Jumat, 06 Agustus 2021

 

China Target Berikan 2 Miliar Dosis Vaksin Covid-19

Laraswati Ariadne Anwar ;  Wartawan Kompas

KOMPAS, 6 Agustus 2021

 

 

                                                           

China berjanji akan menyumbang 2 miliar dosis vaksin Covid-19 untuk dunia per akhir tahun 2021. Di satu sisi, langkah ini dinilai positif karena membantu mengurangi kesenjangan imunisasi Covid-19, baik di negara-negara miskin maupun berkembang. Di sisi lain, sejumlah pihak, terutama negara-negara Barat, skeptis memandang ini merupakan cara China melakukan diplomasi lunak dengan membuat negara yang dibantu berutang budi.

 

”China bekerja sama dengan negara-negara lain guna membangun komunitas vaksin Covid-19 internasional. Di sini, akan ada kerja sama terkait pengembangan dan produksi vaksin,” kata Presiden China Xi Jinping kepada kantor berita nasional, Xinhua, Jumat (6/8/2021).

 

Ia mengumumkan, pemerintahannya akan menyumbang 2 miliar dosis vaksin Covid-19 berbagai merek dalam negeri kepada dunia per akhir tahun 2021. Selain itu, ada juga tambahan sumbangan 100 juta dollar Amerika Serikat (AS) ke Covax, program pengadaan vaksin untuk negara-negara miskin dan berkembang di bawah pengelolaan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

 

Xi juga menuturkan, untuk meningkatkan kerja sama internasional pengadaan vaksin. Hendaknya tidak ada nasionalisme vaksin yang mengakibatkan sukarnya pengiriman vaksin ke luar negeri. Di samping itu, perlu ditingkatkan multilateralisme vaksin, terutama dalam riset bersama mengenai pengembangan vaksin.

 

Sejauh ini China telah mendistribusikan 770 juta dosis vaksin Covid-19 ke 80 negara. Mayoritas adalah merek Sinovac dan Sinopharm. Ada pula vaksin buatan Cansino Biologics dan Anhui Zhifei. Sebanyak 30 persen dari jumlah dosis vaksin itu dibagikan ke negara-negara Asia Tenggara.

 

Direktur Sinovac Biotech Yin Weidong mengatakan, perusahaan tersebut mengirim vaksin Covid-19 ke 20 negara. Selain itu, mereka juga sudah membangun kerja sama dengan perusahaan-perusahaan farmasi di Indonesia, Malaysia, Uni Emirat Arab, Mesir, Turki, dan Brasil untuk melakukan uji klinis dan memproduksi vaksin di dalam negeri.

 

Uji klinis berarti vaksin dilihat betul-betul memakai kondisi khas setiap negara, bukan negara tersebut menerima vaksin siap pakai yang belum tentu cocok dengan masyarakatnya. Kemampuan produksi sendiri berarti negara itu tidak perlu menunggu sumbangan dari luar negeri untuk mencukupi target imunisasi Covid-19 masing-masing.

 

”Kami sedang mengembangkan vaksin Covid-19 yang disesuaikan dengan galur Delta dan Gamma di negara-negara mitra,” papar Yi.

 

Sinovac juga baru mengembangkan kemitraan dengan Filipina melalui perusahaan farmasi IP Biotech yang dikepalai oleh Enrique Gonzalez. Menurut dia, uji klinis di Filipina tengah dilakukan dan baru Sinovac yang mau untuk melakukan uji klinis berbasis situasi nyata Filipina. Tidak sekadar mengirim vaksin yang sudah jadi.

 

Meskipun begitu, negara-negara Barat tetap meragukan pernyataan Xi tersebut. Bagaimanapun juga, bagi-bagi vaksin Covid-19 adalah bagian dari diplomasi secara lunak. Salah satu yang dikritik Barat ialah China menekan Ukraina untuk tidak menandatangani pernyataan yang menuduh China melakukan pelanggaran hak asasi manusia kepada kelompok etnis Uighur di Xinjiang. Apabila Ukraina menolak, China tidak jadi memberi 500.000 dosis vaksin Covid-19.

 

Saingan China, AS, mulai berusaha mengejar ketertinggalan mereka dalam diplomasi vaksin Covid-19. Gedung Putih pada hari Selasa (3/8/2021) mengatakan, AS telah menyumbang 110 juta dosis vaksin, mayoritas melalui Covax. Kepada Asia Tenggara, AS telah mengirim 23 juta dosis. Sementara itu, Jepang telah menyumbang 30 juta dosis vaksin kepada Covax. Ini di luar sumbangan-sumbangan yang bersifat bilateral.

 

Butuh 11 miliar dosis

 

Direktur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Gebreyesus mengatakan, butuh 11 miliar dosis vaksin Covid-19 untuk mengimunisasi 70 persen penduduk dunia. Hanya dengan itu kekebalan massal bisa tercapai.

 

”Sejauh ini, baru 4 miliar dosis vaksin yang telah disuntikkan secara global dan 75 persen berada di 10 negara maju,” papar Gebreyesus. (AFP) ●

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar