masih relatif tinggi. Dalam beberapa tahun ke depan, imporbahanbakupenolong diharapkan dapat berkurang seiring dengan semakin mapannya sektor industri nasional. Sementara pembangunan infrastruktur masih terus diakselerasi dan diharapkan dapat mengefisienkan biaya produksi sehingga daya saing produk ekspor dapat terus ditingkatkan.
Untuk mendorong sektor perdagangan sebagai salah satu sumber pertumbuhan ekonomi nasional, sektor industri dan pembangunan infrastruktur menjadi keharusan mutlak untuk mendorong daya saing produksi nasional. Nilai investasi sepanjang 2012 mencapai Rp312 triliun atau lebih 10% dari target yang ditentukan (Rp283,5 triliun) atau tumbuh 24,63% dari tahun 2011. Dalam struktur ekonominasional, kontribusiinvestasi terhadap laju pertumbuhan mencapai 2,43% atau tertinggi kedua setelah konsumsi yang mencapai 2,9%.
Sementara struktur PDB dari sisi penggunaan (berdasarkan harga berlaku), investasi berkontribusi mencapai33,16%, tertinggi keduasetelah konsumsi rumah tangga yang mencapai 54,56%. Harapan dalam lima tahun ke depan, sektorperdagangandapat terakselerasi dengan rampungnya sejumlah pembangunan infrastruktur dan mulai berproduksinya industri nasional. Kondisi ini perlu terus dijaga dan ditingkatkan melalui dukungan seluruh pihak.
Kita perlu terus mempertahankan stabilitas ekonomi melalui iklim investasi yang mendukung, memangkas biaya ekonomi tinggi, memperbaiki dan memangkas sejumlah inefisiensi perizinan dan birokrasi, mendorong integrasi pemerintahan (pusat-daerah), dan mempercepat pelayanan satu atap.
Mendorong sektor industri dan upaya hilirisasi merupakanupaya untuk mendorong sektor perdagangan nasional untuk terus tumbuh, mereduksi ekspor komoditas, dan meningkatkan ekspor barang-barang bernilai tambah tinggi. Sejarah mencatat sektor industri pernah menorehkan pertumbuhan double digit pada masa lalu.
Mengembalikan kejayaan sektor industri menjadi kemutlakan tidak hanya sebagai stimulus sektor perdagangan dan ekonomi domestik secara luas, tetapi juga penting bagi penciptaan lapangan kerja dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. ●
Sementara tiap negara memiliki agenda pembangunan untuk penciptaan lapangan kerja, penanganan kemiskinan, stabilitas makroekonomi, inflasi, dan peningkatan daya saing. Lalu lintas perdagangan dan investasi membutuhkan strategi khusus terkait arah dan kebijakan ekonomi suatu negara. Antara perdagangan, investasi, dan pembangunan industri tidak dapat dipisahkan, saling terkait satu dengan yang lain.
Bagi Indonesia, strategi keterkaitanantaraperdagangan, investasi, dan industrialisasi merupakan sinergi tiga pilar untuk mendorong ekonomi domestik lebih berdaya saing sekaligus resilient terhadap dampak krisis global. Kekuatan ekonomi domestik dan daya beli masyarakat perlu diimbangi kekuatan produksi nasional. Kalau tidak, pasar Indonesia akan mendapatkan serbuan produk impor sehingga membuat neraca perdagangan defisit. Ditambah pula, struktur barang ekspor nasional yang didominasi produk tambang dan mineral yang secara volume dan harga di pasar global saat ini turun akibat perlambatan ekonomi dunia.
Namun membangun dan memperkuatsistemproduksinasional membutuhkan investasi, baik untuk pembangunan infrastrukturmaupunsektorriil. Perlu waktu agar infrastruktur yang terbangun dapat meningkatkan sistemproduksi. Selainitu, strategi industrialisasi dan hilirisasi yang saat ini berlangsung membutuhkanbarangmodalyangmasih perlu diimpor. Tekanan terhadap defisit perdagangan nasional menjadi semakin besar baik lantaran dorongan konsumsi maupun kebutuhan investasi domestik.
Oleh karena itu, percepatan pembangunan infrastruktur untuk menopang investasi sektor riil dan industrialisasi perlu terus kita tingkatkan. Posisi defisit perdagangan yang seperti ini dalam jangka panjang akan menemukan keseimbangan (ekuilibrium) ketika kapasitas produksi nasional berjalan secara optimal. Strategi industrialisasi dan hilirisasi akan semakin memperkuat sistem produksi nasional.
Produksi nasional dapat diekspor (export oriented) atau juga memenuhi kebutuhan barang/jasa yang dulunya diimpor (import substitution). Kedua-duanya dapat mengembalikan neraca perdagangan dan pembayaran menjadi lebih berimbang dan positif. Dua strategi perdaganganinvestasi menjadi semakin penting di tengah perlambatan ekonomi dunia. Meskipun begitu, Indonesia termasuk salah satu negara dengan resiliensi ekonomi cukup kuat.
Struktur ekonomi domestik yang dicirikan dengan konsumsi rumah tangga yang tinggi telah menjaga laju pertumbuhan ekonomi Indonesia positif di atas 6% (consumption led-growth). Untuk terus memperkuat ekonomi domestik dan tidak hanya bergantung pada konsumsi rumah tangga, Indonesia juga terus mendorong investasi sebagai sumber baru pertumbuhan domestik (investment led-growth).
Di sisi lain, pada sektor perdagangan, secara kumulatif nilai ekspor Indonesia Januari– Mei 2013 mencapai USD76,25 miliar, sementara nilai impor mencapai USD78,78 miliar sehingga neraca perdagangan Januari–Mei 2013 masih menyisakan defisit sebesar USD2,53 miliar. Mengurangi defisit perdagangan tentunya akan membantu meringankan tekanan terhadap nilai tukar rupiah.
Baru-baru ini, misalnya, Bank Indonesia mengumumkan cadangan devisa menjadi USD98,1 miliar dan masih terjaga dalam rentang yang aman. Sektor perdagangan relatif belum menemukan momentum yang ideal, selain karena tekanan eksternal, juga lantaran persoalan internal seperti proses industrialisasi dan pembangunan infrastruktur yang sedang berjalan.
Proses industrialisasi dan hilirisasi yang sedang berjalan membutuhkan banyak bahan baku penolong sehingga impor untuk kategori ini masih relatif tinggi. Dalam beberapa tahun ke depan, imporbahanbakupenolong diharapkan dapat berkurang seiring dengan semakin mapannya sektor industri nasional. Sementara pembangunan infrastruktur masih terus diakselerasi dan diharapkan dapat mengefisienkan biaya produksi sehingga daya saing produk ekspor dapat terus ditingkatkan.
Untuk mendorong sektor perdagangan sebagai salah satu sumber pertumbuhan ekonomi nasional, sektor industri dan pembangunan infrastruktur menjadi keharusan mutlak untuk mendorong daya saing produksi nasional. Nilai investasi sepanjang 2012 mencapai Rp312 triliun atau lebih 10% dari target yang ditentukan (Rp283,5 triliun) atau tumbuh 24,63% dari tahun 2011. Dalam struktur ekonominasional, kontribusiinvestasi terhadap laju pertumbuhan mencapai 2,43% atau tertinggi kedua setelah konsumsi yang mencapai 2,9%.
Sementara struktur PDB dari sisi penggunaan (berdasarkan harga berlaku), investasi berkontribusi mencapai33,16%, tertinggi keduasetelah konsumsi rumah tangga yang mencapai 54,56%. Harapan dalam lima tahun ke depan, sektorperdagangandapat terakselerasi dengan rampungnya sejumlah pembangunan infrastruktur dan mulai berproduksinya industri nasional. Kondisi ini perlu terus dijaga dan ditingkatkan melalui dukungan seluruh pihak.
Kita perlu terus mempertahankan stabilitas ekonomi melalui iklim investasi yang mendukung, memangkas biaya ekonomi tinggi, memperbaiki dan memangkas sejumlah inefisiensi perizinan dan birokrasi, mendorong integrasi pemerintahan (pusat-daerah), dan mempercepat pelayanan satu atap.
Mendorong sektor industri dan upaya hilirisasi merupakanupaya untuk mendorong sektor perdagangan nasional untuk terus tumbuh, mereduksi ekspor komoditas, dan meningkatkan ekspor barang-barang bernilai tambah tinggi. Sejarah mencatat sektor industri pernah menorehkan pertumbuhan double digit pada masa lalu.
Mengembalikan kejayaan sektor industri menjadi kemutlakan tidak hanya sebagai stimulus sektor perdagangan dan ekonomi domestik secara luas, tetapi juga penting bagi penciptaan lapangan kerja dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. ●
Tidak ada komentar:
Posting Komentar