Menggerakkan
Isu Rakyat Isu Rakyat
Marenda Ishak S ;
Dosen
Universitas Padjadjaran, Bandung
|
KOMPAS,
11 September 2014
SAAT halalbihalal Partai Nasional Demokrat
(22/8/2014), presiden terpilih Joko Widodo meminta relawan tidak membubarkan
diri. Masih ada tugas besar menanti. Kantor relawan harus jadi penyambung
lidah rakyat kepada pemimpinnya. Seberapa pentingkah kehadiran relawan? Bagaimana
posisinya dalam mendukung jalannya pemerintahan, sementara pemerintah telah
memiliki seperangkat pembantu kepresidenan termasuk instrumen lain yang
mendukung program dan kerja presiden.
Sepanjang proses
pemilihan presiden kali ini, satu hal yang sangat menonjol adalah kerja dan
militansi relawan yang demikian luas dan masif. Hal ini adalah fenomena
paling menarik dalam proses demokrasi kita.
Pada satu sisi, hal
ini menunjukkan adanya proses kesadaran masyarakat yang kian matang dalam
memahami proses demokrasi dan pentingnya mengawal proses pemilihan pemimpin
negeri ini. Pada sisi lainnya, patut juga kita pertanyakan apakah benar
masyarakat saat ini hanya mampu bergerak dalam isu dan tataran yang sifatnya
elitis?
Sudah menjadi
pengetahuan umum bagaimana masyarakat saat ini mudah sekali diorganisisasikan
oleh kepentingan sesaat, atau dengan kata lain tergantung seberapa banyak
kepentingan ekonominya terpenuhi.
Sebagai bukti, kita
dapat menyaksikan bagaimana organisasi-organisasi kemasyarakatan yang ada
saat ini saling berebut daerah kekuasaan, berebut pengaruh, dan terkadang
turut melibatkan aparat serta elite negeri kita. Ini menjadi catatan
tersendiri, bagaimana masyarakat dengan sangat mudah terprovokasi oleh
isu-isu fanatisme, agama, dan rasis yang dikeluarkan oleh para elite negeri
kita.
Posisi relawan
Lalu bagaimana dengan
relawan yang saat ini ada? Dari proses pemilihan presiden kemarin,
pembentukan relawan sangat masif terjadi. Dari proses ini, setidaknya kita
dapat megindentifikasi bagaimana proses pembentukannya, apa yang menjadi
motivasi pembentukan, bagaimana proses pendanaan, bagaimana pelibatan elite,
bagaimana isu-isu relawan dibentuk, dan bagaimana tata kelola relawan
nantinya.
Pengidentifikasian ini
menjadi penting agar kita dapat memilah, mana organisasi/ relawan yang tumbuh
dari kesadaran masyarakat dan mana relawan yang berkembang karena sikap
pragmatisme semata.
Proses
pengidentifikasian sangat berguna untuk pemerintah ke depan, yaitu dalam
rangka menyinergikan kerja dan langkah strategis bersama.
Banyaknya jumlah
relawan saat ini tidak menjadi penting, yang terpenting adalah bagaimana
mereka dapat mengelola isu-isu yang mereka rasakan bersama, mengorganisasikan
masyarakat, mengomunikasikan, mengembangkan pemikiran, serta mencari jalan
penyelesaian bersama.
Dari proses ini kita
dapat melihat sebenarnya relawan mana yang nantinya akan tumbuh dan
berkembang atas dasar kesadaran bersama atau hanya tumbuh sebagai formalitas
karena dukungan elite.
Tentunya, kita semua
berharap semua kerja relawan dan organisasi yang ada dapat tumbuh dan terus
berkembang atas dasar pentingnya menyuarakan isu-isu rakyat,
mengorganisasikan masyarakat, menggerakkan semangat kebersamaan, serta
menanamkan nilai-nilai luhur bangsa kita.
Hal ini yang tampaknya
menjadi ujian presiden ketujuh nantinya, bagaimana mengiring semangat dan
partisipasi dari relawan untuk bekerja dalam isu dan tataran yang lebih
mengena pada rakyat langsung.
Dengan kata lain,
relawan harus mau dan mampu bergerak pada kerja-kerja nyata di masyarakat.
Partisipasi dan
optimisme yang telah terbentuk pada masing-masing relawan sudah selayaknya
dijadikan modal dasar untuk kembali memperkuat gerakan-gerakan berbasis
kemasyarakatan. Dengan catatan, bukan dalam bentuk gerakan yang tersubordinat
atau hanya formalitas.
Berbasis rakyat
Dalam perjalanan
pemilihan presiden kemarin, penting kita soroti bersama bagaimana masyarakat
secara terbuka mendeklarasikan dirinya masuk salah satu pasangan calon. Patut
dikritisi kemudian bagaimana pers, akademisi, pemuka agama, pejabat
pemerintahan, hingga level terendah masuk dalam pusaran pemilihan presiden.
Hal ini tentu saja
merugikan bagi pembangunan nilai dan karakter bangsa kita, terlepas alasan
dan alibi masing-masing. Akademisi, pers, pemuka agama, dan pemerintahan
sudah seharusnya berada pada nilai-nilai luhur yang patut bersikap netral.
Ke depan, pemerintah
perlu mengedepankan kerja sama yang setara dan pelibatan aktif relawan
kemasyarakatan dalam kerja-kerja nyata di masyarakat. Terlebih isu-isu
pertanian, perikanan, kelautan, buruh, dan pendidikan yang
belum tergali dan tersusun dalam pemahaman yang sama. Dengan demikian,
hadirnya relawan sepatutnya mampu membantu dalam menggerakkan isu rakyat.
Harapan presiden
terpilih kepada relawan untuk tidak membubarkan diri, menyambung lidah
rakyat, dan mengawal kerja pemerintahan sudah sepatutnya kita apresiasi.
Kerja relawan harus
dikembalikan pada ide dan nilai dasar bahwa permasalahan yang ada sebenarnya
berada di tengah-tengah masyarakat. Karena itu, harapan presiden terpilih
jangan disalahartikan dengan terus menjaga eksistensi relawan. Akan tetapi,
hal yang terpenting bagaimana menyelesaikan masalah di masyarakat dengan
terus menyuarakan isu rakyat. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar