Quad,
Pembendung Kebangkitan China Tajuk Rencana |
KOMPAS,
15 Maret
2021
Membendung China, itulah secara implisit
tujuan Quad, yang beranggotakan Amerika Serikat, Australia, Jepang, dan
India. Quad diduga tidak bisa mewujudkan misinya. Quadrilateral Cooperation (Quad), yang
berdiri pada 2004 menyusul tsunami, untuk pertama kali pemimpinnya bertemu
secara daring pada 12 Maret 2021. Komunike pertemuan puncak Quad, yang
dihadiri Presiden AS)Joe Biden, Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi, PM
Jepang Yoshihide Suga, dan PM Australia Scott Morrison itu tidak menyinggung
China secara langsung. Namun, pernyataannya dengan jelas merujuk kepada
China. Sebutan ada kekuatan yang memaksa (coercive power) adalah istilah yang
lazim dipakai AS tentang China. Intinya, Quad merupakan upaya pembendungan
kebangkitan China oleh AS. Niat ini bertautan dengan India, Jepang, dan
Australia yang hidup dengan ketakutan akan kebangkitan China. PM Morrison menegaskan,
niat Quad sejalan dengan keinginan dan kepentingan negaranya. Dari sudut teori politik relasi
internasional, Quad simbol dari ketidakrelaan negara hegemonik yang merasa
terancam posisinya, dalam hal ini AS. Untuk itu, AS menggalang kekuatan dari
pihak yang dipersepsikan satu pemahaman tentang China, negara yang menjadi
ancaman. China memberikan peringatan keras tentang
Quad. Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengingatkan, aliansi ini memberi
risiko besar bagi keamanan. Ini reaksi alamiah dari kekuatan yang sedang
bangkit dan menantang status quo. Timothy Heath, analis senior dari RAND
Corp, sebuah think tank, mengatakan, Quad akan memunculkan reaksi keras
berupa tekanan ekonomi kepada Australia, Jepang, dan India. Sekelompok warga di AS juga tidak yakin
dengan Quad dan sepak terjangnya. Quad hanya semacam akibat alamiah dari
pergeseran kekuatan di Asia Pasifik. Apakah Quad akan eksis? Sekelompok warga di
AS juga tidak yakin dengan Quad dan sepak terjangnya. Quad hanya semacam
akibat alamiah dari pergeseran kekuatan di Asia Pasifik. Di AS, penguatan
Quad diduga hanya menjaga profil kebijakan luar negeri Presiden Biden bagi
sekelompok di AS yang memiliki sentimen nasionalisme kuat, seperti dikatakan
pakar politik University of Chicago, John Mearsheimer. Harian The Wall Street
Journal edisi 6 Januari 2021 menuliskan keraguan akan efektivitas
pembendungan. Di sisi lain, Menlu AS Antony Blinken juga meyakini opsi kerja
sama dengan China. Tidak bisa juga dilupakan, para anggota
Quad itu juga memiliki hubungan bilateral dengan China sebagaimana dikatakan
Jabin Jacob dari Shiv Nadar University di Tamil Nadu, India (televisi Al
Jazeera, 13 Maret 2021). Forum bilateral ini bisa menghambarkan pamor dan
niat membendung China oleh AS, yang memang menyadari ”iming-iming ekonomi”
dari China kepada sekutu-sekutu AS. Hugh White dari Australian National
University dalam diskusi pada 13 Agustus 2019 di Center for Independence
Studies mengindikasikan perlu juga melihat China dengan kacamata yang lebih
realistis, terkini, dan penuh kalkulasi. ● |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar