Apa Saja Bukti
Kematian Birgadir Yosua Versi Polisi Linda Trianita : Jurnalis Majalah Tempo |
MAJALAH TEMPO, 23
Juli
2022
TIM khusus Markas Besar
Kepolisian RI yang mengusut kematian Nofriansyah Yosua Hutabarat atau
Brigadir Yosua di rumah dinas Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Inspektur
Jenderal Ferdy Sambo telah menaikkan status kasus ke penyidikan pada Jumat,
22 Juli lalu. Kepala Divisi Hubungan
Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Dedi Prasetyo mengatakan penyidik
menetapkan Bhayangkara Dua Richard Eliezer Pudihang Lumiu sebagai tersangka
penembak Yosua. “Dia ditahan di Polda Metro Jaya,” kata Dedi pada Jumat, 22
Juli lalu. Dedi turut menjelaskan
dinamika penyidikan, termasuk pencopotan Ferdy Sambo, Kepala Biro Pengamanan
Internal Profesi dan Pengamanan Brigadir Jenderal Hendra Kurniawan, serta
Kepala Kepolisian Resor Metropolitan Jakarta Selatan Komisaris Besar Budhi
Herdi Susianto. Berikut ini wawancara Dedi di ruang kerjanya dengan Linda
Trianita, Mustafa Silalahi, Agung Sedayu, dan Riky Ferdianto. Bagaimana
sebenarnya tim khusus menelusuri kasus penembakan Brigadir Yosua? Kami ada tiga laporan.
Pertama, kasus atas laporan pengacara keluarga Brigadir Y (Yosua) di
Bareskrim Polri. Kami juga menangani dua kasus, yakni percobaan pembunuhan
yang merupakan laporan tipe A (oleh polisi) dan laporan tipe B untuk kasus
pelecehan, pelapornya Ibu Kadiv Propam (Putri Candrawathi). Kedua kasus yang
awalnya ditangani Polres Metro Jakarta Selatan itu kini ditarik ke Polda
Metro Jaya. Di
laporan awal hanya ada laporan pencabulan. Mengapa kini ada laporan percobaan
pembunuhan? Dari hasil pemeriksaan Ibu
Kadiv Propam memang begitu. Dia ditodong senjata oleh Brigadir Y. Mengapa
ketiga kasus itu tidak disatukan dan ditangani Badan Reserse Kriminal? Ini memang satu rangkaian
kejadian, ya meskipun ada peristiwa pidana yang berbeda. Yang satu, peristiwa
pencabulan serta pengancaman dan percobaan pembunuhan dengan tersangka
Brigadir Y. Satu lagi kasus pembunuhan dengan tersangka Bharada E (Richard
Eliezer). Nanti penyidik berkoordinasi. Bharada E sudah ditahan di Polda
Metro Jaya. Pak Kapolri meminta clear, pembuktian secara ilmiah. Tidak ada
celah sekecil apa pun yang bisa membalikkan fakta. Kami rapat tiap hari
sampai jam 2, 3 dinihari. Mengapa
Profesi dan Pengamanan serta Ferdy Sambo selalu mendampingi saksi saat
pemeriksaan? Jadi kan ada dua
kepentingan. Ini kasus anggota. Kalau anggota, yang menangani pertama kali
Propam. Kalau pendalaman anggota ternyata ada pidananya, Propam menyerahkan
ke penyidik. Apakah
ini yang menjadi alasan Kepala Polri menonaktifkan Inspektur Jenderal Ferdy
Sambo, Kepala Biro Pengamanan Internal Brigadir Jenderal Hendra Kurniawan,
dan Kepala Polres Metro Jakarta Selatan Komisaris Besar Budhi Herdi Susianto? Penonaktifan Irjen Ferdy
Sambo untuk menjaga independensi agar tim bekerja secara profesional dan
transparan. Untuk menghindari berbagai macam konflik kepentingan, tim ini
harus bekerja. Benarkah
Provos yang pertama kali memeriksa rumah dinas Ferdy Sambo seusai penembakan
Brigadir Yosua? Pertama kali, Kasat
Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan Ajun Komisaris Besar Ridwan Soplanit
memanggil anggotanya. Karena ini melibatkan anggota dengan anggota, ada
kewajiban Provos untuk mengamankan status quo TKP (tempat kejadian perkara).
Provos datang ke situ, nunggu sampai personel Polres tiba. Lima atau enam
orang piket reserse dan satu orang personel Inafis. Benarkah rumah dinas Ferdy
Sambo sudah teracak-acak sebelum olah TKP? Kalau olah TKP pertama
teracak-acak enggak, masih murni. Semua bukti ada. Olah TKP kedua dilakukan
pada Selasa, 12 Juli 2022. Kronologi
versi polisi masih dianggap janggal. Apa tanggapan Anda? Pengungkapan kasus ini
sudah mencapai titik terang. Kalau CCTV di rumah dinas/rumah singgah mati,
iya. Kami masih mendalami CCTV di pos satpam yang diambil. Tapi CCTV itu
sekarang sudah diserahkan ke penyidik. Tim khusus juga mengumpulkan CCTV
perjalanan rombongan Ibu Kadiv sejak keberangkatan dari Magelang, lalu singgah
di salah satu rest area jalan tol Cikampek menuju Jakarta, hingga tiba di
rumah pribadi di Jalan Saguling, Jakarta Selatan. Saat di rest area, Brigadir
Y terlihat memakai kaus putih dan celana jins biru. Saat tiba di rumah
pribadi, terlihat lagi Brigadir Y turun dari mobil menggunakan baju yang
sama. Rumah di Jalan Saguling dengan rumah dinas di Jalan Duren Tiga (TKP)
jaraknya hanya 500-an meter. Di
mana telepon seluler milik Brigadir Yosua? Dia punya dua telepon
merek iPhone 13 Pro dan sudah diamankan tim Pusat Laboratorium Forensik.
Karena sistem pengamanan yang canggih, kedua telepon ini masih diupayakan
untuk dibuka. Apakah
tim khusus bekerja independen menelusuri penembakan Brigadir Yosua? Kami profesional dalam
urusan ini. Ini urusan kredibilitas tim khusus yang diisi orang-orang hebat.
Ada dua peraih Adhi Makayasa di tim khusus ini. Ada pula Pak Irwasum dan Pak
Wakapolri. Mereka tidak akan mempertaruhkan kredibilitasnya. Kami kencang
saja, Pak Kapolri bilang lurus, kami lurus. ● |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar