Pelecehan Seksual
Miss Universe Indonesia Riky Ferdianto : Jurnalis
Majalah Tempo |
MAJALAH TEMPO, 20 Agustus 2023
DIREKTUR Visual
Miss Universe Indonesia Rio Wibowo bergegas meninggalkan kamarnya di Hotel
Sari Pacific, Jakarta Pusat, sekitar pukul 18.00 pada Selasa, 1 Agustus lalu.
Pria yang biasa disapa Rio Motret itu baru saja menerima panggilan telepon
dari koleganya, Direktur Miss Universe Provinsi Bali Sally Giovanny. Sally
memprotes pemotretan tanpa busana sejumlah finalis Miss Universe Indonesia
2023. Ia meminta Rio mengingatkan panitia segera menghapus semua foto. “Ada
kekhawatiran foto itu bakal menyebar,” ujar Rio pada Jumat, 18 Agustus lalu. Pemotretan
berlangsung di salah satu sudut Ballroom Hotel Sari Pacific. Kala itu,
sebanyak 30 finalis baru saja menjalani sesi pemotretan kontes ratu
kecantikan Miss Universe Indonesia 2023. Sejumlah finalis memprotes tindakan
anggota panitia yang memotret tubuh mereka yang hanya mengenakan celana dalam
saat sesi pemeriksaan tubuh (body checking). Sebagian di antara mereka bahkan
mengaku menjadi korban perundungan verbal oleh anggota panitia. Ketika tiba di
ruangan, Rio mendatangi Chief Operating Officer Miss Universe Indonesia Sarah
Hendrapraja. Sarah disebut sebagai anggota panitia yang memotret dan
memeriksa tubuh para finalis. Rio menjelaskan, Sarah akhirnya bersedia
menghapus foto-foto tanpa busana itu meski sempat diawali cekcok mulut. “Ada
lima finalis yang dia foto pakai telepon seluler,” kata Rio. Sarah menghapus
foto-foto itu dengan disaksikan sejumlah orang. Tapi Rio mengaku tak bisa
memastikan apakah foto di telepon seluler tersebut sempat dikirim kepada
orang lain. Rio mengklaim sesi body checking tak tercantum dalam agenda Miss Universe
Indonesia 2023. Tempo tak
memperoleh nomor telepon Sarah untuk meminta konfirmasi mengenai hal ini.
Sejumlah pihak yang dihubungi tak mengetahui kontak pribadi Sarah. Namun
sejumlah berita menyebutkan Sarah membantah tuduhan itu lewat akun media sosialnya. Kala itu Sarah
bertugas menjadi manajer operasional yang mendampingi finalis dalam proses
karantina menjelang tahap grand final. Salah seorang finalis, LN, menuduh
Sarah kerap merundung para finalis ihwal persoalan personal. “Tubuh kamu
jelek,” ucap LN menirukan ucapan Sarah yang menggunakan bahasa Inggris saat
pemeriksaan itu. LN adalah orang
pertama yang menjalani sesi pemeriksaan. Pada pukul 14.00 WIB, ia diminta
masuk ke bilik berukuran 4 x 4 meter. Dindingnya terbuat dari papan sekat. Di
ruangan itu sudah menunggu enam orang, dua di antaranya laki-laki. Sarah
meminta LN melepas semua baju dan hanya menyisakan celana dalam. Semula ia
merasa ragu menuruti permintaan tersebut karena ruangan itu bisa disaksikan
orang yang lalu lalang. Dalam keadaan LN
yang nyaris bugil, Sarah mendekatkan wajahnya ke arah selangkangan LN sambil
menanyakan perihal bulu kemaluan. Ia lalu meminta LN memutar tubuh. Tak lama
kemudian, Sarah mengeluarkan telepon seluler dan memotret beberapa bagian
tubuh. LN sempat bertanya untuk apa foto itu. “Dia bilang ini buat laporan ke
atasan,” tutur finalis asal Bali itu. Sarah tak menjelaskan siapa atasan yang
dimaksud. Pengalaman serupa
juga dialami empat finalis lain. Sebagian di antara mereka diminta menungging
dan mengangkat satu kaki ke kursi serta mengalami perundungan. Dampak paling
traumatis dialami NTS, finalis lain. Ia menangis karena Sarah memotret
tubuhnya dalam keadaan tanpa busana. Sejak kasus itu terjadi, ia tak lagi
berani tampil di ruang publik. “Kami sudah meminta perlindungan kepada
Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban,” ucap pengacara sejumlah finalis,
Melissa Anggraini. Mewakili sejumlah
finalis Miss Universe 2023, Melissa melaporkan panitia Miss Universe 2023
atas dugaan pelecehan seksual kepada Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta
Raya pada Senin, 7 Agustus lalu. Melissa mempertanyakan motif di balik
pemeriksaan tubuh para finalis. Sebab, agenda tersebut tak pernah disampaikan
sebelumnya. Ia meyakini panitia layak dijerat dengan Undang-Undang Tindak Pidana
Kekerasan Seksual. “Ada tujuh laporan yang kami buat. Salah satunya meminta
pertanggungjawaban korporasi,” ujarnya. Direktur Reserse
Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Hengki Haryadi berencana
meminta keterangan pemilik lisensi Miss Universe guna mengetahui pelanggaran
dalam kasus pemotretan para finalis. Polisi telah meminta keterangan para
saksi meski belum menetapkan status tersangka. “Nanti kami pelajari kontrak
kerja samanya. Apa saja pelanggaran dalam prosedur pelaksanaan kegiatan mereka,”
katanya. Perhelatan Miss
Universe Indonesia tahun ini dilaksanakan oleh PT Capella Swastika Karya yang
memegang lisensi pada Februari 2023. Perusahaan yang dinakhodai mantan
penyanyi dangdut, Datin Wira Poppy Capella Swastika, itu juga tercatat sebagai
pemegang lisensi Miss Universe di Malaysia. Sebelumnya, perhelatan ratu
kecantikan itu diselenggarakan oleh Yayasan Puteri Indonesia dengan nama
acara Puteri Indonesia. Akibat kegaduhan ini, Miss Universe Organization
mencabut lisensi PT Capella Swastika. Tempo berupaya
meminta konfirmasi dengan melayangkan surat permohonan wawancara dan
menyambangi kantor manajemen PT Capella Swastika Karya di lantai 37 gedung
Equity Tower, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan. Namun nama perusahaan
itu tak lagi dikenali. Di lantai tersebut hanya tertempel tiga plang
perusahaan selain nama PT Capella Swastika. “Mungkin sudah pindah,” ujar
salah seorang pegawai kebersihan gedung. Skandal ini turut
menyasar para petinggi PT Capella Swastika. Sejumlah informasi menyebutkan,
saat pemotretan berlangsung, Sarah Hendrapraja berkomunikasi dengan Direktur
PT Capella Swastika, Safa Attamimi. Ketika dimintai konfirmasi, Safa memilih
irit bicara. Ia enggan meladeni permohonan wawancara. Tapi ia bakal
menjelaskan perkara itu kepada polisi. “Saya tidak bisa jelaskan, nanti
pengacara saya yang akan menjelaskan,” ucapnya melalui sambungan telepon. Lewat keterangan
tertulis di akun Instagram missuniverse_id, Poppy Capella membantah kabar
keterlibatannya. Ia mengklaim tak pernah menyuruh panitia melecehkan para
finalis. Ia malah balik menuduh isu ini sengaja diembuskan untuk mengambil
alih lisensi yang telah dimiliki perusahaannya. “Saya sudah menunjuk kuasa
hukum,” tulisnya dalam rilis tersebut. Namun, hingga Sabtu, 19 Agustus lalu,
Poppy tak kunjung menyampaikan pernyataan terbuka kepada publik. Skandal ini juga
menimbulkan riak internal di kalangan panitia. Buntut kegaduhan, Beauty
Director Miss Universe Indonesia Slam Wiyono dan Chief Executive Officer Miss
Universe Indonesia Eldwen Budi Haryono Wang mengundurkan diri. Rio Motret
juga ikut angkat kaki beberapa hari setelah sesi pemotretan itu. Wakil Ketua Lembaga
Perlindungan Saksi dan Korban Edwin Partogi Pasaribu mengatakan lembaganya
akan memfasilitasi pelindungan bagi para finalis Miss Universe yang menjadi
korban. “Mereka bakal menjalani proses penilaian dari tim psikolog guna
mengetahui kebutuhan selama proses pemulihan,” tuturnya. Anggota Komisi
Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan, Siti Aminah Tardi, mengatakan para
korban kembali mengalami perundungan ketika kasus ini mencuat ke publik.
Mereka diserang di dunia maya. “Ada upaya sistematis melakukan perisakan
siber dan ini makin menekan psikis para korban,” katanya. ● Sumber : https://majalah.tempo.co/read/hukum/169552/pelecehan-seksua-miss-universe-indonesia |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar