Dukungan
Sosial untuk yang Berduka
Agustine Dwiputri ;
Penulis
kolom “Konsultasi Psikologi” Kompas
|
KOMPAS,
04 Mei 2014
Berbagai
peristiwa memilukan sering bermunculan di sekitar kita. Makin banyak orang
yang menjadi korban atau penyintas yang berduka akibat kejadian buruk yang
mereka alami. Pendampingan/konseling/terapi psikologis merupakan satu cara
efektif untuk membantu mereka.
Pada
umumnya, orientasi yang digunakan para terapis mengarah pada cara penyintas
mengatasi stres, konflik, dan traumanya dari segi internal, seperti
menyalurkan emosi secara tepat, relaksasi, memaafkan, berpikir positif, dan
optimistis. Sesungguhnya ada pula segi eksternal yang tak kalah pentingnya,
hanya kadang agak terlupakan dalam membantu mengatasi kondisi berduka
seseorang, yang disebut sebagai dukungan sosial.
Arti dan bentuk
Istilah
dukungan sosial sering muncul dalam pembahasan mengenai berhubungan dengan
orang lain. Dukungan sosial berarti ada teman-teman dan orang lain, termasuk
keluarga, pada saat dibutuhkan atau saat situasi krisis untuk memberikan
perhatian yang lebih luas dan citra diri positif pada penyintas.
Apabila
dikelompokkan, ada beberapa bentuk dukungan sosial.
•
Dukungan emosional (kadang-kadang disebut dukungan yang tak bisa dilihat
secara kasatmata), mengacu pada tindakan yang dilakukan seseorang untuk
membuat orang lain merasa diperhatikan, seperti mendengarkan saat penyintas
ingin bicara.
•
Dukungan instrumental, mengacu pada sesuatu yang bersifat fisik, seperti
memberi uang, melakukan pengurusan rumah tangga, menemani penyintas saat
malam hari, menjawab deringan telepon yang bertubi-tubi.
•
Dukungan informasional, berarti memberikan informasi yang diperlukan, misalnya
siapa pengacara yang mau menjadi volunter dan tempat pemakaman yang
dibutuhkan.
Beberapa fakta
Salovey
(2000) mengatakan, dukungan sosial, baik yang berasal dari kelompok tepercaya
maupun dari seorang individu yang dihormati, terbukti dapat mengurangi dampak
stres, baik secara psikologis maupun fisiologis, serta dapat meningkatkan
fungsi kekebalan tubuh. Dukungan sosial meningkatkan kualitas hidup dan
menyediakan penyangga terhadap peristiwa kehidupan yang negatif.
Bahkan,
dukungan sosial kini terbukti benar-benar menjadi penyelamat kehidupan.
Orang-orang yang didukung oleh kedekatan hubungan dengan teman-teman,
keluarga, atau sesama anggota rumah ibadah, pekerjaan, atau kelompok-kelompok
pendukung lainnya ternyata kurang rentan terhadap kesehatan yang buruk dan
kematian dini. Individu yang menderita leukemia atau penyakit jantung
memiliki tingkat ketahanan hidup lebih tinggi jika mereka memiliki dukungan
sosial yang luas.
Ditemukan
juga adanya ikatan yang kuat antara dukungan sosial dan pengukuran kesejahteraan
mental. Penelitian dari Salovey menunjukkan bahwa mereka yang memiliki
hubungan pribadi yang akrab, dapat lebih baik dalam mengatasi berbagai sumber
stres, termasuk kematian, kehilangan pekerjaan, pemerkosaan, dan penyakit.
Jaringan dukungan sosial
Sebuah
jaringan dukungan sosial terdiri dari teman-teman, keluarga, dan rekan
sebaya. Sebuah jaringan dukungan sosial berbeda dari kelompok pendukung, yang
umumnya merupakan pertemuan terstruktur yang dijalankan oleh seorang ahli
kesehatan mental. Meskipun keduanya dapat memainkan peran penting pada saat
stres, jaringan dukungan sosial adalah sesuatu yang dapat berkembang ketika
Anda tidak berada di bawah stres. Jaringan ini memberikan kenyamanan ketika
mengetahui bahwa teman-teman Anda, ada untuk Anda jika Anda membutuhkannya.
Jaringan
dukungan sosial, ada yang bersifat formal (seperti lembaga tempat ibadah atau
klub sosial lainnya) maupun informal (perkumpulan teman-teman pejalan kaki,
grup media sosial seperti BB/WhatsApp).
Dalam
berhubungan dengan suatu jaringan dukungan sosial, pastikan Anda sebagai
penyintas merasa nyaman dengan keyakinan yang dimiliki kelompok maupun
harapan-harapannya terhadap Anda. Penyintas perlu mengingat bahwa
menghabiskan waktu bersama kelompok tersebut harus membuat dirinya merasa
diterima, damai, dan bersemangat, tidak merasa dipaksa atau justru merasa
cemas.
Sebuah
jaringan dukungan sosial yang kuat dapat menjadi penting dalam membantu Anda
menghadapi stres dalam masa-masa sulit, misalnya Anda baru menghadapi
kematian putra sulung karena tindak kekerasan yang dialami atau selama satu
tahun terus mengalami kerugian atau menderita penyakit kronis. Adanya anggota
keluarga, teman, dan rekan kerja yang mendukung merupakan bagian penting dari
hidup Anda, karena itu tidak pernah terlalu awal untuk menumbuhkan
hubungan-hubungan penting semacam ini.
Manfaat
Sejumlah
penelitian telah menunjukkan bahwa memiliki suatu jaringan hubungan yang
mendukung berkontribusi bagi peningkatan kesejahteraan psikologis seseorang,
terlebih yang sedang terpuruk karena peristiwa hidup yang menimbulkan
kedukaan. Apabila Anda memiliki jaringan dukungan sosial, Anda mendapatkan
manfaat melalui hal berikut.
• Rasa
memiliki kebersamaan. Menghabiskan waktu bersama orang lain akan membantu
menepis kesepian. Apakah itu adalah orangtua angkat, teman-teman sesama
pencinta anggrek, atau adik kandung Anda. Hanya mengetahui bahwa Anda tidak
sendirian dan ada orang lain bersama Anda, membuat kita dapat mengatasi
stres.
•
Peningkatan rasa diri berharga. Memiliki orang-orang yang menyebut Anda
sahabat mereka dapat memperkuat pandangan bahwa Anda adalah orang baik dan
pantas untuk berada di antara mereka.
•
Perasaan aman. Jaringan dukungan sosial memberi Anda akses pada berbagai
informasi, saran, bimbingan, dan berbagai bentuk bantuan lain yang
dibutuhkan. Adalah menyenangkan mengetahui bahwa Anda memiliki orang-orang
yang dapat Anda datangi pada saat dibutuhkan.
Semoga para penyintas dapat lebih berdaya dengan memanfaatkan jaringan
dukungan sosial mereka. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar