Antisipasi
Gejolak Pangan
Agung Hendriadi ; Kepala Biro Humas dan Informasi Publik,
Kementerian Pertanian
|
KOMPAS, 04 Maret 2017
Artikel ini telah dimuat di MEDIA INDONESIA 01 Maret 2017
Dalam
dua minggu terakhir, pemerintah menyadari adanya penurunan harga gabah di
tingkat petani. Ini disebabkan oleh produksi melimpah dan cuaca yang kurang
mendukung, khususnya di Pulau Jawa.Meski demikian, pemerintah sudah berupaya
mengantisipasi agar petani tidak merugi.
Harga
per kilogram gabah kering panen (GKP) menurun hampir secara menyeluruh di Pulau
Jawa. Misalnya, Kabupaten Purworejo Rp 3.500, Blora Rp 3.330, Pati Rp 3.400,
Kendal Rp 3.300, Batang Rp 3.500, Tulungagung Rp 3.600, Kediri Rp 3.400,
Magetan Rp 3.500, Ngawi Rp 3.500, Blitar Rp 3.550, serta harga terendah di
Kabupaten Gresik dan Tuban pada kisaran Rp 3.200.
Terkait
dengan penurunan harga gabah, penyebab utamanya adalah produksi yang
melimpah, curah hujan tinggi, dan minimnya penyinaran matahari pada musim
panen. Menyikapi kondisi itu, Kementerian Pertanian pada 23 Februari 2017
menggelar rapat koordinasi percepatan penyerapan gabah petani untuk
menyelamatkan harga gabah yang jatuh dan menyelamatkan kesejahteraan petani.
Pada
rakor yang dihadiri Bulog, semua kadivre, Panglima TNI, Kepala Staf TNI AD
beserta seluruh danrem dan dandim, Kementerian Perdagangan, serta kepala
dinas pertanian se-Indonesia, muncul kesepakatan: (1) Percepatan serapan
gabah petani dengan target 8,6 juta ton sampai Agustus 2017; (2) Relaksasi
aturan harga pembelian pemerintah (HPP) yang semula harga GKP Rp 3.700 per kg
untuk kadar air sampai 25 persen (Inpres No 5/2017) akan disesuaikan sampai
dengan kadar air 30 persen.
Menurut
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, upaya percepatan serapan gabah oleh
Kementerian Pertanian bersama institusi terkait tahun 2017 adalah melanjutkan
Tim Serap Gabah Petani (Tim Sergab) dan bermitra dengan swasta untuk
penyewaan mesin pengering (dryer) dan pergudangan milik Bulog.
Lebih
lanjut Mentan akan mengoptimalkan kerja 187.000 unit pengering dan
penggilingan serta mengoptimalkan 50.000 petugas penyuluh lapang bersama
Babinsa TNI di setiap daerah. Dengan demikian, masyarakat, khususnya petani,
tidak perlu cemas akan turunnya harga gabah.
Harga
beras
Terkait
harga beras, Kementan bersama Kemendag dan Bulog selalu memonitor perkembangan
harga beras di Pasar Induk. Pada 6 Februari 2017, harga beras medium kualitas
3 varietas IR 64 di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) Rp 7.500 per kg.Harga
ini lebih murah ketimbang harga yang sama pada tahun sebelumnya.
Direktur
Utama PT Food Station Tjipinang Djaya Arief Prasetyo mengatakan, pasokan
beras di PIBC cukup sehingga mampu menyuplai kebutuhan pasar-pasar di wilayah
Jabodetabek.Menurut Ketua Umum Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha
Beras Indonesia (Perpadi) Nellys Sukaedi, harga beras saat ini normal
berkisarRp 7.500-Rp 7.800 per kg untuk kelas medium. Berbeda dengan periode
yang sama tahun-tahun sebelumnya, Januari-Februari biasanya paceklik dan
sudah ribut impor.
Saat
ini produksi serta suplai memadai dan stok beras di Bulog 2,2 juta ton.
Dengan demikian, pasokan dan harga beras di tingkat produsen sangat
terkendali.
Terkait
nilai tukar petani (NTP), upaya penyerapan dan pengendalian harga gabah dan
beras di tingkat produsen (petani) dalam dua tahun terakhir (2015-2016) membuahkan
kenaikan NTP 0,18 persen dan nilai tukar usaha pertanian (NTUP) 2,47 persen.
Jadi, tidak benar NTP turun.
Terkait
musibah banjir dan serangan organisme pengganggu tanaman (OPT), pemerintah
mengantisipasi dengan program bantuan asuransi usaha tani. Pada MT-I telah
diidentifikasi total musibah banjir dan serangan OPT tidak lebih dari 0,26
persen lahan pertanian yang puso. Yang terkena puso saat ini dalam proses
penggantian klaim asuransi bekerja sama dengan PT Jasindo. Ini membuat petani
tetap bergairah untuk menanam.
Untuk
tata kelola jagung pun pemerintah punya upaya khusus. Akhir 2016, produksi
nasional diperkirakan 23 juta ton. Saat ini di beberapa sentra produksi,
misalnya Aceh Timur, Pasaman Barat, Musi Banyuasin, Lamongan, Tanah Laut,
Bantaeng, Bolaang Mongondow, dan Minahasa Selatan, produksi melimpah serta
harga cenderung turun di bawah Rp 3.000 per kg karena curah hujan tinggi.
Aceh Timur Rp 2.800 per kg, Musi Banyuasin Rp 2.600 per kg, Tanah Laut Rp
2.400 per kg, Bantaeng Rp 2.500 per kg. Pemerintah bersama Gabungan Pengusaha
Makanan Ternak (GPMT) sepakat akan menyerap jagung petani sesuai Permendag No
63/ 2016 pada harga Rp 3.150 per kg.
Impor
jagung turun
Upaya
itu selama 2016 menurunkan impor jagung 66,6 persen dan luas pertanaman jagung
tahun 2017 diharapkan meningkat 1 juta hektar. Dengan demikian, produksi dan
harga akan terjaga serta bahan baku pakan ternak terjamin. GPMT dan Kementan
sepakat 2017 tak impor jagung.
Terkait
impor beras yang tercatat pada 2016, diakui oleh Badan Pusat Statistik (BPS)
bahwa impor itu adalah pelaksanaan rekomendasi impor 2015 atau merupakan
luncuran impor 2015 yang belum selesai. Jadi, bukan impor yang
direkomendasikan 2016.
Tahun
2016 tak ada rekomendasi impor. Untuk data beras, jagung, dan pangan lain,
Kementan selalu mengacu pada data BPS terkait seluruh data nasional. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar