Om
Senang Tante Girang Eko Endarmoko ; Penyusun Tesamoko, Tesaurus Bahasa
Indonesia |
KOMPAS,
09 Maret
2021
Judul tulisan ini bisa kita duga tidak akan
terlampau menggoda pembaca menafsirnya sebagai kalimat pernyataan. Jelas itu
gabungan dua kata majemuk: om senang dan tante girang. Keduanya ungkapan lama
yang tak kunjung lapuk hingga hari ini. Setidaknya ada dua kombinasi ungkapan itu
yang mungkin terbaca sebagai kalimat, (1) "Tante girang om senang"
dan (2) "Om senang tante girang". Dua kalimat ini punya arti
berbeda. Konstruksi (1) memberi informasi ada dua orang merasakan hal kurang
lebih sama. Yang satu, tante, sedang girang, sementara lainnya, om, sedang
senang. Di sisi lain, konstruksi (2) menyertakan satu informasi yang tak ada
pada konstruksi (1), yaitu bahwa si om senang pada si tante. Tak ada petunjuk
pada (1) bahwa si tante menyukai si om. Paling-paling kita bisa parafrasakan
begini: "Tante girang setelah melihat om senang dan tidak bersedih
lagi". Persis dari titik inilah kita dapat lebih
leluasa meninjau medan makna dua kata sifat di situ yang bersinonim, senang
dan girang. Orang gampang saja mengatakan senang dan
girang bersinonim atau punya kesamaan makna. Padahal, kesamaan itu, seperti
sinonimi pada umumnya, tidak bersifat mutlak. Keduanya merujuk pada perasaan
lega, puas. Di satu titik, senang dan girang dapat saling menggantikan (tanpa
mengubah makna secara signifikan) dalam, misalnya, "Bu Lutfi senang/girang
anaknya yang baru lepas kuliah diterima bekerja di satu perusahaan dengan
gaji memadai." Kualitas kepuasan dalam senang dan girang di sini
gradual, terbedakan dalam gradasi puas-senang-girang-bahagia. Senang punya
kedekatan makna dengan lega, aman, nyaman, puas. Sementara girang adalah rasa
senang dengan kadar lebih. Ia mendekat ke gembira, riang. Ekspresi rasa
senang tampak pada wajah ceria, sering ditambah senyum di bibir. Girang lebih
ekspresif, tak jarang diikuti laku melonjak-lonjak atau bahkan sampai menangis. Itu salah satu penjelasan mengapa bentuk
tante girang dan om senang-lah yang masih kita kenal dan pakai hingga hari
ini, bukan tante senang dan om girang. Seolah-olah kata girang punya perangai
seperti perempuan dan senang itu berperangai maskulin. Sudah tentu ada
penjelasan lain, tapi nantilah kita bicarakan lebih jauh. Dibaca sebagai kalimat, "Om senang
tante girang" dapat bermakna si om anu senang pada tante girang itu.
Atau, malah mungkin saja, si om menggemari tante girang. Tapi, tampaknya data
di lapangan tidak bicara seperti itu. Om senang biasanya lebih suka pada
perempuan muda daripada tante-tante berumur. Tak ada lema om senang, begini
kamus besar kita merumuskan tante girang: "wanita setengah baya yang
suka bersenang-senang dengan pemuda". Dalam kalimat berbeda, si om dan
si tante senang pada lawan jenis yang lebih muda dari mereka. Jarang om
senang yang suka pada tante girang, sama jarangnya dengan tante girang yang
suka pada om senang. Namun, uraian di atas belum, persisnya
tidak bermaksud, menjawab soal mengapa ungkapan "om senang" dan
"tante girang" tak kunjung lapuk hingga sekarang. ● |
0818175273 hubungi aku yaaa .. aku kesepian nihhh (wisa zulfathia) Tante girang om senang
BalasHapus