Cara
Dunia Arab Menekan Penyebaran Covid-19 Musthafa Abd Rahman ; Wartawan Kompas di Kairo, Mesir |
KOMPAS, 2 Juli 2021
Di tengah serangan
Covid-19 varian Delta yang menghantam banyak negara, termasuk Indonesia,
sangat bijak jika menengok keberhasilan dunia Arab menekan penyebaran
penyakit ini. Dunia Arab terbilang cukup
berhasil menekan penyebaran penyakit yang disebabkan virus korona itu
meskipun terakhir ini telah muncul berbagai varian baru, khususnya varian
Delta yang ditemukan di India pada akhir 2020. Rata-rata kasus positif
Covid-19 per hari di negara-negara Arab yang berjumlah 22 negara masih di
bawah angka 1.000 kasus. Sesekali terjadi lonjakan hingga sedikit lebih
tinggi dari angka 1.000 di negara-negara Arab berpenduduk besar, seperti
Mesir, Irak, dan Arab Saudi. Namun, lonjakan kasus
lebih dari angka 1.000 hanya satu atau dua hari, dan setelah itu kembali ke
angka di bawah 1.000 kasus lagi. Oleh karena itu, menurut laporan
Worldometers hingga Rabu (30/6/2021), peringkat negara-negara Arab dalam
jumlah kasus positif Covid-19 yang tertinggi ada di urutan ke-25 dunia.
Bandingkan dengan Indonesia yang menempati urutan ke-17 dengan kasus positif
Covid-19 hingga Rabu (30/6/2021) mencapai 2.156.465 kasus. Urutan ke-25 itu ditempati
Irak. Menurut Worldometers, Irak adalah negara Arab dengan kasus Covid-19
tertinggi di Arab, mencapai 1.338.604 kasus hingga Rabu (30/6/2021). Negara
ini pun menjadi satu-satunya negara Arab dengan kasus positif melebihi 1 juta
orang. Adapun jumlah positif di negara-negara Arab lain jauh di bawah angka 1
juta orang. Setelah Irak, ada Jordania
yang menempati urutan jauh di bawahnya, yakni urutan ke-35, dengan 750.886
kasus positif. Kemudian Uni Emirat Arab (ke-41), Lebanon (42), Maroko (43),
dan Arab Saudi (44). Sementara Mesir dengan penduduk terbanyak di dunia Arab
(101 juta jiwa), jumlah kasus positif di saat yang sama hanya 281.031 kasus
atau urutan ke-65 dunia. Negara-negara Arab Teluk
(Arab Saudi, Qatar, UEA, Bahrain, Kuwait, dan Oman), yang terkenal memiliki
banyak penduduk asing dan menjadi pusat hub internasional, jumlah kasus
positif Covid-19 antara 300.000 dan 600.000 kasus. Arab Saudi, khususnya,
yang menjadi tempat ibadah haji dan umrah, cukup berhasil menekan penyebaran
Covid-19 dengan kasus positif hingga Rabu (30/6/2021) hanya 486.106 kasus. Keberhasilan negara-negara
Arab menekan penyebaran Covid-19, khususnya setelah muncul varian berbahaya,
seperti varian Delta, karena mereka sejak dini sudah sangat waspada. Mereka
mengambil pelajaran dari kasus melonjaknya penyebaran secara luar biasa
penyakit ini di India yang terjadi pada Maret dan April. Media dan pengamat
kesehatan di dunia Arab berhasil membangun narasi tentang kengerian lonjakan
kasus Covid-19 di India sehingga cukup membuat ketakutan para pemimpin dan
masyarakat Arab akan kemungkinan menjalarnya varian delta ke dunia Arab.
Apalagi, faktor utama terjadinya tsunami Covid-19 di India adalah dibukanya
kegiatan masyarakat yang mengundang kerumunan massa secara masif, seperti
diizinkannya aktivitas ritual keagamaan Hindu yang melibatkan jutaan orang
dengan mengabaikan protokol kesehatan. Para pemimpin Arab pun
mengumumkan lockdown, baik terbatas maupun total, mulai Ramadhan (bulan April)
dan puncaknya pada saat Idul Fitri untuk mencegah penyebaran Covid-19 agar
kasus di India tidak terjadi di negara-negara Arab. Semua ritual Ramadhan dan
Idul Fitri yang mengundang kerumunan massa dilarang. Hal itu membuat masyarakat
Arab tidak bisa merayakan Ramadhan dan Idul Fitri selama dua tahun
berturut-turut. Pada Ramadhan dan Idul Fitri 2020, warga juga dilarang
menggelar perayaan atau ritual yang mengundang kerumunan massa. Bulan
Ramadhan dan perayaan Idul Fitri adalah saat yang paling rawan karena sangat
banyak momentum yang bisa mengundang kerumunan massa. Sejumlah kebijakan di Arab
itulah yang berandil besar menekan penyebaran Covid-19 dengan varian barunya
sehingga kasus positif di kawasan itu cukup landai saat ini. Arab Saudi bisa
dibilang sangat keras atau bersikap tanpa kompromi terkait upaya menekan
penyebaran Covid-19. Arab Saudi sampai sekarang
masih melarang masuk warga sembilan negara, yaitu Indonesia, Mesir, Pakistan,
Lebanon, India, Afrika Selatan, Brasil, Turki dan Argentina. Sebelumnya, pada
2 Februari 2021, Arab Saudi melarang warga dari 20 negara. Namun, pada 4
Juni, Arab Saudi mengumumkan mencabut larangan masuk ke negara itu untuk
warga 11 negara, yaitu Uni Emirat Arab, Jerman, Amerika Serikat, Irlandia,
Italia, Portugal, Inggris, Swedia, Swiss, Perancis, dan Jepang. Puncak upaya Arab Saudi
mencegah penyebaran Covid-19 adalah keputusan membatasi jumlah calon jemaah
haji tahun ini hanya maksimal 60.000 orang saja. Dalam konteks ini, Arab
Saudi sangat tidak mau kompromi soal isu keselamatan kesehatan jemaah haji
sehingga berani mengabaikan godaan keuntungan ekonomi yang luar biasa dari
industri ibadah haji. Potensi pendapatan dari ibadah haji dan umrah
diperkirakan bisa mencapai 14 miliar dollar AS. UEA juga cukup tegas dalam
upaya mencegah penyebaran Covid-19. Negara ini mulai 21 Juni melarang warga
dari tiga negara Afrika, yaitu Namibia, Liberia, dan Sierra Leone, masuk ke
wilayah UEA atau bahkan transit di bandara udara internasional di UEA. Negara itu juga
mengharuskan warga dari India dan Afrika Selatan telah melakukan vaksin dua
kali untuk bisa masuk ke wilayah UEA. Berkat kerja keras negara-negara Arab
pada April dan Mei dengan menerapkan lockdown ketat, tingkat penyebaran
Covid-19 di kawasan cukup landai saat ini. Hal itu yang mendorong
banyak negara Arab kini mulai memperlonggar kegiatan sosial dan ekonomi.
Mesir, misalnya, mengizinkan kembali dibukanya tempat-tempat wisata dan
bahkan menggelar pameran. Mesir mulai 30 Juni hingga
pertengahan Juli bahkan menggelar pameran buku yang merupakan pameran paling
banyak pengunjungnya. Negara ini juga sudah berani menggelar berbagai pameran
lain, seperti pameran properti dan pertanian, yang mengundang kerumunan
massa. Hal itu berangkat dari
rasa percaya diri setelah penyebaran Covid-19 cukup landai di negeri itu.
Meski demikian, seruan tetap menjalankan protokol kesehatan secara ketat
terus dikumandangkan, seperti harus memakai masker, menjaga jarak, dan sering
mencuci tangan. ● |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar