Kamis, 01 November 2012

Gelombang Dahsyat Perubahan Masyarakat


Gelombang Dahsyat Perubahan Masyarakat
Mulyono D Prawiro ;  Dosen Pascasarjana dan Anggota Senat
Universitas Satyagama, Jakarta
SUARA KARYA, 01 November 2012


Sudah menjadi suatu kebiasaan bagi para sosiolog, akademisi, ilmuwan, dan peneliti untuk melakukan pengenalan dan merumuskan masalah yang terkait dengan penelitiannya. Hasil penelitian di lapangan itu dikumpulkan dan bersama mitra serta sahabatnya diadakan pertemuan terkait dengan kegiatan peningkatan kapasitas penelitian, pengembangan teori dan aplikasi pendekatan sosial, dan penguatan akademik. Kemudian, mereka mencoba memberikan solusi bagi pembangunan nasional.
Menjadi suatu kebanggaan dan cita-cita, hasil penelitian lapangan disikapi dengan bijaksana oleh para pengambil keputusan. Biasanya diberikan rekomendasi, baik itu disampaikan kepada pemerintah atau lembaga-lembaga lain yang dianggap memiliki hak dan wewenang untuk mengambil suatu keputusan. Sehingga, diharapkan perubahan yang terjadi di masyarakat itu dapat dimaknai dengan baik.
Sampai saat ini relatif jarang mereka menduduki posisi strategis dalam pemerintahan, apabila posisi terkait strategi pengambilan keputusan. Dari hasil penelitiannya, banyak diketahui bahwa saat ini sudah mulai banyak perubahan yang terjadi di masyarakat. Hal ini juga telah diprediksi oleh seorang sosiolog dari University of California, Berkeley, Amerika Serikat, Prof Neil J Smelser.
Neil mengatakan bahwa deferensiasi bukan sekedar perubahan spesifikasi tehnikal, tetapi setiap fungsi so sial harus memiliki struktur yang lebih khusus. Dalam pengembangan ekonomi, misalnya, penggunaan alat-alat sederhana berubah dengan menggunakan ilmu dan tehnologi. Demikian juga dengan pertanian, dari untuk keperluan pribadi meningkat menjadi keperluan komersial yang lebih luas. Sedangkan bidang industri telah mengalami perubahan yang sangat luar bisa dengan munculnya mesin-mesin yang mampu membantu mempermudah dan mempercepat kerja manusia. Dari sisi lingkungan, sudah mulai bermunculan dari suasana pedesaan kearah perkotaan, termasuk gaya hidup masyarakat.
Menurut Hassan Shadily, MA, suku bangsa atau etnis adalah segolongan rakyat yang masih dianggap mempunyai hubungan biologis. Diferensiasi suku bangsa merupakan penggologan manusia berdasarkan ciri-ciri biologis yang sama, seperti ras. Namun, suku bangsa memiliki ciri-ciri paling mendasar, yaitu adanya kesamaan budaya.
Peneliti senior Prof Shmuel N Eisenstadt memberikan andil cukup untuk memahami bahwa tren modern interpretasi Eurocentric dari program budaya yang di kembangkan di barat adalah model pengembangan alami terlihat pada semua masyarakat. Model Eropa hanya satu, itu hanyalah awal dan ini dimulai tren. Muncul reaksi sosial, dari masyarakat dunia termasuk dari Amerika Serikat, Kanada, Jepang dan di Asia Tenggara, berlangsung dengan reagen budaya yang sama sekali berbeda. Dalam bidang moderninasi politik, menurutnya itu disebabkan naiknya kekuatan politik dan mobilisasi kelompok-kelompok yang tidak diikuti oleh responden yang tepat, sehingga partisipasi masyarakat akan relatif rendah.
Dalam suasana yang serba modern seperti akhir-akhir ini, Prof Alex Inkeles, sosiolog dari Stanford University dan seorang ahli perilaku politik, modernisasi, psikologi sosial, dan karakter nasional, mengadakan penelitian yang difokuskan pada struktur sosial masyarakat di seluruh dunia. Ia melakukan studi banding, dan mempelajari pola pembangunan keluarga, remaja, keamanan, sosial, pendidikan, dan sistem hukum dalam perspektif komparatif.
Dari hasil penelitiannya diperoleh, bahwa ciri-ciri untuk membangun manusia modern diperlukan antara lain adanya manusia-manusia yang memiliki sikap hidup untuk menerima hal-hal yang baru dan terbuka untuk perubahan, menyatakan pendapat atau opini mengenai lingkungan sendiri atau kejadian yang terjadi jauh di luar lingkungan, serta dapat bersikap demokratis, menghargai waktu dan lebih banyak berorientasi ke masa depan dari pada masa lalu.
Selain itu, juga memiliki perencanaan dan pengorganisasian, percaya diri, perhitungan, menghargai harkat hidup manusia lain, lebih percaya pada ilmu pengetahuan dan teknologi, menjunjung tinggi suatu sikap di mana imbalan yang diterima seseorang haruslah sesuai dengan prestasinya di masyarakat.
Prof Dr Haryono Suyono ketika memberikan pidato kunci pada konferensi sosiologi Indonesia beberapa waktu yang lalu menambahkan, ciri untuk pembangunan manusia modern yakni unsur-unsur yang paling menonjol adalah pendidikan, pengalaman kerja dalam bidang industri dan memiliki sifat-sifat perkotaan.
Ciri itu bisa terlihat secara administrasi pemerintahan telah terjadi perubahan dari desa menjadi kota dengan segala bentuk konsekuensi. Penduduk yang dulunya dalam bahasa Jawa "Ndesani" berubah menjadi penduduk urban atau perkotaan, karena secara administrasi desa tersebut berubah menjadi kota. Disebutkan pula oleh Prof Haryono, bahwa dalam abad 20 telah terjadi perubahan sosial yang maha dahsyat, namun masih banyak masyarakat yang tidak atau belum mengetahuinya.
Secara spesifik dunia telah berubah, jumlah penduduk saat ini berlipat tiga kali dibanding 1970-an. Sederet ilmu pengetahuan muncul di abad 20. Kemampuan manusia menjelajah ruang angkasa juga terjadi, perang dunia dan senjata nuklir tercipta dan demokratisasi merambah ke pelosok dunia. Terjadi semacam social movement, yaitu suatu proses dimana proses tersebut dilakukan dengan sengaja dan terjadi pula proses yang dilakukan secara tidak sengaja, yang berbeda dengan perubahan biasa. Muncul apa yang disebut dengan power atau kekuatan.
Dengan bermunculnya gerakan baru dalam pos pemberdayaan keluarga (Posdaya), maka diperkirakan akan terjadi perubahan yang maha dahsyat di tingkat akar rumput, yaitu perubahan yang tertata dan disengaja. Perubahan yang mengantar bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju, mandiri dan sejahtera. Semoga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar