Telematika
Keolahragaan
Agus Kristiyanto ; Anggota Komisi Nasional (Komnas) Penjas dan Olahraga,
Kaprodi Magister Ilmu Keolahragaan Program Pascasarjana UNS Surakarta
|
SUARA
MERDEKA, 17 Januari 2013
TEKA-TEKI pengganti Andi
Alifian Mallarangeng terjawab. Presiden SBY telah menetapkan KRMT Roy Suryo
Notodiprojo MSc sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) dalam kabinet
yang menyisakan masa bakti 18 bulan. Adapun publik lebih mengenal Roy sebagai
pakar telematika, yang selama ini memperkuat Partai Demokrat sebagai
politikus muda.
Penunjukan Roy
sebagai Menpora bukan semata-mata persoalan tepat atau tidak tepat. Penunjukan
menteri sepenuhnya menjadi hak prerogatif presiden, dan SBY tentu sudah
mengalkulasi untuk memilih calon yang paling layak. Sebaiknya, masyarakat
senantiasa berharap siapa pun menterinya, semoga ke depan bangsa ini bergerak
menuju bangsa yang berkarakter dan berdaya saing tinggi.
Kita sebaiknya
melihat sisi hebat dari seorang menteri. Orang bijak akan lebih suka mengajak
untuk melihat orang berdasarkan apa yang dimiliki oleh orang itu, bukan apa
yang tidak dimiliki oleh orang itu. Apa yang bisa kita harapkan? Salah
satunya, kita berharap bahwa era Menteri Roy adalah era Telematika
Keolahragaan.
Menjawab Tantangan
Telematika
adalah kepakaran yang dimiliki oleh Roy. Bisa dipastikan bahwa berbagai
kebijakan ke depan di Kemenpora diwarnai oleh sentuhan latar belakang
kepakaran sang menteri. Ini logika sederhana. Relevankah telematika dengan
persoalan keolahragaan?
Jawabnya,
terkait dengan pemahaman umum bahwa keolahragaan itu berkembang secara
konvergen. Dalam arti, persoalan keolahragaan adalah sebuah titik sangat
besar yang luwes berinteraksi dengan titik-titik persoalan ekonomi, politik,
budaya, sosial, psikologi, termasuk dengan persoalan teknologi informasi dan
telekomunikasi (ICT), yang saat ini berkembang pesat.
Dari berbagai
sumber, kita dapat memahami secara rinci bahwa telematika dikenal sebagai
integrasi antara sistem telekomunikasi dan informatika, yakni teknologi
komunikasi dan informatika atau information
and communications technology (ICT).
Secara lebih
spesifik, ICT merupakan ilmu yang berkaitan dengan pengiriman, penerimaan,
dan penyimpanan informasi dengan menggunakan peralatan telekomunikasi. Secara
umum, istilah telematika dipakai juga untuk teknologi sistem navigasi/penempatan
global atau global positioning system
(GPS) sebagai bagian integral dari komputer dan teknologi komunikasi
berpindah (mobile communication
technology).
Secara lebih
spesifik, istilah telematika juga dipakai untuk bidang kendaraan dan lalu
lintas (road vehicles dan vehicle
telematics) yang esensinya bisa saja berkembang ke bidang-bidang lain,
termasuk keolahragaan.
Dalam
pandangan penulis, telematika itu memiliki dua sisi sebagaimana sisi koin
sebuah mata uang. Pertama; telematika memiliki sisi sebagai teknologi yang
mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi. Kedua; merupakan sebuah
logika yang mengantarkan pada keperilakuan seorang pemimpin sekaliber
menteri.
Logika Kepemimpinan
Pada sisi yang
lain, logika telematika diperlukan untuk mengintegralkan tantangan makro
pembangunan keolahragaan yang hingga kini masih menjadi pekerjaan rumah yang
besar, walau UU Sistem Keolahragaan Nasional sudah lebih 7 tahun disahkan.
Sisi logika
telematika diperlukan untuk mengatasi beberapa tantangan makro pembangunan
olahraga Indonesia sekarang dan masa depan. Tantangan makro itu meliputi
tingginya tuntutan publik terhadap prestasi olahraga, seiring makin
merosotnya prestasi olahraga secara nasional; menjadikan olahraga sebagai
instrumen pembangunan yang harus mengarah pada hasil pembangunan yang lebih
meluas; dan penguatan desentralisasi pembangunan olahraga.
Ketika seorang
pakar telematika harus menangani persoalan keolahragaan maka telematika akan
berwayuh arti, yakni tidak sekadar sebagai bagian dari teknologi tetapi
menyangkut orientasi logika keperilakuan pemimpin. Roy sudah tidak bisa lagi
menerapkan kepakarannya hanya untuk sesuatu yang sempit dalam
pengujian-pengujian apakah sebuah foto itu asli atau rekayasa.
Kepakaran
telematika harus mewarnai logika kepemimpinan ke depan bahwa persoalan
olahraga nasional itu memiliki kerangka yang bersifat konvergen sebagaimana
logika telematika memindai GPS dengan fitur-fitur mobile yang rawan akan
rekayasa.
Satu kekuatan
besar karakter seorang Roy Suryo sebagai pakar telematika adalah dikenal
sebagai tokoh yang amat objektif dalam menentukan apakah foto itu asli atau
palsu, sejati atau rekayasa. Keberanian itulah yang mungkin diperlukan untuk
menata keolahragaan Tanah Air ketika ia ”harus” menjadi Menpora.
Bisa jadi,
Presiden SBY paham betul bahwa memperbaiki masa depan olahraga diperlukan
orang sesantun Roy, yang dalam kesahajaannya memiliki keberanian yang tegas
untuk mengatakan sejati atau rekayasa. Selamat datang era telematika
keolahragaan semoga objektivitas dan sportivitas itu memang ada. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar