Manuver Erick Thohir
Menjadi Calon Ketua Umum PSSI Egi Adyatama : Jurnalis Majalah Tempo |
MAJALAH TEMPO, 04
Desember 2022
INGAR-bingar pembukaan
Piala Dunia 2022 dihadirkan Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir di
hotel The Westin Surabaya, Ahad, 20 November lalu. Mengundang manajemen dan
pemain Persebaya Surabaya, Erick menjamu mereka sambil nonton bareng (nobar)
laga perdana tuan rumah Qatar melawan Ekuador. Undangan mendadak yang dikirim
sehari sebelumnya membuat Presiden Persebaya Azrul Ananda tak bisa hadir. Setelah nobar, Erick
menyinggung perkembangan sepak bola Indonesia dan kesempatan pemain muda
tampil di kompetisi Liga 1 Indonesia. “Ini mesti benar-benar dibuat aturan
yang seimbang dan bisa bermanfaat buat semuanya. Sekarang kita fokus dulu ke
Piala Dunia U-20,” kata Erick dalam video yang dimuat di akun Instagram
Persebaya pada Kamis, 24 November lalu. Enam hari seusai
persamuhan di Westin, Persebaya menggelar pertandingan persahabatan dengan
Persis Solo di Stadion Manahan, Surakarta, Jawa Tengah. Erick memegang 20
persen saham Persis, yang dipimpin putra bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang
Pangarep. Putranya, Mahendra Agakhan Thohir, menjadi Presiden Komisaris PT
Persis Solo Saestu. Persebaya dan Persis
adalah dua klub Liga 1 yang menuntut Kongres Luar Biasa PSSI (Persatuan Sepak
Bola Seluruh Indonesia). Desakan itu muncul setelah terjadi tragedi di
Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, yang menewaskan 135 suporter Arema
FC. Pada 24 Oktober lalu, Kaesang Pangarep dan Azrul Ananda membuat
pernyataan bersama tentang mendesaknya KLB PSSI. Desakan itu disebut-sebut
mendorong pengurus PSSI memajukan jadwal KLB dari November 2023 menjadi 18
Maret 2023. Setelah PSSI bersurat ke Federasi Internasional Asosiasi Sepak
Bola (FIFA), jadwal KLB kembali dimajukan menjadi 16 Februari 2023. Agenda
Piala Dunia U-20 yang digelar di Indonesia pada Mei 2023 menjadi alasan utama
FIFA meminta jadwal dimajukan. Sepekan sebelum bertemu
dengan manajemen dan pemain Persebaya, nama Erick Thohir mencuat dalam survei
Indikator Politik Indonesia yang digelar 30 Oktober-5 November lalu sebagai
calon terfavorit untuk menggantikan Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan. Dalam
pertanyaan simulasi 8 nama, Erick didukung oleh 24,1 persen dari 1.220
responden. Dukungan publik—yang sama
sekali tak memiliki hak suara—jauh di atas calon lain, seperti jurnalis Najwa
Shihab yang didukung 10,4 persen responden. Di bawah mereka ada Kaesang
Pangarep dan Mochamad Iriawan. Head-to-head dengan Iriawan, Erick didukung
43,8 persen responden. Iriawan hanya didukung 9,3 persen responden dan
sisanya menjawab tidak tahu. Dalam wawancara tertulis
dengan Tempo, Erick Thohir menyatakan mengapresiasi dukungan tersebut. Namun
ia mengatakan belum akan maju sebagai calon Ketua Umum PSSI. “Jika melihat
posisi hari ini, dengan tugas dan tanggung jawab sebagai Menteri BUMN, saya
berfokus pada tugas yang ada,” ujar Erick, yang juga disebut-sebut berpeluang
menjadi calon presiden atau wakil presiden. Anggota Tim Gabungan
Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan, Doni Monardo, dua kali
menanyakan kabar Erick bakal maju menjadi calon Ketua Umum PSSI, yaitu
setelah tragedi Kanjuruhan terjadi dan setelah TGIPF menyampaikan rekomendasi.
Salah satunya meminta pengurus PSSI mundur dan mendesak KLB diadakan. “Dua kali saya tanyakan, dua kali Erick
bilang tidak berminat,” katanya kepada Tempo, Sabtu, 3 Desember lalu. Menurut
Komisaris Utama Mining Industry Indonesia (Mind Id), holding perusahaan pelat
merah pertambangan, ini, Erick beralasan ingin berfokus mengurus BUMN dan
membantu pemulihan ekonomi nasional. Salah satu orang dekat
Erick mengatakan pendiri Mahaka Group itu awalnya memang enggan maju sebagai
calon Ketua Umum PSSI. Namun keputusan itu perlahan berubah setelah desakan
mengganti Mochamad Iriawan menderas setelah tragedi Kanjuruhan. Belakangan,
narasumber ini mendengar langsung dari Erick tentang minatnya memimpin
federasi sepak bola. Calon Ketua Umum PSSI
harus mengantongi surat dukungan atau rekomendasi dari anggota PSSI atau
pemilik suara. Ada 87 voter yang terdiri atas 34 asosiasi provinsi, 18 klub
Liga 1, 16 klub Liga 2, 16 klub Liga 3, Federasi Futsal Indonesia, Asosiasi
Sepak Bola Wanita Indonesia, dan Asosiasi Pelatih Sepak Bola Indonesia. Hingga awal Desember,
Erick mengantongi dukungan dari klub Liga 2, Sriwijaya Football Club. Awal
November lalu, Manajer Sriwijaya FC Faisal Mursyid mengatakan klubnya
merekomendasikan nama Erick Thohir sebagai nakhoda PSSI. Ia meyakini Erick
bisa membawa sepak bola nasional lebih baik karena berpengalaman di level
nasional ataupun internasional. Erick pernah menjadi
Presiden Inter Milan dan memiliki klub sepak bola Amerika Serikat, D.C.
United. Pada September lalu, bersama pengusaha Anindya Bakrie, ia memegang 51
persen saham Oxford United, klub yang berlaga di Divisi 1 Liga Inggris. Orang dekat Erick
bercerita, saat ini ada tim khusus yang bertugas menggalang dukungan dari
pengurus PSSI dan klub di Sumatera. Tim ini dipimpin oleh Nirmala Dewi,
anggota staf khusus Erick saat menjabat Ketua Indonesia Asian Games 2018
Organizing Committee. Ia kini menjadi Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat
Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia. Nirmala dinilai dekat
dengan pengurus PSSI dan klub di Sumatera. Ia pernah menjadi Direktur
Marketing dan Promosi PT Sriwijaya Optimis Mandiri, pengelola Sriwijaya FC,
pada 2018. Perempuan 44 tahun itu juga pernah mencalonkan diri menjadi salah
satu anggota Executive Committee (Exco) PSSI pada 2019 meski akhirnya tak
terpilih. Dimintai tanggapan,
Nirmala membantah jika disebut sebagai bagian dari tim sukses Erick Thohir.
Ia pun menyangkal bila dikatakan diperintah menggalang dukungan. Tapi Nirmala
berinisiatif melobi kelompok Asosiasi Provinsi PSSI dan sejumlah klub di
Sumatera untuk mendukung Erick. “Alhamdulillah responsnya
cukup baik. Tapi kan mereka belum mendengar dari Pak Erick langsung, ya,”
tutur Nirmala kepada Tempo, Kamis, 1 Desember lalu. “Beliau sepertinya
bersedia jika diminta voter membenahi sepak bola Indonesia,” ucapnya. Salah
satu yang ia temui adalah Direktur Utama Semen Padang FC Win Bernardino. Win mengaku bertemu dengan
Nirmala saat Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional XVII di Sport Center
Universitas Negeri Padang, Sumatera Barat, pekan keempat November lalu. Ia
membantah jika disebut membicarakan peluang Erick Thohir berlaga dalam
pemilihan Ketua Umum PSSI. “Kami membahas sepak bola secara umum dan
membicarakan basket,” kata Win, Sabtu, 3 Desember lalu. Namun, Win menegaskan, pengurus
Semen Padang menilai Erick Thohir sebagai figur paling tepat untuk memimpin
PSSI. Penasihat Semen Padang yang juga politikus Partai Gerindra, Andre
Rosiade, pun mendukung keputusan tersebut. Andre bahkan berniat menjadi
bagian dari pencalonan Erick dalam KLB PSSI untuk menjabat salah satu anggota
Executive Committee. Dalam pemilihan Ketua Umum
PSSI, para calon biasanya datang dengan membawa nama lain yang akan otomatis
dipilih menjadi anggota Exco jika calon tersebut menang. “Saya berharap bisa
masuk paket Erick Thohir,” ujar Andre, anggota Komisi BUMN Dewan Perwakilan
Rakyat, kepada Tempo, Kamis, 1 Desember lalu. Sejumlah narasumber Tempo
yang mengetahui manuver Erick Thohir bercerita, nama lain yang ikut
bergerilya adalah Ratu Tisha Destria. Ia adalah Sekretaris Jenderal PSSI
periode 2017-2020. Pada awal kepemimpinan Mochamad Iriawan, atau pada April
2020, Tisha mundur dari jabatannya. Dua orang dekatnya
bercerita, Tisha mendekati pengurus Asosiasi Provinsi PSSI dan klub sepak
bola mulai akhir Oktober lalu atau setelah PSSI menyatakan akan menggelar
KLB. Salah satu skenario yang disiapkan adalah menduetkan Erick dengan Tisha
sebagai Ketua Umum dan Wakil Ketua Umum PSSI. Tisha tak merespons permintaan
wawancara yang dilayangkan Tempo. Bukan hanya Sriwijaya FC
dan Semen Padang, sejumlah pengurus klub sepak bola pun mendukung Erick
Thohir maju dalam KLB PSSI. Komisaris PT Persib Bandung Bermartabat Umuh
Muchtar salah satunya. Umuh sebelumnya adalah pendukung Mochamad Iriawan,
Ketua Umum PSSI saat ini. Kepada Tempo pada Kamis,
17 November lalu, Umuh mengaku dihubungi oleh Iriawan beberapa hari setelah
TGIPF meminta PSSI segera menggelar kongres luar biasa. Kepada Umuh, Iriawan
menyatakan tak ingin dunia sepak bola bergejolak. “Dia bilang mau menyerahkan
persepakbolaan Indonesia ketimbang ricuh. Diminta KLB, ya sudah KLB saja,”
ucap Umuh. Menyatakan mendukung
Erick, Umuh menilai mantan Wakil Komisaris PT Persib itu berpengalaman di
dunia olahraga. “Dia tidak berkekurangan, banyak pengalaman dan uang,”
katanya. Umuh menyatakan sikapnya menjagokan mantan Ketua Tim Kampanye
Nasional Joko Widodo-Ma’ruf Amin itu tak mewakili Persib Bandung. Pengurus klub lain memilih
menunggu hingga ada kepastian sosok calon Ketua Umum PSSI. Direktur Utama PSM
Makassar Sadikin Aksa mengatakan klubnya memang menginginkan transformasi
sepak bola nasional. Namun ia enggan menyebut calon yang didukungnya. “Kami
mau berfokus pada kompetisi. Soal KLB itu urusan PSSI,” tuturnya melalui
pesan WhatsApp. Adapun sejumlah pengurus
Asosiasi Provinsi PSSI di wilayah Jawa dan Sumatera yang diwawancarai Tempo
mengaku mempertimbangkan nama Erick Thohir. Seperti pengurus klub, mereka
memilih wait and see hingga penantang Mochamad Iriawan mendeklarasikan
pencalonannya. ••• SEJUMLAH pengurus PSSI
yang ditemui Tempo mulai pertengahan November lalu mengaku mencium gelagat
Erick Thohir bakal maju dalam kongres luar biasa setelah ia bertemu dengan
Presiden Federasi Internasional Asosiasi Sepak Bola (FIFA) Gianni Infantino.
Pertemuan di Doha, Qatar, itu terjadi empat hari seusai tragedi Kanjuruhan
atau pada 5 Oktober lalu. Menolak namanya
disebutkan, para pengurus PSSI menilai persamuhan Erick dengan Infantino
janggal. Meskipun Erick mengenal Infantino, mereka menyatakan seharusnya
Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali yang menjumpai Presiden FIFA itu.
Sebab, Zainudin adalah perwakilan resmi pemerintah Indonesia di bidang
olahraga. Melalui wawancara
tertulis, Erick Thohir menjelaskan bahwa ia sedang berada di Inggris saat
terjadi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan. Ia memang berencana berkunjung ke
Jenewa, Swiss, untuk bertemu dengan Presiden International Olympic Committee
Thomas Bach pada 4 Oktober lalu. “Saya juga akan bertemu dengan Gianni di
Doha untuk mengirim undangan KTT G20,” ujarnya. Erick mengaku dekat dengan
Gianni Infantino sejak 2015. Saat itu, ia menjabat Presiden Inter Milan dan
Infantino menjadi Sekretaris Jenderal Federasi Sepak Bola Eropa (UEFA).
Setelah menyampaikan undangan Konferensi Tingkat Tinggi Group of 20, Erick
berinisiatif membicarakan tragedi Kanjuruhan dengan Infantino. Menurut Erick,
Infantino bersimpati terhadap tragedi Kanjuruhan. Ia lantas mencoba
meyakinkan Infantino agar FIFA tak menghukum Indonesia akibat peristiwa
tersebut. “Saya mendorong FIFA agar menjadi bagian bersama Presiden Joko
Widodo untuk mereformasi sepak bola Indonesia,” kata Erick. “Dalam konteks
saat ini, hukuman bukan jalan keluar terbaik karena belum tentu mengubah
keadaan di masa depan.” Namun Wakil Sekretaris
Jenderal PSSI Maaike Ira Puspita mengatakan, setelah peristiwa Kanjuruhan
terjadi, tak pernah ada niat FIFA menjatuhkan sanksi terhadap Indonesia dan
PSSI. Ira mengaku intens berkomunikasi dengan pejabat FIFA seusai tragedi
Kanjuruhan. Salah satunya Direktur Keanggotaan Asosiasi Asia-Oseania FIFA
Sanjeevan Balasingam. “Sanjeevan bingung kenapa
kami selalu menanyakan FIFA akan menjatuhkan sanksi atau tidak. Sanksi itu
tidak pernah ada dari FIFA,” tuturnya pada Kamis, 1 Desember lalu. Pun Ketua Umum PSSI
Mochamad Iriawan menyatakan FIFA tak akan membekukan PSSI karena tragedi
Kanjuruhan. Menurut dia, pembekuan hanya berlaku jika pemerintah
mengintervensi PSSI. Iriawan tak mempersoalkan pertemuan Erick Thohir dengan
Gianni Infantino. “Erick sudah menghubungi saya sebelum bertemu dengan
Presiden FIFA,” ujarnya. Pada 18 Oktober lalu,
Gianni Infantino berkunjung ke Indonesia. Alih-alih disambut oleh pengurus
PSSI, ia justru dijemput Erick Thohir di Bandar Udara Soekarno-Hatta,
Tangerang, Banten. Erick mengantar Infantino bertemu dengan Presiden Jokowi
di Istana Kepresidenan Jakarta untuk berbicara empat mata. Belakangan, Erick
menyebutkan penjemputan itu merupakan instruksi Jokowi langsung. Erick
kembali menjemput Infantino pada 15 November lalu untuk menghadiri Konferensi
Tingkat Tinggi G20 di Bali. Dalam pertemuan itu, Erick memberi Infantino baju
batik. “We meet again, Mr.
President of FIFA!” kata Erick lewat akun Twitter pribadinya hari itu.
Pertemuan tersebut tak dihadiri oleh perwakilan PSSI. Erick hanya didampingi
oleh Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali serta Ketua Komite Olimpiade
Indonesia Raja Sapta Oktohari. Para pengurus PSSI yang
ditemui Tempo mengatakan, kalaupun Gianni Infantino memberikan dukungan,
bukan berarti Erick bakal memimpin organisasi itu. Sebab, pemilik suara atau
voter dalam Kongres Luar Biasa PSSI bukan FIFA, melainkan pengurus sepak bola
pusat dan daerah serta klub di Liga 1, 2, dan 3. Kursi Ketua Umum PSSI juga
diincar oleh sejumlah politikus, pejabat, dan pengusaha. Sebagian dari mereka
mulai bergerilya untuk mendapatkan tiket pencalonan dalam KLB PSSI yang
digelar 16 Februari 2023. Salah satunya Ketua Umum Partai Persatuan Indonesia
(Perindo) Hary Tanoesoedibjo. Berbekal jabatan sebagai
Ketua Umum Federasi Futsal Indonesia, Hary Tanoe kerap berkomunikasi dengan
pengurus sejumlah klub dan Asosiasi Provinsi PSSI. Ketua Umum Dewan Pengurus
Pusat Pemuda Perindo Effendi Syahputra membenarkan kabar ihwal manuver bosnya
menggalang dukungan. Namun ia enggan menyebutkan klub dan asosiasi yang dilobi. Effendi mengatakan
Federasi Futsal Indonesia juga memiliki suara dalam KLB PSSI. Karena itu,
Hary Tanoe tak kesulitan berkomunikasi dengan voter lain di Liga 1, 2, dan 3
atau asosiasi provinsi. “Proses komunikasi dengan pemilih-pemilih lain
berjalan baik,” ujar Effendi. Nama lain yang berminat
bertarung dalam bursa Ketua Umum PSSI adalah Letnan Jenderal (Purnawirawan)
Dodik Wijanarko. Mantan Komandan Pusat Polisi Militer Tentara Nasional
Indonesia Angkatan Darat itu disebut-sebut telah menyampaikan niatnya kepada
pengurus Asosiasi Provinsi Jawa Timur. Dodik menjabat Ketua Komite Etik PSSI
periode 2017-2020. Pada Kamis, 1 Desember
lalu, Dodik tak membantah atau membenarkan telah menggalang dukungan. Ia
menyerahkan keputusan mengenai calon Ketua Umum PSSI kepada para pemilih.
“Saya ikuti mekanisme dan aturan di federasi. Pasti nanti muncul pemimpin
yang baik,” tutur lulusan Akademi Militer tahun 1985 ini kepada Tempo. Kepala Staf TNI Angkatan
Darat Jenderal Dudung Abdurachman juga disinyalir berminat menjadi Ketua Umum
PSSI. Meski tak pernah terlibat dalam kepengurusan tim sepak bola,
Dudung menyelenggarakan Piala KSAD Liga Santri di Bandung, Oktober lalu.
November lalu, ia juga mengadakan pertandingan PSSI Legend Old Stars di
lapangan Markas Besar Angkatan Darat. Ketua Umum PSSI periode
2015-2016, La Nyalla Mattalitti, tak menutup kemungkinan kembali memimpin
organisasi itu. Pada 2015, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi
membekukan kepengurusan La Nyalla. Tindakan yang dianggap FIFA sebagai
intervensi itu membuat PSSI dibekukan dan tim nasional Indonesia tak bisa
mengikuti laga internasional. La Nyalla, kini Ketua
Dewan Perwakilan Daerah, mengaku masih sering berkomunikasi dengan pemilik
dan pengurus klub serta pengurus Asosiasi Provinsi PSSI. “Kalau teman-teman
klub dan pengurus PSSI tingkat provinsi meminta, bisa saja saya maju,”
ujarnya. Ketua Umum PSSI Mochamad
Iriawan belum memastikan akan bertarung lagi dalam KLB. Ia tak mempersoalkan
jika Erick Thohir, Harry Tanoe, dan calon lain berniat memimpin PSSI. “Saya
sekarang berfokus pada pekerjaan besar mentransformasi sepak bola nasional,”
kata Iriawan. ● |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar