LUAR biasa! Susilo
Bambang Yudhoyono (SBY) adalah manusia Indonesia luar biasa, tokoh agung
dan mengagumkan. Beliau mendapat amanah mengurusi negara sebagai presiden
RI: 2004-2009 dan 2009-2014. Beban itu ditambahi dengan misi
mengembalikan martabat PD. SBY resmi dinobatkan sebagai ketua umum di
kongres luar biasa Partai Demokrat (KLB PD) di Bali pada 30 Maret 2013.
Bisa!
SBY tetap optimistis sanggup mengurusi Indonesia dan PD. SBY memang
pantas jadi panutan, pemimpin dengan dalil "harus bisa" dan
"luar biasa". Kita tak bakal kaget jika bocah-bocah di kota dan
desa bakal menginginkan cita-cita seperti SBY demi masa depan cerah dan
gemilang. Amin.
Tetapi, kita tak lagi bocah. Impian jadi seperti SBY tak bakal
terwujud. Kita cuma bisa memberi tanggapan-tanggapan kecil. Tugas paling
penting SBY sebagai ketua umum adalah menorehkan tanda tangan di KPU. Lho! Tanda tangan
diperlukan dalam pengajuan daftar nama para calon manusia parlemen. PD
selamat dari keraguan dan ketakutan. Si penanda tangan telah terpilih
secara aklamasi dengan diiringi plok!
plok! plok!
Elite di PD memberi pengakuan ganjil bahwa "rakyat" atau
"masyarakat" di PD menginginkan SBY tampil sebagai ketua umum
demi komitmen, kesetiaan, kemenangan, kebanggaan. SBY pun
"menurut" dengan pengakuan-pengakuan luar biasa: "tak
ingin mengurusi partai secara harian", "menjabat cuma selama
dua tahun", "keselamatan partai adalah tugas penting".
Maka, sukacitalah kalbu para penggerak dan pemuja PD demi Pemilu 2014.
Alangkah bosan mendengar pidato-pidato SBY jika berurusan dengan
PD. Klise, sering demi PD. Indonesia sebagai tema ada di catatan kaki.
Tapi, kita tak boleh menuduh bahwa SBY memihak PD ketimbang Indonesia.
SBY (Jawa Pos, 31 Maret kemarin) berkata, "Saya diserang,
dikritik, dan dikecam banyak kalangan, sering amat berlebihan." Nah!
Kita harus mawas diri agar tak temasuk kaum pengecam SBY.
Ada bait lagu SBY berjudul Ku
Yakin Sampai di Sana. Nukilan dari lagu itu keren ketimbang
pidato-pidato SBY: Meskipun
berat, mesti kulakukan/Kupilih jalan yang kuyakin/Jangan paksakan yang
takkan mungkin/Hidupku mesti lurus dan benar. Bait itu menimbulkan
getar, menghadirkan etos pemimpin untuk mengemban amanah dan menanggung
risiko. Telah kupilih
jalanku sendiri/Dalam prinsip kehidupan/Meski tak selalu akan indah/Aku
yakin sampai di sana. Pemimpin
memang harus memiliki optimisme. Lagu SBY pantas dilantunkan sebagai lagu
luar biasa di Indonesia.
Selebrasi di Bali adalah selebrasi manusia-manusia bernalar
kepartaian. Mereka mengenakan seragam, bertepuk tangan, bersalaman,
mengumandangkan lagu mars. Partai politik mirip institusi sakral,
mengajak orang menjadi penganut fanatik. Partai politik pun memiliki
sejenis peribadatan, upacara ganjil berdalih politik. SBY mendapat
ucapan, salaman, ciuman. SBY juga dipotret dan diabadikan oleh juru
kamera televisi. Luar biasa! Kalahlah sinetron-sinetron.
Ada pula puisi SBY berjudul Aku
Hidup di Alam Nyata agar
ada narasi puitis dari kerja politik SBY di PD. Senyum dan tawa itu/dari mata
mereka yang tulus bening/dan yang memberikan mandat dan kuasa/bagiku
adalah segalanya. Spiritualitas berpolitik, mawas diri, dan keinsafan
atas amanah perlu ditampilkan agar berpolitik tak membuat orang tersesat
dan arogan. Dibanding pidato-pidato, lagu dan puisi mengajak bermenung di
keramaian fitnah dan keluhan.
SBY menambah prestasi dalam hidup di biografi sebagai ketua umum.
Selama ini, partai politik terbiasa memiliki ketua umum untuk dicalonkan
sebagai presiden. Kini berbalik, SBY adalah presiden tapi menerima mandat
sebagai ketua umum. Tapi, tak usah dianggap aneh atau lucu. SBY memiliki
hak politik, bebas menentukan pilihan dan memikirkan nasib PD. SBY malah
berulang-ulang mengucapkan tentang pembuktian tanggung jawab sebagai
presiden, tak bakal meminggirkan urusan negara. Kita menerima pengakuan
SBY sebagai ejawantah "harus bisa" dan "luar biasa".
Layak diingat buku Harus
Bisa! Seni Memimpin ala SBY susunan
Dino Patti Djalal. Buku setebal 450 halaman itu bisa membuat terlena saat
membaca halaman demi halaman, mengimajinasikan SBY sebagai manusia luar
biasa. Dino menerangkan, "Buku ini saya tulis dengan hati nurani
yang bersih, namun juga dengan tim yang kompak!" Kita mesti berhati
bersih saat membaca dan membuat konklusi tentang kepemimpinan SBY. Buku
itu bisa jadi referensi untuk menilik karir politik SBY sebagai presiden
RI dan ketua umum di PD.
SBY adalah "sang demokrat" atau "bapak
demokrat". PD dilahirkan dan diselamatkan oleh SBY. Urusan ketua
umum dan tanda tangan telah bisa diselesaikan dalam KLB PD. Misi
berpolitik terus berlanjut untuk mengubah diri sebagai partai politik
yang bersih dari korupsi. Agenda memenangi Pemilu 2014 juga memerlukan
kerja keras. SBY selalu berpesan, "Harus bisa!" Kita pun berdoa
agar SBY bisa mengurusi Indonesia secara luar biasa. Amin. ●
|
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar