HARI ini diperingati sebagai Hari Peduli Autisme Dunia.
Peringatan ini dimulai ketika para aktivis menempatkan 150 kereta bayi di
Central Park, New York City, pada 2 April 2009, sebagai pengingat bahwa
autis dialami satu di antara 150 anak. Bahkan, ada kecenderungan
peningkatan prevalensi autis di dunia, termasuk di Indonesia. Dilaporkan
bahwa di Indonesia, 8 di antara 1.000 kelahiran berisiko autis. Di
Surabaya, angka kejadian autis pada anak-anak naik 100 persen setiap
tahun. Tahun 2012 diperkirakan 4.000 anak menderita autis.
Berbagai
hasil riset menunjukkan bahwa logam berat, seperti timah hitam, arsen,
dan merkuri, merupakan penyebab utama autis. Sumbernya bisa berasal
udara, makanan, maupun air minum.
Logam berat itu ada dua macam, yaitu anorganik dan organik. Logam
berat anorganik, antara lain, PbO (plumbum oksida) dan HgO (merkuri
oksida). Contoh logam berat organik adalah tetraetil lead atau (C2H5)4Pb dan
metal Hg atau CH3Hg.
Yang mengakibatkan autis adalah logam berat organik. Mengapa?
Bahan-bahan pencemaran logam berat anorganik begitu masuk ke dalam tubuh
anak lewat makanan, minuman, maupun kulit akan langsung diedarkan oleh
darah menuju organ-organ tubuh, antara lain hati dan ginjal. Peredarannya
akan mengalami proses biotransformasi sehingga terjadi detoksifikasi.
Hasilnya akan masuk ke dalam organ-organ ekskresi, antara lain rambut,
sehingga tidak memberikan dampak pada saraf otak. Dengan demikian,
anak-anak yang tercemar logam berat anorganik tidak memiliki risiko
terkena autis.
Bagaimana logam berat organik? Inilah yang akan masuk sampai ke
saraf otak dan memicu autis. Logam-logam berat organik ini memiliki
sifat-sifat kimia nonpolar seperti 75 persen struktur kimia saraf otak.
Karena bersifat sama, toksin logam-logam berat organik seperti Pb organik,
antara lain tetraetil
lead atau (C2H5)4Pb,
yang menjadi bahan aditif pada bensin bertimbal, maupun Hg organik,
seperti CH3Hg pada kerang-kerangan atau ikan yang tercemar Hg,
ketika masuk ke dalam tubuh baik lewat udara maupun makanan akan dapat
mencapai dan menembus saraf otak.
Berdasar hasil riset Janet Kern dkk yang dilaporkan dalam Journal of Toxicology and
Environmental Health (Vol
70, Issue 8/2007) disebutkan bahwa logam berat kelompok anak-anak autis
lebih terakumulasi dalam otak jika dibandingkan dengan anak-anak nonautis
yang berada di rambut.
Berdasar kondisi lingkungan, dapat dikatakan penyebab utama autis
pada anak-anak Indonesia adalah sumber-sumber transportasi yang
menggunakan bahan bakar bensin bertimbal dan sumber makanan yang tercemar
logam berat, seperti Pb dan Hg. Bensin bertimbal atau bensin premium
memiliki bahan aditif tetra
etil lead yang
berbahaya bagi otak anak. Subsidi terhadap jenis bahan bakar ini
menjadikannya murah dan laku keras, namun menghirup uap bensinnya berefek
sangat besar kepada otak anak bangsa. Terlebih lagi bagi anak yang
bertempat tinggal di dekat SPBU atau orang tuanya penjual bensin eceran.
Bahaya di Muara Surabaya
Ibu hamil di dekat sumber polutan Pb organik juga berisiko melahirkan
anak autis. Bila dihirup, uap bensin, selain akan masuk ke dalam otaknya
sendiri, juga akan masuk ke dalam saraf otak anak di kandungan. Kian
berbahaya karena organ-organ saraf embrio maupun anak dalam kandungan ini
masih sampai tahap pembentukan. Sistem barier (pertahanan, Red) otak
masih lemah sehingga Pb organik mudah menembus barier ini dan masuk ke
dalam saraf otak embrio maupun anak yang di kandungnya.
Kian lama di kandungan juga kian berisiko. Berdasar hasil riset Tommy
Movsas dari Michigan State University (2012) ditunjukkan bahwa bayi yang
lahirnya lama memiliki risiko untuk mengidap autisme lebih berat. Hal ini
dikaitkan dengan lemahnya sistem barier saraf otak anak dalam kandungan.
Semakin lama terpapar saat semakin berisiko.
Risiko merkuri organik juga tidak kalah berat. Jenis polutan kimia ini
banyak terdapat dalam muara. Kadar Hg muara di pantai timur kali Surabaya
sangat tinggi. Bahkan, ada peneliti yang melaporkan pencemaran muara ini
tertinggi di dunia! Limbah Hg anorganik di sana akan diuraikan oleh bakteri
metan menjadi metil Hg yang merupakan merkuri organik. Merkuri organik
ini kemudian diminum oleh ikan-ikan maupun kerang-kerangan. Makanan
bermerkuri ini ketika dikonsumi oleh anak-anak maupun ibu yang hamil
memberikan risiko autis pada anak-anak. Karena itu, perlu hati-hati.
Bagaimana terapinya? Karena penyebab utama autis adalah bahan kimia logam
organik, terapinya juga harus menggunakan bahan kimia untuk
mendetoksifikasi logam organik itu dari otak. Terapi di pusat-pusat autis
ini dilakukan dengan edukasi, komunikasi, dan okupasi. Jelas sulit
mengeluarkan logam berat organik ini dari otak. Hasil riset Michelle dkk
(1993) melaporkan bahwa asam askorbat dapat menurunkan keparahan autis.
Logam berat organik akan berikatan dengan asam askorbat. Kemudian, menghasilkan
senyawa yang mudah larut dalam air (hidrofil) sehingga mudah
diekskresikan keluar dari tubuh. Asam askorbat sendiri sejenis campuran
vitamin, mineral, probiotik, dan minyak ikan. ●
|
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar