Kesinambungan
Pemasukan Devisa
A Prasetyantoko ; Ekonom di Universitas Katolik Indonesia Atma
Jaya
|
KOMPAS,
18 Desember
2017
Di tengah upaya progresif melakukan
transformasi perekonomian, khususnya di bidang infrastruktur, kesinambungan
pemasukan devisa menjadi kunci. Perekonomian yang tengah berkembang, seperti
kita ini, secara alamiah mengidap dosa asal (original sin theory), yaitu tak
mampu menutup celah pendanaan domestik dalam mendorong perekonomian sehingga
bergantung pada modal asing. Tanpa manajemen risiko yang baik, aliran modal
tersebut dapat mengakibatkan gejolak yang bisa mengganggu siklus
perekonomian.
Selama lebih kurang satu dekade
(2004-2014), kita sangat mengandalkan penerimaan devisa hasil ekspor
komoditas, khususnya batubara dan minyak kelapa sawit mentah (CPO). Peta
pertumbuhan dan perilaku ekonomi pun sangat dipengaruhi pola siklus harga
komoditas. Puncak pertumbuhan ekonomi terjadi pada 2010-2011 sebesar 6,2
persen, kemudian melambat dan mencapai titik terendahnya pada 2015 sebesar
4,9 persen. Pada 2016, ekonomi tumbuh 5,1 persen, sementara proyeksi 2017
sebesar 5,1 persen dan 2018 sekitar 5,2 persen.
Lambatnya pemulihan terjadi seiring dengan
tidak cepatnya transisi perekonomian menuju basis sektor manufaktur. Meski
membaik, perekonomian seakan terjebak pada pertumbuhan 5 persen saja.
Pemerintah berupaya keras melakukan transformasi dengan dua pilar besar,
membangun infrastruktur, dan melakukan deregulasi. Hasilnya, meski sudah
mulai terlihat, jalan masih panjang untuk menggerakkan sektor manufaktur,
meningkatkan ekspor nonmigas, dan menghasilkan devisa. Maka, sektor
pariwisata dipilih sebagai sektor unggulan yang diyakini bisa lebih cepat
mendatangkan devisa. Meski prospektif, likuiditas perekonomian domestik tidak
akan mencukupi dalam jangka pendek ini sehingga utang luar negeri pun tak
bisa dihindari.
Indikator aliran modal asing bisa tecermin
dalam cadangan devisa yang pada September lalu berada di puncak tertinggi
dalam sejarah, yaitu 129,4 miliar dollar AS. Pada akhir November lalu,
cadangan devisa turun menjadi 125,9 miliar dollar AS, tetapi masih relatif
aman karena cukup membiayai impor dan kewajiban luar negeri lain selama lebih
kurang 8 bulan. Sebagai perbandingan, cadangan devisa Malaysia pada Agustus
2017 ini sekitar 95 miliar dollar AS, Thailand 195 miliar dollar AS, India
400 miliar dollar AS, dan China 3 triliun dollar AS atau negara dengan
cadangan devisa terbesar di dunia.
Meningkatkan devisa perlu dilakukan seiring
dengan perbaikan perekonomian domestik. Jika terlalu cepat, bisa memunculkan
berbagai risiko. Transformasi perekonomian membutuhkan kesabaran. Tak perlu
cemas dengan pola pertumbuhan 5 persen asalkan perbaikan terus dilakukan dan
peningkatan kinerja terjadi secara berkelanjutan. Dalam hal pemasukan devisa
secara berkesinambungan, diperlukan berbagai upaya jangka panjang dan pendek
secara komprehensif.
Strategi
industrialisasi
Pertama, strategi paling baik mengundang
aliran modal masuk adalah melalui strategi industrialisasi. Penanaman modal
asing perlu diarahkan pada dua sektor utama, yaitu sektor industri penghasil
bahan baku dan produk ekspor. Fakta di lapangan tak semudah itu karena dua
sektor ini tidak begitu menarik. Marginnya kecil sehingga diperlukan insentif
yang proporsional. Ekspor kita memang membaik belakangan ini, tetapi lebih
dipengaruhi oleh kenaikan harga komoditas. Kenaikan ekspor juga diiringi
dengan peningkatan impor bahan baku. Perlahan harus dipastikan, ekspor
nonmigas meningkat, sementara impor bahan baku melandai. Ini bisa menjadi
pertanda awal keberhasilan transformasi perekonomian domestik.
Kedua, meningkatkan penerimaan sektor jasa,
khususnya sektor pariwisata. Pada 2016 terdapat lebih dari 10 juta wisatawan
asing, dan tahun ini ditargetkan 15 juta orang. Penerimaan devisa turis asing
tahun lalu sekitar 11 miliar dollar AS, sementara turis domestik yang
melancong ke luar negeri setara dengan 7,5 miliar dolar AS sehingga
penerimaan bersih dari sektor pariwisata asing (dikurangi turis domestik yang
keluar) mencapai 3,6 miliar dollar AS. Tahun ini agaknya target sulit dicapai
mengingat 40 persen kunjungan wisatawan asing terkonsentrasi ke Bali. Hingga
akhir tahun, turis asing kemungkinan tak akan datang ke Bali akibat erupsi
Gunung Agung.
Ketiga, menambah devisa dengan penerbitan
utang luar negeri dengan ekstra hati-hati. Hingga triwulan ketiga tahun ini,
total utang luar negeri sebesar 343 miliar dollar AS dengan pertumbuhan 4,5
persen ketimbang tahun sebelumnya. Total utang luar negeri mencapai 34 persen
dari produk domestik bruto (PDB), turun dibandingkan dengan triwulan ketiga
2016 sebesar 36 persen. Dilihat dari postur penerimaan, penerbitan utang baru
tergolong paling mudah dan cepat. Sementara meningkatkan penerimaan devisa
dari ekspor nonmigas dan pariwisata membutuhkan kerja keras serta
mensyaratkan transformasi perekonomian berkelanjutan. Dalam jangka pendek,
keduanya masih sulit diharapkan memompa penerimaan devisa.
Cara paling mudah menambah devisa kita
adalah menerbitkan utang baru meski risikonya paling tinggi. Tahun depan
tampaknya sulit menambah portofolio utang luar negeri mengingat sudah mulai
masuk tahun politik. Jika strategi utang diambil, harus dipastikan bahwa itu
tak memberi amunisi kepada kelompok oposisi. Meski secara rasio masih
tergolong aman, utang secara nominal cukup besar sehingga cicilan harus
dibayar dengan penerbitan utang baru.
Strategi paling ideal dalam meningkatkan
penerimaan devisa secara berkesinambungan adalah melanjutkan transformasi
perekonomian agar dicapai situasi keseimbangan. Ini ditandai oleh peningkatan
neraca dagang melalui surplus ekspor nonmigas dan neraca jasa, salah satunya
melalui penerimaan sektor pariwisata. ●
|
PROMO WOW..... ANAPoker
BalasHapus+ Bonus Extra 10% (New Member)
+ Bonus Extra 5% (Setiap harinya)
+ Bonus RakeBack Tanpa Minimal T.O (HOT Promo)
+ Bonus 20.000 (ALL Members)
BERLAKU UNTUK SEMUA GAME PERSEMBAHAN DARI IDNPOKER
POKER | CEME | DOMINO99 | OMAHA | SUPER10
BCA - MANDIRI - BNI - BRI - DANAMON
Semua Hanya bisa didapatkan di ANAPoker
- Minimal Deposit Yang terjangakau
- WD tanpa Batas
Untuk Registrasi dan Perdaftaran :
WhatsApp | 0852-2255-5128 |