Strawberry
Generation
Rhenald Kasali ; Pendiri Rumah Perubahan @Rhenald_Kasali
|
KORAN
SINDO, 09 Oktober 2014
Saya ajak Anda menjelajah ke wilayah-wilayah baru dalam dunia
pendidikan. Beberapa hari lalu saya menemani mahasiswa-mahasiswa saya yang
meluncurkan buku mereka: 30 Paspor. Buku ini berisi “curhat” dan sharing
pengalaman mahasiswa di kelas saya yang saya ajak kesasar di luar negeri.
Mereka harus mengurus dokumennya sendiri, pergi sendiri, tak boleh
didampingi orang tua atau kerabatnya, merasakan betapa sulitnya hidup di
negeri orang. Mereka juga harus bergaul dan beradaptasi dengan orang-orang di
negara tersebut. Ada perbedaan bahasa dan budaya karena mereka dilarang pergi
ke negeri yang bahasa dan budayanya mirip dengan kita. Sepulangnya dari luar
negeri, saya lihat mereka kini menjadi percaya diri, ulet, sangat mandiri,
dan lebih mampu mengatasi masalahnya sendiri. Mereka juga menjadi lebih
toleran dalam menghadapi perbedaan.
Kini saya bisa dengan bangga menyebut mereka sebagai driver yakni
orang-orang yang mampu bersikap dan mengambil keputusan. Para driver inilah
yang kelak mampu menjadi penentu nasib orang lain terutama para passenger
-nya. Ternyata, kalau diajak untuk menempa diri, para mahasiswa yang selama
di sini saya lihat manja, enggan menghadapi kesulitan, takut menghadapi
situasi yang tidak menentu, bisa juga menjadi sekeras baja. Rupanya saat kesasar,
menghadapi beragam kesulitan, simpul-simpul syaraf berpikir manusia dipaksa
bekerja lebih keras dan menjadi lebih hidup. Lantas apa hubungannya dengan
strawberry ?
Strawberry
dan Sikat Gigi
Membayangkan mereka yang kesasar tadi, saya teringat dengan pandangan
para eksekutif banyak negara Asia tentang strawberry generation yang kurang
lebih seusia dengan mereka. Dari bentuknya dan warnanya, strawberry itu
menawan. Namun, di balik keindahannya, ia ternyata begitu rapuh. Cobalah
pakai sikat gigi untuk menyikat strawberry . Pasti bagian luar strawberry
tersebut mudah rusak. Padahal sikat gigi itu cukup lembut untuk gigi kita.
Itu adalah ilustrasi dari strawberry generation . Sebuah subset dari suatu
generasi yang rapuh meski terlihat indah.
Mudah hancur dan sakit hati. Generasi yang lebih tua bahkan menyebutnya
sebagai generasi yang mudah kecewa. Akibat itu, hubungan baiknya dengan para
mentor mudah rusak. Tak sedikit strawberry generation yang begitu mudahnya
menuding para senior sebagaipenyebabdepresi. Generasi ini, kalau gemblengan
di rumahnya dulu kurang begitu kuat, juga mudah galau. Banyak berhalusinasi
dan enteng mengungkap kan kegalauannya ke manamana, termasuk ke
temantemannya. Sebagian besar menyalurkannya melalui media sosial. Mereka memasangnya
sebagai status di berbagai gadget - nya. Daya lepasnya setajam kerikil yang
dihentak katapel dan kena kepala kita.
Generasi
Kreatif
Rasanya tidak adil kalau kita hanya melihatnya sisi negatifnya. Selain
kelemahannya tadi, strawberry generation juga unik dan lebih terbuka. Mereka
kreatif. Di dalam benaknya tersimpan banyak sekali gagasan, termasuk yang
paling liar sekalipun, kritis, dengan kemampuan connecting the dots yang
begitu luwes. Banyak anak muda yang kakinya jauh lebih ringan ketimbang generasi
saya yang banyak beban dan lebih besar rasa malunya untuk tampil. Sebagai
orang tua, saya selalu ingin belajar memahami mereka. Saya pernah hadir dalam
sebuah rapat di suatu perusahaan yang mengalami deadlock.
Di tengah kondisi tersebut, seorang pria muda melontarkan sebuah
gagasan yang out of the box. Saya agak terperangah dengan idenya. Segera
setelah itu banyak yang melontarkan kritik, baik positif maupun yang asbun .
Namun, setelah penanya terakhir yang nadanya amat menyerang, wajah anak muda
tadi cepat berubah. Dia terlihat tidak bisa menerima. Saya mencoba menengahi.
Sejatinya saya terkagum-kagum dengan gagasannya yang betulbetul out of the
box . Itu sebabnya saya tidak tahan untuk tidak memberikan pujian. Direksi
menjelaskan anak muda tadi termasuk salah satu bintangnya. Wajar kalau diberi
tantangan.
Setelah lulus dari perguruan tinggi terkenal, beberapa bulan lalu ia
langsung bergabung dengan perusahaan. Direksi tadi lalu memanggil sang anak
muda dan memperkenalkannya kepada saya. Kami lalu berbincang selama beberapa
saat. Beberapa bulan berlalu sejak rapat tersebut, suatu siang ketika makan
di sebuah restoran saya bertemu kembali dengan si anak muda tadi. Tapi,
sejenak kemudian anak muda tadi bercerita bahwa dia sudah meninggalkan
perusahaan tadi pindah ke perusahaan baru.
Saya kaget dan bertanya, “Mengapa?” Ia bercerita tentang rasa tidak
nyamannya karena merasa diserang dalam rapat yang lalu. Saya tertegun. Bagi
saya, diserang kiri-kanan dalam sebuah rapat adalah hal biasa. Tapi, rupanya
tidak bagi anak muda tadi. Betapa rumitnya medan yang saya hadapi dalam
karier, saya bisa bertahan hampir 30 tahun sebagai pendidik. Tidak sadar,
kadang saya tersenyum: lama juga ya?
Kiat
Menghadapi
Kita bisa menemukan anakanak muda semacam itu pada banyak perusahaan.
Apa jadinya jika perusahaan Anda banyak mempekerjakan mereka? Tahukah Anda,
mendapatkan good passenger dari generasi ini lebih baik daripada menyimpan
bad driver? Mereka jelas tak bisa dikelola dengan cara-cara lama. Maka
pertama-tama bangun dulu mental mereka, jangan fokus pada hardskill mereka
seperti pengetahuan atau bidang khusus pekerjaannya. Fokuslah pada mental
mereka. Jadikan mereka pribadi yang tangguh.
Bangunkanlah kesadaran bahwa mereka bukan passenger . Kedua, jangan
pernah membayangkan uang akan memuaskan mereka. Anak-anak ini kalau bisa
diputar mentalnya, akan menjadi pribadi yang suka menghadapi tantangan. Maka
itu, setelah diputar, berikan kepercayaan. Beri mereka proyekproyek penting,
yang membuat mereka mampu belajar dan upgrade diri sehingga mereka merasa
ikut berkontribusi terhadap keberhasilan perusahaan.
Ketiga, dampingi pengambilan keputusannya agar mereka tahu membaca
arah. Keempat , kalau dia keras kepala dan susah dikendalikan, jangan terlalu
bersedih kehilangan anak-anak yang kreatif itu. Adakalanya itu cerminan dari
pembentukan masa lalunya yang memang rapuh. Orang yang pintar harus punya
ketangguhan juga self discipline . Tetapi, yang bagus sekalipun punya pola
“terbang” yang tidak sama dengan generasi Anda. Jadi pahamilah subset dari
generasi baru ini. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar