|
SUARA KARYA, 22 Mei 2013
Berbicara dengan gaya
membentak-bentak, mengantuk, pura-pura tidur atau asyik bergunjing ketika
sedang mengikuti sidang, yang dilakukan sejumlah anggota DPR, semakin jelas
menunjukkan betapa mereka masih jauh dari ideal. Hal itu bisa terjadi, karena
ketika akan menjadi calon legislatif (caleg) ternyata masih memiliki banyak
kekurangan dan kelemahan. Karena itu, caleg perlu memperkaya diri dengan
senantiasa meningkatkan sumber daya manusianya dengan multikursus.
Pertama, caleg perlu mengikuti
kursus untuk meningkatkan kecerdasannya. Ini penting agar wakil rakyat
berperilaku intelek ketika sedang mengikuti sidang atau ketika sedang berada di
mana pun dan kapan pun. Dan, tentu agar caleg bersedia mengikuti kursus-kursus,
maka harus ada aturan yang mengikat. Misalnya, setelah dipastikan menjadi
peserta pemilu legislatif, semua caleg diharuskan mengikuti kursus-kursus untuk
memperkaya sumber daya manusia (SDM). Kursus-kursus yang harus diikuti semua
caleg, antara lain meliputi kursus lemhanas dan hukum tata negara untuk
mendukung kinerjanya. Kedua, caleg perlu mengikuti kursus etika kepribadian.
Hal ini mendesak perlu dilakukan agar wakil rakyat tampil pantas dan terhormat
di mana pun mereka berada. Selama ini banyak caleg yang kurang etis karena
memang belum mengerti etika.
Misalnya, banyak caleg yang duduk dengan sikap
berleha-leha ketika sedang mengikuti sidang, seolah-olah mereka sangat santai
dan tidak serius. Bahkan, banyak juga yang duduk mengantuk atau ada juga yang
asyik buka-buka internet pada saat sedang bersidang.
Ketiga, caleg perlu mengikuti
kursus bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Ini pun penting agar wakil rakyat
bisa berbicara dengan baik dan lancar dalam melaksanakan tugas-tugasnya, baik
di dalam maupun di luar negeri. Terlalu naif, jika banyak caleg dibiarkan tidak
mampu berbahasa Indonesia dengan baik dan benar selama di dalam negeri. Juga,
sangat naif jika caleg tidak mampu berbahasa Inggris yang baik dan benar ketika
berada di luar negeri.
Layak diduga, jika selama ini
acara kunjungan kerja (kunker) ke luar negeri cenderung hanya dianggap sebagai
pelesiran saja, bisa jadi karena caleg memang kurang mampu berbahasa Inggris
sehingga sungkan bertemu dengan pejabat-pejabat negara lain. Dalam hal ini,
ketidakmampuan berbahasa Inggris membuat banyak caleg memilih kunker untuk
sekadar pelesiran rame-rame dan hura-hura saja.
Keempat, caleg perlu mengikuti
kursus agama. Kursus ini penting agar caleg bisa menjadi manusia yang bertaqwa.
Selain itu, jika pemahaman tentang ajaran agama sudah cukup akan membuat caleg
mengerti mana perbuatan dosa sehingga ketika bertugas sebagai anggota dewan,
yang bersangkutan tidak suka berbuat dosa.
Selama ini, banyak caleg yang
kurang memahami ajaran agama sehingga sering berbuat dosa atau berkhianat
kepada rakyat dan negara. Misalnya, mereka melanggar sumpah jabatan dan tidak
menempati janji-janji kampanye yang memiliki efek domino negatif dalam arti
seluas-luasnya.
Kewajiban Parpol
Idealnya, setiap parpol memiliki
kewajiban moral untuk memilih caleg yang dijagokan melalui seleksi yang ketat
berdasarkan sertifikat multikursus. Misalnya, setiap caleg diharuskan memiliki
sertifikat multikursus untuk melengkapi ijazah pendidikan formalnya.
Jika setiap parpol mampu memenuhi
kewajibannya tersebut, tentu tidak akan gegabah menjagokan caleg yang terkesan
sembarangan asal punya modal besar untuk dana kampanye. Harus diakui, selama
ini banyak parpol tidak selektif menjagokan caleg karena terkendala dana
kampanye, sehingga cenderung mengusung caleg-caleg yang punya banyak uang
walaupun kurang mampu melaksanakan tugas-tugasnya sebagai caleg.
Akibatnya, di DPR sejak dulu
hingga sekarang masih banyak anggota legislatif yang kurang mampu melaksanakan
tugas-tugasnya dengan baik dan benar, tapi bisa saja mereka bertahan hingga dua
periode karena mereka memang punya banyak uang yang dibutuhkan oleh parpolnya.
Untuk memberikan multikursus yang
betul-betul berkualitas untuk caleg, DPR perlu mendapat dukungan dari
universitas. Dalam hal ini, pihak universitas tentu bisa membuka semacam
program khusus multikursus bagi caleg sebagai program resmi di luar kurikulum
atau di luar fakultas-fakultas yang ada.
Dengan dukungan universitas,
multikursus untuk caleg tentu bisa diberikan secara sistematis berdasarkan
rumus didaktis atau pedagogis sehingga hasilnya bisa benar-benar sesuai dengan
yang diharapkan, yakni munculnya caleg yang pantas dan terhormat serta cerdas.
Multikursus bagi caleg harus
dianggap sangat penting agar semua wakil rakyat yang akan datang tidak lagi
sering memalukan dan mengecewakan rakyat. Dalam hal ini, meskipun mereka sudah
bertitel sarjana, pengetahuan caleg tetap perlu untuk terus up to date agar tidak ketinggalan zaman.
●
Tidak ada komentar:
Posting Komentar