Butuh Waktu Lama untuk Jadi Muda
Azrul
Ananda ; Dirut Jawa Pos Koran
|
JAWA POS, 01 Juli 2015
Hari
ulang tahun bisa jadi hari terbaik, atau hari terburuk…
***
Tidak
setiap hari ulang tahun adalah hari istimewa. Ada yang benar-benar istimewa,
ada yang biasa-biasa saja. Ya, nggak?
Ada
yang habis-habisan merayakan ulang tahun pertama anaknya. Ada yang
habis-habisan merayakan ulang tahun ke-17 anaknya. Ada juga yang
habis-habisan merayakan ulang tahunnya yang ke-50.
Dan
itu sah-sah saja, hak masing-masing, karena memang umur tidak bisa di-rewind.
Ada
juga yang ’’merayakan’’ ulang tahun angka tertentu dengan tawa, pesta, juga
tangis. Dan bukan tangis haru bahagia…
Karena
jarang merayakan ulang tahun, hanya ada beberapa kesempatan yang buat saya
terkenang sampai sekarang.
Pertama,
ulang tahun ke-21. Kalau di Amerika, itu penanda sudah boleh belanja minuman
beralkohol.
Lalu,
ulang tahun ke-27 pada 2004. Karena pada hari yang sama diselenggarakan
technical meeting pertama DBL, liga basket pelajar yang sekarang menyebar di
seluruh Indonesia.
Lalu,
ulang tahun ke-30.
Kebetulan,
pada tahun yang sama, banyak teman dekat saya yang merayakan ulang tahun
ke-30 pula. Kebanyakan sudah menikah dan berkeluarga, walau ada juga teman
yang ternyata masih single dan pacaran dengan yang jauh lebih muda.
Secara
bergantian, kami mentraktir makan. Lalu berbagi cerita. Tentu saja, teman
kami yang masih single itulah yang banyak dihujani pertanyaan.
’’Bagaimana
rasanya, bro?’’ tanya teman saya yang lain, yang sudah berkeluarga.
’’Kalau
dulu main fisik, sekarang main teknik,’’ begitu jawabnya santai, mengundang
tawa yang lain.
’’Wah,
kalau gue gimana, bro?’’ tanya teman saya yang lain itu lagi.
’’Kalau
elu mah kaya Chelsea aja, main duit…’’ celetuknya, lagi-lagi mengundang tawa
yang lain.
Ini
kali pertama saya memakai kata ’’gue’’ dan ’’elu’’ di kolom Happy Wednesday.
Sebab, dua teman saya itu memang orang Jakarta, dan kami makan-makannya waktu
itu di Jakarta.
Dan
waktu itu, Chelsea memang lagi rajin belanja pemain mahal…
Terus
terang, saat ultah ke-30 itu, saya lebih banyak bengong, menyendiri, dan
bahkan sempat menangis. Dan bukan menangis haru bahagia.
Kali
pertama berusia kepala tiga, waktu itu saya merasa sudah tua. Tidak bisa lagi
bilang umur ’’dua puluhan’’.
Saya
yakin saya tidak sendirian menangis di ulang tahun usia tertentu. Liv Tyler,
bintang film cantik, mengaku menangis saat ultah ke-18. ’’Karena saya merasa
17 tahun itu usia yang manis. Cukup muda untuk tidak disalahkan dalam banyak
hal, tapi juga cukup dewasa…’’ ungkapnya.
Baru
setelah satu dua tahun melewati usia 30, hati saya menjadi lebih tenang.
Ternyata, ’’muda’’ itu relatif. ’’Muda’’ itu tergantung memandangnya dari
mana. Kalau dilihat dari usia lebih ’’atas’’, ya masih muda.
Walau
pada saat yang sama, sakit rasanya mendengar ada anak/remaja memanggil saya
’’Om’’.
Jleb!
Jleb! Jleb!
Sakitnya
tuh di mana-mana…
Tidak
terasa, dalam beberapa tahun lagi saya sudah akan menginjak kepala empat.
Banyak orang yang sudah merasakannya, dan setiap orang akan punya perasaan
beda-beda.
Seperti
apa rasanya buat saya nanti? Kalau masih ada kolom Happy Wednesday pada 2017
nanti, semoga saya bisa bercerita… Dan semoga bahagia…
Dan
seperti kebanyakan orang, saya juga ingin merayakan ulang tahun ke-50, ke-60,
dan seterusnya, dalam kondisi sehat dan masih bisa banyak berbuat…
***
Hari
ini Jawa Pos merayakan ulang tahun ke-66.
Pada
tahun yang tidak dianggap enak oleh banyak orang ini, kami bersyukur masih
bisa menjadi perusahaan yang solid, mantap melangkah ke depan. Dan kami sudah
menjalani proses restrukturisasi serta regenerasi yang komprehensif, di
hampir seluruh departemen dan lapisan manajemen.
Tidak
semua perusahaan dengan usia setara sudah ’’lolos’’ dari proses yang berat
itu. Bahkan ada yang baru akan memulainya…
Karena
ini bukan tahun yang overall menyenangkan, kami pun menahan diri dalam
merayakannya. Biasanya, setiap ulang tahun, karyawan bikin pesta seru di
ruang redaksi di Graha Pena Surabaya, yang memang luas dan terbuka.
Ada
dress code heboh, ada DJ, ada kompetisi yel-yel antardepartemen, dan
sebagainya. Maklum, walau usia koran sudah 66 tahun, usia rata-rata karyawan
kami masih di angka 30. Ya, 30 tahun! Kebanyakan manajer pun usianya masih di
pertengahan 30-an.
Tahun
ini, kami hanya akan bikin acara sederhana.
Dan
kami berterima kasih kepada semua pembaca serta mitra bisnis Jawa Pos, yang
setiap tahun selalu menjadikan ulang tahun kami sebagai event yang heboh.
Sudah
dalam beberapa hari terakhir, dan biasanya sampai beberapa hari ke depan,
bergantian dan berbondong-bondong kelompok pembaca serta mitra kerja Jawa Pos
berkunjung ke kantor kami di Surabaya maupun Jakarta.
Dalam
seminggu, bisa lebih dari 3.000 orang berkunjung dan mengucapkan selamat
ulang tahun secara langsung.
Betapa
berterima kasihnya kami kepada mereka… Plus banyak kue dan makanan enak
menumpuk di kantor selama seminggu… Hehehe…
***
Tahun
ini, kami juga meminta seluruh karyawan untuk menuliskan visi mereka untuk
Jawa Pos ke depan. Seru juga membaca ratusan tulisan yang masuk tersebut. Dan
ada hadiah seru untuk ide-ide atau saran-saran yang konkret serta menarik.
Tidak harus visi besar, tapi bisa juga tentang hal-hal kecil yang bisa
membantu perkembangan perusahaan ini ke depan.
Karena
usia rata-rata karyawan masih muda, tentu saja ini sangat penting. Sebab,
mereka pulalah yang akan menikmati/menanggung beban itu semua pada masa
mendatang…
’’Jawa
Pos harapan saya dapat senantiasa menjadi mata air, yang dapat selalu
memberikan sumber kehidupan dan penghidupan bagi kita semua. Jawa Pos dalam
mimpi saya adalah Jawa Pos yang dapat mengarahkan kita semua ke atas, untuk
menjadi lebih baik. Seperti pohon rotan yang bisa membantu menjaga
kelestarian hutan, maka Jawa Pos tidak hanya bermanfaat secara internal,
tetapi harapan saya agar Jawa Pos bisa juga tetap selalu menjaga bangsa dan
negara Indonesia ini.’’
Begitu
penggalan salah satu tulisan yang masuk. Dan karena menginspirasi untuk saya
kutip, maka yang menulisnya akan dapat Rp 10 juta.
Seperti
apa Jawa Pos ke depan? Tentu tidak bisa ditulis di kolom ini. Juga belum
tentu bisa di-sharing begitu saja ke semua pihak.
Yang
pasti, dengan kekuatan tim muda yang mampu berlari maraton dengan pace cepat,
masa depan kami bisa lincah ke mana saja.
Banyak
plan dalam setahun, tiga tahun, dan lima tahun ke depan. Juga untuk
tahun-tahun selanjutnya. Semua siap berlari mengeksekusinya, juga siap
zig-zag dan ganti haluan dengan lincah kalau memang diharuskan.
Secara
resmi usia Jawa Pos 66 tahun. Tapi, engine-nya masih 30-an tahun… Benar juga
kata Pablo Picasso: ’’It takes a long time to become young.’’
Butuh
waktu lama untuk menjadi muda… ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar