Inspirasi
dari Transportasi Umum Tajuk Kompas ; Dewan Redaksi Kompas |
KOMPAS, 6 Juli 2021
Di Jepang, tidak ada
kluster Covid-19 yang dapat dikaitkan dengan penggunaan transportasi umum.
Kedisiplinan penumpang ternyata sangat berperan. Menurut Prof Hitoshi
Oshitani, anggota panel penasihat Covid-19 untuk Pemerintah Jepang dari
Tohoku University, penumpang transportasi umum di Jepang biasanya tidak
berbicara dengan penumpang lain. ”Apalagi, belakangan, mereka semua pakai
masker,” ujarnya. Hal senada diungkapkan
Santé Publique di Perancis. Lembaga di bawah Kementerian Kesehatan Perancis
itu menyatakan, tahun 2020 hanya 1,2 persen dari total kluster Covid-19 yang
dapat dikaitkan dengan transportasi umum. Dua pertiga dari kasus penyebaran
Covid-19 di Perancis terjadi di kantor, sekolah, acara publik, ataupun
keluarga. Relatif amannya penumpang
yang bepergian dengan transportasi umum boleh jadi didukung oleh minimnya
jumlah penumpang selama satu tahun terakhir. Penumpang trem dan bus di
Amsterdam turun hingga tersisa sepertiganya dari kondisi normal. Penumpang
the London Underground, jaringan kereta di kota London, juga tersisa 20
persen. Namun, hal positif yang
dapat dipelajari adalah, tidak ada tawar-menawar protokol kesehatan. Tanpa
prokes ketat, maka di banyak negara mustahil masuk ke stasiun atau terminal. Di Indonesia, operator
bahkan bertindak lebih ketat. KAI Commuter, operator kereta rel listrik di
negeri ini, mulai Senin (5/7/2021), bahkan mewajibkan semua orang yang
memasuki area stasiun memakai masker ganda atau masker N95. Tanpa masker
ganda, jangan harap bisa naik KRL. Revolusi di sektor
transportasi umum memang kerap memicu perbaikan di sektor lain. Epidemi
kriminalitas di New York tahun 1980-an dibenahi oleh William Bratton dengan
menegakkan aturan sekecil apa pun terhadap penumpang. Kisah tentang Bratton
ini ditulis oleh Malcolm Gladwell dalam bukunya, Tipping Point (2000). Apabila kedisiplinan
pemakaian masker, apalagi masker ganda, oleh pengguna transportasi umum
diperluas hingga kantor, pasar, dan permukiman, boleh jadi penyebaran virus
Covid-19 dapat ditekan. Ini inspirasi baik dari transportasi umum. Hal lain, dari sebuah
bandara di Indonesia, tepatnya di Bandar Udara Blimbingsari di Banyuwangi,
Jawa Timur, kita dapat mempelajari sebuah terminal dengan pertukaran udara
yang alami. Tanpa penggunaan penyejuk ruangan yang masif, terminal karya
Andra Matin itu pun meminimalkan potensi risiko penyebaran Covid-19. Sementara nyaris seluruh
stasiun kereta di negeri ini pun, termasuk halte bus Transjakarta, didesain
terbuka. Desain senada dapat dijumpai mulai dari Tokyo, Seoul, Kuala Lumpur,
hingga Amsterdam dengan pengecualian pada stasiun-stasiun kereta bawah tanah. Dari perilaku penumpang
dan dari desain arsitektur fasilitas transportasi umum, kita dapat banyak
belajar. Tidak sekadar belajar, tapi juga menerapkannya di berbagai hal. ● |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar