Harapan
Sekaligus Tantangan Media Tepercaya Tajuk Kompas ; Dewan Redaksi Kompas |
KOMPAS, 25 Juni 2021
Laporan Berita Digital
2021 dari The Reuters Institute for the Study of Journalism bahwa kebutuhan
publik akan berita tepercaya tumbuh selama masa pandemi ini memberikan
harapan sekaligus tantangan bagi media. Harapan karena di era
banjir informasi ini semakin banyak orang yang mengandalkan media untuk
menyediakan informasi yang mereka butuhkan. Informasi yang akurat dan dapat
tepercaya, yang bisa menjadi panduan dan penerang di masa-masa gelap seperti
krisis multidimensi saat ini. Ada banyak media, tetapi
belum tentu semua dapat memenuhi harapan tersebut. Masyarakat berharap pada
media tepercaya, yang netral, adil, obyektif, dan menyediakan informasi
beragam sesuai kebutuhan mereka. Terbukti di banyak negara, berdasar laporan
tersebut, masyarakat beralih ke media-media tepercaya. Kepercayaan masyarakat
tersebut menumbuhkan harapan pada media yang setia pada prinsip-prinsip
jurnalistik bahwa bukan semata kecepatan informasi yang ditunggu masyarakat,
tetapi informasi yang berkualitas. Di tengah-tengah penurunan bisnis media,
ini menjadi harapan tanpa harus menggadaikan prinsip-prinsip jurnalistik. Tantangannya kemudian
bagaimana memenuhi harapan masyarakat tersebut, tidak hanya dalam hal konten,
tetapi juga terkait cara masyarakat mengakses berita. Penggunaan telepon
pintar yang meningkat pesat, didukung akses internet yang semakin cepat dan
terjangkau, memengaruhi cara masyarakat mengakses berita. Di era teknologi digital,
mayoritas masyarakat mengakses berita melalui media sosial, aggregator, atau
peringatan seluler, terutama di kalangan muda. Ini terutama menjadi tantangan
media arus utama yang selama ini mengandalkan distribusi berita secara
konvensional. Menjadi media digital saja
tidak cukup untuk dapat mendistribusikan berita secara luas kepada
masyarakat. Mengembangkan beragam platform harus menjadi pilihan untuk mendistribusikan
berita agar mudah diakses dan dikonsumsi masyarakat. Kemampuan untuk
beradaptasi dan berinovasi, selain kemampuan modal, menjadi syarat utama. Tantangan lainnya, politik
dalam negeri yang sering kali berpengaruh besar pada tingkat kepercayaan masyarakat.
Seperti di Amerika Serikat, tingkat kepercayaan masyarakat pada media yang
sangat rendah (29 persen) dipengaruhi oleh kondisi politik pasca-Trump. Ini
berpotensi pula terjadi di Indonesia (36 persen) di mana polarisasi politik
selalu terjadi setiap kali pemilihan presiden. Pada akhirnya,
independensi media menjadi faktor penting yang memengaruhi kepercayaan
masyarakat pada media. Media yang partisan, berpihak kepada kelompok
kepentingan tertentu, ataupun mengedepankan kepentingan pragmatis hanya
menunggu waktu ditinggalkan masyarakat. Saat ini, di Indonesia,
media-media seperti itu mungkin masih diuntungkan dengan tingkat literasi
masyarakat yang masih rendah. Namun, bukankah fungsi media juga mendidik
masyarakat, tidak sekadar entitas bisnis. Dan media itu bertanggung jawab
kepada publik, bukan pemilik ataupun penguasa. ● |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar