Minggu, 21 Juli 2013

Masa Depan Mesir

Masa Depan Mesir
Smith Alhadar  ;   Penasihat pada The Indonesian Society for Middle East Studies
KOMPAS, 11 Juli 2013


Rabu, 3 Juli 2013 waktu Mesir, Presiden Muhammad Mursi yang terpilih secara demokratis pada pemilihan presiden 30 Juni 2012 dicopot dari kekuasaannya melalui ”kudeta militer”.
Ia dianggap tidak mampu mengatasi krisis politik dan keterpurukan ekonomi yang mengancam stabilitas dan integritas negara Arab yang paling padat penduduknya itu.
Mursi yang berasal dari Partai Kebebasan dan Keadilan─, sayap politik Ikhwanul Muslimin (IM), ─kini ditahan di tempat yang dirahasiakan. Petinggi IM lainnya, seperti Muhammad Badie (pemimpin tertinggi IM), wakilnya Khairat el-Shater, dan Deputi Pemimpin IM Rashad Bayumi, juga ditahan. Mereka dituduh menghasut pendukung IM hingga terjadi bentrokan dengan kubu oposisi dan menewaskan delapan penentang Mursi.
Para pemimpin IM senior lainnya, seperti Saad al-Katatni (Ketua Partai Kebebasan dan Keadilan), Mohammed al-Beltagui, Gamal Gibril, dan Taher Abdel Mohsen, juga ditahan atas tuduhan serupa plus menghina pengadilan. Jenderal Abdel Fattah al-Sisi juga sedang mencari 300-an anggota IM lainnya. Mereka dilarang meninggalkan Mesir. Kudeta militer ini disambut gembira jutaan rakyat Mesir, terutama mereka yang berasal dari kelompok nasionalis, sosialis, liberal, sekuler, dan tamarud (artinya pemberontak, terdiri dari kaum muda yang dibentuk pada April lalu) yang memelopori demonstrasi.
Sebagai ganti pemerintahan Mursi, militer mengangkat Ketua Mahkamah Konstitusi Tertinggi Adly Mahmud Mansour sebagai presiden sementara pada masa transisi sampai pemilu presiden mendatang. Kendati ”kudeta” militer ini menyertakan peta jalan baru sebagai solusi menyelesaikan krisis politik Mesir, kebijakan itu bisa membuat situasi politik Mesir semakin keruh.
Organisasi solid
IM adalah organisasi yang solid, yang berpengalaman dalam politik, dan sangat berakar di masyarakat sehingga sulit dihancurkan. Pemimpin besar Mesir, seperti Presiden Gamal Abdul Naser (1954-1970) dan Presiden Anwar Sadat (1970-1981), juga tidak mampu membubarkan organisasi yang didirikan Hasan al-Banna pada 1928 ini. Semakin keras diperlakukan, semakin kuat tekad IM memperjuangkan cita-cita mendirikan negara Islam.
Tewasnya Hassan al-Banna pada 1940-an dan penerusnya, Said Kutb (1954), tidak menyurutkan tekad IM memperjuangkan cita-citanya. Bahkan, Anwar Sadat dibunuh faksi IM. Husni Mubarak yang memerintah selama 30 tahun (1981-2011) juga tak luput dari percobaan pembunuhan.
IM di bawah Mursi sebenarnya mendapat simpati dari AS dan Uni Eropa. Mursi, yang mendapat pendidikan di AS, dianggap moderat dan akomodatif terhadap kepentingan Barat dan Israel. Ia juga bergabung dengan Arab Saudi, Qatar, AS, Turki, dan Uni Eropa dalam upaya menjatuhkan Presiden Suriah Bashar al-Assad. Dia juga menengahi konflik Hamas-Israel beberapa bulan lalu. Padahal, tadinya orang mengira Mursi akan bersikap berbeda dengan Husni Mubarak dalam kebijakannya terkait konflik Palestina-Israel.
Kudeta militer yang membubarkan pemerintahan Mursi mendapat perlawanan dari IM. Maka, situasi Mesir akan semakin memburuk, baik politik maupun ekonomi. Secara politik, pemerintahan Adly Mahmud Mansour yang didukung militer tidak akan stabil dan ekonomi akan semakin terpuruk. Situasi sulit ekonomi bukan diciptakan pemerintahan Mursi, melainkan ekses dari ketidakstabilan ekonomi sejak revolusi Mesir pada 25 Januari 2011. Devisa dari sektor pariwisata anjlok hingga 80 persen dan tingkat kemiskinan di Mesir naik tajam hingga 70 persen. Utang luar negeri mencapai 1.080 miliar pounds Mesir (sekitar 180 miliar dollar AS) atau 90 persen dari pendapatan domestik Mesir.
Terpuruk
Pemasukan negara juga susut akibat produksi terhenti, baik akibat revolusi maupun unjuk rasa buruh menuntut kenaikan upah. Pada Mei 2011, sektor industri Mesir merugi 10 miliar-20 miliar pounds Mesir (1,5 miliar dollar AS-3,2 miliar dollar AS). Cadangan devisa melorot dari 36 miliar dollar AS pada Desember 2010 menjadi 16 miliar dollar AS pada April 2012. Pertumbuhan ekonomi anjlok hanya 2,5 persen pada 2011 dan hanya naik 4 persen pada 2012.
Ada berita bahwa sebelum kudeta dilancarkan, terjadi negosiasi alot antara militer dan IM. Mereka pun sampai pada persetujuan bahwa Mursi dan IM bersedia mengalah asalkan IM tetap mendapatkan legitimasi untuk ikut pemilihan presiden dan parlemen mendatang. Kalau berita ini benar, ada harapan Mesir akan terbebas dari kemelut politik dan ekonomi berkepanjangan dalam waktu yang tak terlalu lama. Mesir tidak akan dapat tegak tanpa partisipasi IM. ●

Tidak ada komentar:

Posting Komentar