Saya
Datang, Saya Lihat, Saya Menang
Sahat Sinurat ; Pengurus Pusat
Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI)
|
OKEZONENEWS,
04 April 2014
Saya
datang, saya lihat, saya menang. Bagi kita yang senang membolak-balik buku
sejarah dunia tentunya pernah membaca kutipan ini. Ya, kalimat ini diucapkan
oleh Julius Caesar, jenderal dan konsul Romawi pada tahun 47 SM. Julius
Caesar menggunakan kalimat ini dalam pesannya kepada senat Romawi untuk
menggambarkan kemenangannya atas Pharnaces II dari Pontus dalam pertempuran
Zela. Dalam bahasa Latin, kalimat ini kita kenal sebagai Veni, Vidi, Vici.
Julius
Caesar menggambarkan kisah kemenangannya dalam satu kalimat yang pendek.
Namun, perjuangan yang harus dilakukan Caesar tentunya tidak semudah
menuliskan kalimat singkat ini. Akal Sang Jenderal dipenuhi ide dan pemikiran
bagaimana memenangkan peperangan ketika dia datang dan melihat arena
pertempuran. Butuh strategi yang mumpuni, persiapan yang matang, dan prajurit
bertekad baja untuk memenangkan sebuah peperangan. Dan pasukan Romawi sangat
beruntung memiliki seorang Julius Caesar sebagai pucuk pimpinan mereka. Sang
jenderal memiliki karisma dan kemampuan untuk menjalankan itu semua. Memang,
tidak semua karakter Julius Caesar yang perlu dicontoh. Namun keberanian,
ketegasan, dan visi kepemimpinannya tidaklah tabu untuk kita tiru. Pada
akhirnya sang jenderal dapat menuliskan dengan tegas: Saya datang, saya lihat, saya menang. Sang jenderal telah
memenangkan pertarungan dengan mudah.
Dalam
konteks kekinian, apabila sosok tersebut hadir di tengah negeri, angan kita
tentu akan menari dalam indahnya kemakmuran dan kemajuan Indonesia.
Kemiskinan, ketidakadilan, dan korupsi akan bergidik mengenal karakter
seperti sang jenderal. Namun sayang, orang yang memiliki sifat berani seperti
Julius Caesar masih jarang ditemukan di bangsa ini. Sulit rasanya mencari
pemimpin yang berani mengatakan kalimat ini -saya datang, saya lihat, saya menang- dan kemudian segera
melakukan langkah-langkah konkret agar hal tersebut bisa terjadi.
Dari
media dan informasi yang ada, kita dapat mengenal dan mengamati pejabat di
bangsa kita. Mereka yang memegang posisi-posisi strategis seharusnya menjadi
pemimpin kita dalam mengatasi permasalahan yang ada. Namun, dalam realita
yang terjadi, pejabat bangsa kita yang sedang berada di tengah sebuah
permasalahan, dia datang ke permasalahan tersebut. Bukannya melihat, menjawab
ataupun memenangkan permasalahan, sang pejabat bersikap seakan permasalahan
itu tidak ada. Dia tidak melihat adanya permasalahan tersebut.
Tidak
jarang juga kita melihat pemimpin yang datang ke sebuah lokasi dan dia
melihat adanya permasalahan di lokasi tersebut. Namun, sang pemimpin tidak
berusaha memenangkan permasalahan tersebut. Dia hanya membiarkan dirinya
sebatas tahu, tanpa berusaha mengalahkan sang masalah. Akalnya seakan tidak
ingin berpikir mencari ide memenangkan pertempuran dan memberikan kebahagiaan
bagi rakyat yang menanti dengan penuh harap di belakangnya.
Kita
juga tidak sedikit melihat pemimpin kita yang mengucap dengan lantang saya
datang, saya lihat, saya menang, namun dirinya tidak berusaha melakukan
tindak nyata untuk membuat kata-katanya terjadi. Dia menyangka ketika dia
telah mengatakannya, maka hal yang diucapkannya itu telah terjadi. Padahal
janji yang dikatakan oleh pemimpin baru dapat dirasakan oleh rakyat ketika
perkataan itu dinyatakan menjadi kebijakan dan program yang kongkrit. Apabila
pemimpin hanya bisa mengumbar janji, pada akhirnya, kemenangan pun akan sulit
diraih oleh bangsa ini; kemenangan di segala sektor dan bidang yang sudah
letih akan penjajahan kemiskinan, ketidakadilan, korupsi, dan lainnya.
Melakukan
perubahan tidak segampang meneriakkan perubahan. Dibutuhkan strategi,
persiapan dan tekad untuk merealisasikan sebuah impian menjadi kenyataan.
Begitu juga dalam membawa kemenangan bagi bangsa ini; menang dari kemiskinan,
menang dari ketidakadilan, menang dari korupsi dan lain sebagainya.
Untung
saja belakangan ini kita dapat melihat beberapa pemimpin Indonesia baik dalam
tingkatan daerah maupun nasional yang menunjukkan karakter yang tegas,
berani, dan memiliki visi ke depan. Mereka membuat kebijakan yang pro rakyat,
memberantas korupsi dan memberikan keteladanan yang sudah jarang ditemui di
dalam pemerintahan.
Namun, keberadaan pemimpin-pemimpin tegas, berani, dan
bervisi yang sudah berkiprah sekarang ini belumlah cukup. Bangsa ini masih
membutuhkan lebih banyak lagi orang yang memiliki karakter tegas, berani, dan
bervisi seperti sang jenderal. Mengatakan dengan tegas; Veni, Vidi, Vici –saya datang, saya lihat, saya menang-
dan kemudian melakukan tindakan dan langkah konkret untuk membuat kemenangan
itu nyata; baginya, bagi rakyatnya, bagi bangsa dan negaranya. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar