Membumikan
Reformasi Birokrasi
Wahyudi Kumorotomo ; Guru Besar pada Magister Administrasi Publik
Fisipol Universitas
Gadjah Mada
|
JAWA
POS, 15 Desember 2017
TAHUN lalu, ketika Presiden Jokowi bicara
tentang kinerja lembaga
pemerintah di Indonesia, peringkat doing
business ditargetkan bisa meningkat dari angka 109 ke angka 40-an atau
sejajar dengan negara ASEAN (Thailand atau Malaysia). Cukup sulit mencapai
target itu karena saat ini peringkat Indonesia masih di angka 72 dari 190
negara. Untuk ukuran Asia Tenggara, bahkan peringkat Indonesia masih kalah
dibanding dengan Vietnam, yang ada di peringkat ke-68.
Mengapa setelah sekian tahun pemerintah
melaksanakan reformasi birokrasi (RB), bahkan menambah remunerasi pegawai
secara drastis sejak 2008, kinerja birokrasi dan daya saing bangsa kita masih
juga lemah?
Hentikan Formalitas
Salah satu negara yang berhasil mewujudkan
reformasi birokrasi dengan efektif adalah Korea Selatan. Posisi Korsel pada
1950-an sebenarnya setara dengan Indonesia. Tetapi, dalam waktu empat
dasawarsa, Korsel sudah mampu menyejajarkan diri dengan kemajuan di
negara-negara OECD. Tiga kunci yang menentukan kemajuan bangsa itu adalah
pengembangan SDM, strategi tekno-industrial yang tepat, dan reformasi
birokrasi yang konsisten.
Reformasi birokrasi di Korsel terjadi di era
Presiden Park Chung-hee. Pada periode 1987–2002, Korsel memulai proyek
besar-besaran berupa penyediaan infrastruktur e-government (Choi, 2010). Di
tahap awal, investasi infrastruktur e-government itu membutuhkan dana yang
sangat besar, sedangkan penggunanya nyaris nihil. Namun, karena komitmen
pemerintah yang begitu kuat dengan mewajibkan lembaga pemerintah menjadi
pengguna perangkat keras dan perangkat lunak yang dikembangkan secara
mandiri, kebijakan e-government menunjukkan sukses luar biasa.
Pertama, meluasnya pengguna fasilitas dan
aplikasi yang dikembangkan oleh pemerintah berhasil menutup biaya investasi
awal di bidang teknologi informasi dan sekaligus mendorong kreativitas para
pekerja teknologi.
Kedua, e-government berhasil mengikis
korupsi yang menjangkiti birokrasi. Saat ini kemudahan berusaha di Korsel
menempati peringkat ke-4 dari seluruh negara yang disurvei.
Banyak pengamat yang tidak habis percaya
bahwa daya saing Vietnam yang baru memulai perencanaan pembangunan sistematis
pada sekitar 1980-an itu bisa menyalip Indonesia. Seperti kita lihat,
peringkat doing business Vietnam pada 2017 ini sudah beberapa angka di atas
Indonesia. Bagaimana mungkin ini bisa terjadi?
Melihat grand design reformasi birokrasi
Vietnam, awam pun bisa melihat bahwa dokumen ini bukan sekadar formalitas,
tetapi mengandung visi yang jelas dengan target-target capaian yang objektif
(Vinh dan Lan, 2016), yaitu untuk meningkatkan daya saing nasional agar bisa
menjadi negara industri pada 2030. Ada empat komponen yang hendak dicapai:
efisiensi birokrasi, peningkatan kualitas pelayanan publik, besaran investasi
swasta, dan daya saing nasional.
Kalau kita ingin kembali menempatkan
Indonesia ke dalam radar para investor global dan mengambil manfaat optimal
dari perdagangan internasional, rencana-rencana reformasi birokrasi tidak
boleh hanya terhenti di formalitas. Betapapun, momentum mereformasi birokrasi
harus disesuaikan dengan kebutuhan riil dari masyarakat.
Terukur dan Realistis
Nawacita yang ditetapkan oleh pemerintah
Jokowi-JK, khususnya butir pertama dan keempat, menyebutkan secara jelas
pentingnya kehadiran negara dan menciptakan aparatur yang bebas korupsi.
Perpres No 81/2010 telah menetapkan grand design RB hingga 2025 dengan tiga
sasaran pokok (pemerintahan yang bersih, kualitas pelayanan yang baik, dan
akuntabilitas birokrasi yang lebih baik).
Di semua instansi pusat, kenaikan remunerasi
telah meningkatkan penghasilan riil bagi sejumlah pejabat. Di daerah, SKPD
beramai-ramai secara formal membentuk satgas RB. Tetapi, dari segi
efektivitasnya, belum banyak yang berubah dari pola tata kerja di antara ASN
(aparatur sipil negara). Di dalam struktur APBN, belanja aparatur pemerintah
saat ini menempati proporsi yang paling besar karena adanya tambahan
remunerasi. Sayangnya, proporsi belanja yang besar bagi belanja pegawai itu
belum diimbangi dengan kinerja yang membaik.
Efektivitas berbagai paket kemudahan
berusaha yang diluncurkan oleh pemerintah adalah indikator yang paling jelas
bagi keberhasilan RB. Terdapat 204 regulasi yang telah direvisi dan
diperbaiki dengan prinsip HGSL (hapus, gabung, sederhanakan, limpahkan).
Namun, masih banyak urusan dengan lembaga publik yang tampaknya
diselenggarakan dengan paradigma mempersulit pengguna jasa. Peraturan yang
terdapat di bawah kendali eksekutif mungkin sudah mulai terdapat perbaikan,
tetapi masih banyak kebutuhan perbaikan regulasi di bawah undang-undang yang
membutuhkan perampingan seperti HO (hindrance ordonantie), TDP (tanda daftar
perusahaan), penyatuan izin prinsip dan izin lokasi, dan sebagainya.
Banyak daerah yang masih terpaku pada
peraturan lama tentang perizinan dan kurang ada terobosan. Di Kota Surabaya,
Jogja, dan Palangka Raya, pemusatan urusan di berbagai dinas teknis ke dinas
perizinan atau UPTSA telah meningkatkan efisiensi dan mempermudah urusan.
Tetapi, ada sebagian daerah yang justru menetapkan jenis-jenis lisensi baru
untuk fungsi yang sama, misalnya UKL/UPL (upaya kelola lingkungan/upaya
pemantauan lingkungan) dan SPPL (surat pernyataan pengelolaan lingkungan),
atau mengalihkan otorisasi negara kepada warga dalam bentuk izin gangguan
yang tidak berbeda dengan HO. Akibatnya, meskipun peringkat doing business di
tingkat nasional membaik, di banyak daerah peringkatnya justru memburuk.
Dengan melihat perincian dari parameter yang
digunakan dalam doing business, titik lemah yang paling mencolok bagi
Indonesia adalah dalam hal memulai bisnis, izin mendirikan bangunan (IMB),
dan pendaftaran properti (tanah dan bangunan).
Perdebatan tentang paradigma reformasi
birokrasi di tingkat konsep sudah sering kita dengar. Yang dibutuhkan
sekarang adalah perubahan paradigma di tingkat implementasinya. Di sinilah
pentingnya pencapaian indikator yang terukur dan realistis. ●
|
PROMO WOW..... ANAPoker
BalasHapus+ Bonus Extra 10% (New Member)
+ Bonus Extra 5% (Setiap harinya)
+ Bonus RakeBack Tanpa Minimal T.O (HOT Promo)
+ Bonus 20.000 (ALL Members)
BERLAKU UNTUK SEMUA GAME PERSEMBAHAN DARI IDNPOKER
POKER | CEME | DOMINO99 | OMAHA | SUPER10
BCA - MANDIRI - BNI - BRI - DANAMON
Semua Hanya bisa didapatkan di ANAPoker
- Minimal Deposit Yang terjangakau
- WD tanpa Batas
Untuk Registrasi dan Perdaftaran :
WhatsApp | 0852-2255-5128 |