Senin, 23 Agustus 2021

 

Berdoa Kepada Tuhan

Budi Darma ;  Sastrawan dan Guru Besar Emeritus Unesa

KOMPAS, 21 Agustus 2021 (7 Januari 2016)

 

 

                                                           

Pada awalnya Tuhan menciptakan tiga makhluk, yaitu manusia, terbuat dari tanah; malaikat, terbuat dari cahaya; dan iblis, terbuat dari api.

 

Kendati terbuat dari tanah dan kotor, Tuhan menciptakan manusia sebagai makhluk yang paling tinggi derajatnya. Karena itulah, ketika Tuhan menitahkan malaikat untuk menyembah manusia, malaikat melaksanakannya dengan baik. Namun, karena merasa dibuat dari api dan merasa derajatnya jauh lebih tinggi daripada manusia, titah Tuhan untuk menyembah manusia ditolak oleh iblis dengan sikap congkak.

 

Karena menolak perintah Tuhan, jadilah iblis sebagai makhluk yang kerjanya hanya menyeret manusia untuk menjadi pengikutnya, yaitu makhluk yang ingkar Tuhan. Manusia dijerumuskan untuk berbuat dosa agar nanti dapat menemani iblis pada hari kiamat. Makin banyak manusia berbuat dosa, makin senanglah iblis karena anak buahnya dalam kehidupan sesudah mati akan makin banyak. Karena itu, iblis dapat memperbudak manusia yang bergelimang dosa untuk selamanya di neraka yang paling dalam.

 

Salah satu contoh monumental mengenai kehebatan iblis dalam menggoda manusia tampak dalam cerita rakyat Doctor Faustus. Pada awalnya Dr Faustus, manusia yang sangat pandai, merasa tidak puas dengan kepandaian yang sudah dimilikinya. Dia ingin memiliki ilmu yang memungkinkan dia bisa melihat masa lampau jauh ke belakang, masa depan jauh ke depan, dan memungkinkan dia untuk melihat surga serta neraka.

 

Karena ambisinya ini, datanglah iblis bernama Lucifer untuk menjerumuskannya. Iblis bersedia untuk memenuhi semua keinginannya dengan jalan menjadikan dirinya sebagai budak Dr Faustus untuk waktu tertentu dan, sesudah waktu itu lewat, Dr Faustus akan dijadikan budak oleh iblis untuk selamanya. Karena ambisinya sangat besar, Dr Faustus pun menerima tawaran itu dengan menorehkan tanda tangan dengan darahnya dalam sebuah surat kontrak.

 

Begitu dia bisa melakukan segalanya dengan pertolongan iblis, keinginannya yang awalnya hanyalah kepandaian mendadak berubah menjadi perilaku tamak. Sebagai misal, setiap malam dia harus ditemani oleh perempuan yang paling cantik di seluruh alam semesta, Helen namanya. Karena ketamakannya, Dr Faustus tidak sadar bahwa yang menjadi Helen itu tidak lain adalah iblis itu sendiri, yang dengan mudah menyamar menjadi Helen.

 

Inilah salah satu kehebatan iblis dalam menggoda manusia, yakni iblis bisa melakukan apa pun, bukan dalam alam nyata yang konkret, melainkan dalam alam yang tampaknya konkret, tetapi sebetulnya hanya khayalan. Dari sini tampak pula bahwa sekali terjerat oleh iblis, sukar bagi manusia untuk melepaskan diri dari kekuatan iblis.

 

Salah satu jalan bagi manusia untuk melepaskan diri dari cengkeraman iblis adalah berdoa, tentu saja berdoa kepada Tuhan, bukan kepada iblis. Akan tetapi, karena iblis sangat pandai, pada waktu manusia berdoa kepada Tuhan, iblis mampu menyelewengkan doa kepada Tuhan ini menjadi doa kepada iblis.

 

Manusia yang berdoa kepada Tuhan, tetapi sebetulnya kepada iblis pada hakikatnya adalah manusia yang percaya Tuhan. Beda, misalnya, dengan para filsuf eksistensialis abad ke-20 yang ateistik. Eksistensialisme ateistik dipicu berbagai hal, khususnya pada waktu Perang Dunia II.

 

Manusia berkali-kali berdoa kepada Tuhan agar perang segera berakhir, tetapi kenyataannya justru perang makin berkobar, Hitler makin berkuasa, dan kesengsaraan makin merajalela. Manusia berpikir, seandainya Tuhan ada, pasti Tuhan akan mengabulkan doa-doa itu. Namun, karena kekuatan dan kebiadaban Hitler makin menjadi-jadi, mereka menganggap bahwa pada hakikatnya Tuhan tidak ada. Kalau Tuhan tidak ada, siapakah yang bertanggung jawab untuk menghentikan perang? Tidak lain adalah manusia sendiri. Manusia bertindak dan bertanggung jawab atas tindakannya sendiri.

 

Konon, beberapa orang penting di negara ini berdoa terlebih dahulu sebelum menghadiri sebuah sidang penting. Sidang ini penting sebab dari sidang inilah rakyat akan tahu mengenai kebenaran yang sesungguhnya.

 

Ternyata, dengan berbagai alasan, keinginan rakyat untuk mengetahui apa yang akan terjadi pada sidang itu tidak bisa terpenuhi. Mengapa? Karena sidang ini hanyalah untuk orang-orang penting, yang sebelum memasuki ruang sidang, konon kabarnya, berdoa terlebih dahulu. Mudah-mudahan doa kepada Tuhan itu tidak diselewengkan oleh siapa pun menjadi doa bukan kepada Tuhan. Dan, marilah kita berdoa kepada Tuhan agar negara kita dibebaskan dari keserakahan dan kebohongan orang-orang tertentu. ●

 

Sumber :  https://www.kompas.id/baca/opini/2021/08/21/budi-darma-berdoa-kepada-tuhan-2016/

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar