Senin, 22 Juni 2015

Andai Si Dia berbohong

Andai Si Dia berbohong

Sawitri Supardi Sadarjoen ;   Penulis kolom “Konsultasi Psikologi” Kompas Minggu
KOMPAS, 21 Juni 2015

                                                                                                                                                           
                                                                                                                                                           

Ternyata, walaupun dua pasangan yang menjalin kasih masih dalam status bertunangan, perselingkuhan mungkin saja terjadi pada salah satu pasangan. Bagaimana dan di manakah peran intuisi?

Saat saya menjadi kolumnis salah satu majalah daerah, seorang eksekutif, perempuan berusia 30 tahun, sebut saja F, mengirim surat kepada saya yang menyatakan bahwa ia tidak dapat melupakan kecurigaannya bahwa tunangannya (sebut saja K, 32 tahun) memiliki affair dengan perempuan lain.

Untuk beberapa bulan terakhir ini, F merasa bahwa ia memiliki jarak dalam relasinya dengan K dan merasa bahwa tunangannya tidak ada di sisinya walaupun sebenarnya tunangannya berada dalam ruangan yang sama. F telah mencoba mengonfrontasi K berulang kali. Namun, jawaban K tidak membuat F mampu menghentikan kecurigaan dalam benaknya tersebut.

Dari teman-teman perempuan yang sudah menikah, F mendapat saran untuk menyewa seorang detektif pribadi (semacam agen rahasia swasta) untuk menguntit perilaku tunangannya agar F segera mendapatkan jawaban akurat tentang kegalauan dalam benaknya.

Sebagai jawabannya saya menyatakan bahwa ”saya tidak akan melakukan hal tersebut karena bila saya menyewa detektif pribadi, saya akan merasa bahwa saya juga sedang melakukan suatu affair”. Saya pikir saya tidak akan mampu memperbaiki keintiman relasi saya dengan pasangan saya karena saya tidak akan mampu bersikap sebagai diri saya sendiri, saya pun akan menjadikan diri saya sendiri sebagai orang yang tidak terpercaya.

Kecuali itu, saya juga tidak akan dapat hidup bersama pasangan sambil menyertakan peran detektif pribadi tersebut di antara saya dengan pasangan saya. Saya pasti akan menyembunyikan HP saya, tidak terbuka tentang masalah yang saya temukan di kantor saya, dan lain-lain. Jadi, kalaupun saya memutuskan untuk menyewa detektif pribadi untuk masalah relasi dengan pasangan saya, itu berarti saya tidak akan melanjutkan pertunangan saya, bahkan saya akan membatalkan rencana perkawinan saya dengan dirinya.

Saya mendukung F untuk meyakini dan memercayai intuisinya yang menyatakan bahwa ada sesuatu yang salah terjadi dalam relasinya dengan K. Dan seyogianya F merealisasikan keyakinan intuitifnya dengan cara menyisihkan waktu khusus untuk mendalami pemahaman tentang K, tunangannya tersebut.

Harus nyaman

Pertama-tama F seyogianya memperbaiki tingkat kenyamanan dalam kebersamaan dengan tunangannya. Caranya antara lain dengan mempertanyakan hal-hal sebagai berikut dalam dirinya sendiri sebagai berikut: ”Sejauh mana dia telah mengetahui kondisi keluarga dan teman-temannya? Pertanyaan pertama apa yang sudah F sampaikan tentang hubungan-hubungan K dengan mantan pacar-pacarnya pada masa lalunya? Bagaimanakah track record diri K tentang keterbukaan, kejujuran, dan kesetiaannya? Apakah K terbiasa terbuka atau justru tertutup tentang masalah-masalah emosional dalam kehidupannya?”

Kemudian pertanyakan rangkaian hal-hal tersebut pada diri sendiri, seperti: ”Apakah F sendiri adalah orang yang sangat pencemburu? Apakah dirinya adalah pribadi yang sering memberikan reaksi emosional berlebihan atau terlampau banyak membaca tentang masalah-masalah perselingkuhan antar-pasangan?

Saya juga menyarankan agar F tetap memperhatikan tunangannya. Suatu saat F harus berkata, ”Saya merasa bahwa ada sesuatu yang berubah dalam hubungan kita. Dan kau selalu mengatakan bahwa itu semua hanya ada dalam kepalaku. Tetapi sebenarnya saya selalu merasa bahwa ada sesuatu yang salah dalam hubungan kita.”

Apabila F tidak puas dengan jawaban tunangannya, dia membutuhkan satu kesempatan lagi untuk memulai percakapan yang lebih mendalam dan serius dengan cara sebagai berikut:

”Hei, saya tetap merasa bahwa ada jarak yang tidak jelas dalam relasi saya dengan kamu, dan saya merasa tidak nyaman. Saya merasa ada perempuan lain di antara kita, tapi mungkin kegamangan saya tidak terkait dengan wanita lain, atau barangkali kamu sedang sangat sibuk dengan pekerjaanmu, atau kamu mengalami masalah kesehatan, atau kamu masih mempertanyakan tentang apakah pertunangan kita itu tepat untuk dirimu. Apa pun kondisinya, saya bisa kok diajak mendiskusikan masalah yang saya hadapi ini.”

F seyogianya dapat menyampaikan segala hal yang terkait dengan perasaan yang tidak nyaman tersebut tanpa terkesan menuduh K. Ketahuilah bahwa kemampuan bertanya tanpa terkesan menuduh adalah sangat penting dalam usaha mempertahankan keintiman relasi dengan pasangan.

Ternyata jawaban tertulis terhadap masalah F melalui rubrik konsultasi dari majalah yang saya asuh menyulut respons dari beberapa pembaca. Mereka menyatakan bahwa jawaban saya tersebut adalah jawaban yang bisa berakibat pada kesalahan yang tragis. Saya dinilai sebagai konsultan yang naif. Saya memahami keberagaman pendapat dari anggota masyarakat pembaca rubrik yang saya asuh sehingga untuk itu saya menyampaikan kepada para pembaca sekalian bahwa hendaknya para pembaca lebih percaya pada keahlian, bahkan intuisinya dalam memilih pertimbangan yang paling tepat bagi pemecahan masalah yang ia hadapi. Sebab, tidak satu pun dari kita tahu dengan penuh keyakinan apakah yang akan disampaikan oleh pasangan kita itu jujur atau tidak jujur.

Sikap yang paling tepat yang seyogianya kita terapkan adalah tetap waspada, hiduplah dengan cara yang terhormat, dan jujurlah dalam berkata. Sebab, sekali lagi saya utarakan bahwa dalam pemikiran saya, menyewa detektif pribadi adalah langkah menuju ke arah masa depan yang salah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar