Jumat, 22 November 2013

Hargai Keputusan Bersama



Hargai Keputusan Bersama
Billy Boen  ;  CEO PT YOT Nusantara; Director PT Jakarta International Management (JIM); Shareholder, Rolling Stone Café
KORAN SINDO,  22 November 2013



Pengalaman saya bekerja di berbagai perusahaan, mulai dari ketika saya masih seorang fresh graduate dan bekerja sebagai assistant product line manager, hingga detik ini saya memimpin beberapa perusahaan, saya sering sekali bertemu orang-orang yang bilang ”Ya”, tapi tidak melakukan.

Bahkan bukan hanya tidak melakukan, mereka juga mengeluh terus-menerus atas apa yang telah diputuskan dan diinstruksikan kepada mereka. Bagi Anda yang saat ini sudah bekerja atau sedang memimpin perusahaan, saya yakin apa yang akan saya ilustrasikan di sini sering Anda temui di keseharian Anda di kantor. Ketika rapat, banyak masalah, ide, dan kesempatan yang dipresentasikan serta dibahas. Satu per satu biasanya dibahas secara mendalam.

Masalah yang ada didiskusikan cara penyelesaiannya. Ide dan kesempatan diuji ketangguhannya. Pada umumnya, pimpinan rapat yang baik akan memastikan bahwa semua yang dibahas di rapat tersebut memiliki action plan-nya alias ketika keluar dari ruang rapat semua jelas akan apa yang harus dilakukan masing-masing individu. Di dalam sebuah rapat sangatlah wajar apabila terjadi perbedaan pendapat. Rapat tidak diadakan untuk ajang semua bilang ”Setuju”.

Rapat diadakan untuk menyelesaikan masalah dan membuat segala sesuatu yang sudah dianggap baik menjadi lebih baik lagi. Di dalam proses ini, tidak semua orang harus setuju atas pendapat atau ide yang disampaikan rekan kerja. Itulah kenapa, pada umumnya semakin seru topik yang dibahas semakin lama rapatnya. Jangan heran kalau ada yang sampai rapat delapan jam atau bahkan harus dilanjutkan pada keesokan harinya. Tapi, itulah rapat.

Ajang saling menantang pendapat dan ide yang dilontarkan. Tujuannya apa? Supaya apa pun yang diputuskan dalam rapat adalah solusi penyelesaian terbaik sebuah masalah dan ide terbaik untuk pencapaian sebuah target.

Nah, yang menjadi problem adalah banyak anggota rapat yang ketika di dalam ruang rapat diam saja alias tidak memberikan masukan apa-apa, tapi begitu keluar ruang rapat, mereka mengeluh dan menyabotase (tidak melakukan atau memperlambat proses) apa yang telah diputuskan di ruang rapat.

Atau, banyak juga yang ketika rapat memberikan pendapatnya yang berseberangan dengan ide yang dilontarkan di awal, kemudian terus berargumentasi (ini wajar), dan ketika hasil keputusannya tidak sesuai dengan apa yang dia anggap terbaik, ketika keluar ruang rapat dia juga mengeluh dan menyabotase hasil keputusan rapat. Ini sebuah contoh tindakan orang-orang dewasa yang tidak dewasa!

Semua anggota rapat harus sadar bahwa rapat ini diadakan untuk menyelesaikan masalah dan mendapatkan ide terbaik untuk perusahaan, bukan untuk segelintir karyawan. Ini tugas pimpinan rapat untuk memastikan bahwa keputusan rapat memang bukan untuk hanya kebaikan segelintir karyawan, sebuah departemen atau divisi, dan sebagainya, melainkan lebih untuk kebaikan dan kemajuan perusahaan.

Jadi, dengan kesadaran akan hal ini, sudah sepantasnya, apa pun hasil keputusan rapat yang telah diambil di ruang rapat harus didukung. Hasil keputusan rapat harus dijalankan dengan sebaik mungkin. Oleh siapa? Oleh semua orang yang terkait. Mungkin ada di antara Anda yang bertanya, ”Lantas bagaimana kalau keputusan yang diambil tidak sesuai pendapat saya?”

Jawaban saya: ”Apakah menurut Anda, yang memberikan pendapat dan hasil keputusan rapat tersebut dibuat berdasarkan niatan untuk membuat perusahaan lebih baik atau lebih hancur?” Kalau Anda merasa bahwa niatannya adalah baik, hanya caranya saja yang menurut Anda bukan yang terbaik, sepantasnya Anda mendukung hasil keputusan tersebut.

Kita sebagai manusia tidak mungkin betul terus. Judgement kita terhadap apa yang baik dan salah, baik dan lebih baik, itu semua dipertajam oleh orangorang di sekeliling kita, dan pengalaman kita. Kita harus sadar bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Kalau pada masa lalu banyak pemikiran kita yang tepat, bukan lantas keputusan kita hari ini pasti tepat.

Kan tidak? Nah, dengan pemikiran yang ‘rendah hati’ inilah yang seharusnya membuat kita mampu menerima hasil keputusan rapat yang memang punya niatan untuk membuat perusahaan lebih baik lagi.

Satu hal yang harus saya sampaikan di sini. Menurut saya, ada pengecualian untuk tidak mendukung hasil keputusan rapat. Apa itu? Kalau hasil keputusan rapatnya untuk melakukan sesuatu yang bertolak belakang dengan hati nurani kita. Contohnya apa? Misal, hasil rapatnya memutuskan untuk Anda memberikan uang suap atau untuk menyabotase sebuah proyek (melakukan tindakan kriminal).

Kalau hati nurani Anda bertolak belakang dengan keputusan ini, sampaikan di ruang rapat. Atau Anda bisa menghadap ke atasan Anda dan menyatakan keberatan Anda yang berdasarkan atas hati nurani Anda. Apabila keputusan rapat tetap harus dijalankan, Anda berhak untuk tidak ikut serta dalam mendukung hasil rapat tersebut. Saya pernah dalam keadaan seperti ini ketika dulu saya bekerja.

Apa yang saya lakukan bukan hanya tidak mendukung hasil rapat, melainkan saya menjadi orang yang membongkar skandal yang terjadi hingga ke kantor pusat brand tersebut. Saya sempat mendapat tekanan luar biasa, tapi saya percaya, itulah yang harus saya lakukan, demi kebaikan brand yang saya pegang. Apakah lantas dengan tindakan yang saya lakukan itu karier saya mati?

Saya seperti hari ini adalah jawaban dari apa yang saya pegang teguh dalammenjalankanpekerjaanatau bisnis saya. Jadi, teamwork itu bermula dari ruang rapat. Kita harus menghargai apa yang menjadi keputusan bersama, apa yang merupakan hasil rapat harus kita dukung.

Bukan hanya didukung seadanya, melainkan harus kita lakukan dengan sebaik mungkin. Itu semua boleh tidak kita lakukan, bahkan kita tentang kalau memang hasil keputusan rapat tersebut tidak baik bagi perusahaan (hanya menguntungkan segelintir orang) dan bertolak belakang dengan hati nurani Anda (korupsi, tindakan kriminal, dan sebagainya).

Mau jadi pemimpin? Jadilah anggota tim yang mampu menghargai pendapat orang lain dan mendukung keputusan bersama. See you ON TOP!  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar