Peran Abdul Qadir
Hasan Baraja di Khilafatul Muslimin Linda Trianita : Wartawan Majalah Tempo |
MAJALAH TEMPO, 11
Juni
2022
KANTOR pusat Khilafatul
Muslimin terlihat berantakan pada Kamis sore, 9 Juni lalu. Tumpukan buku,
boks, dan kardus bekas menyebar di penjuru lantai. Di salah satu dinding
terdapat papan berlapis kaca yang tampak kosong. Sekretaris Khalifah
Khilafatul Muslimin Abdul Aziz mengatakan papan itu sebelumnya berisi bagan
kepengurusan lembaganya. “Polisi menggeledah kantor kami lalu menyita buku
dan struktur kepengurusan di papan itu,” ujarnya kepada wartawan Tempo,
Hendry Sihaloho. Kepolisian Daerah
Metropolitan Jakarta Raya menangkap pemimpin Khilafatul Muslimin, Abdul Qadir
Hasan Baraja, di kantor mereka di Jalan W.R. Supratman, Bandar Lampung, pada
Selasa subuh, 7 Juni lalu. Bangunan yang terdiri atas empat lantai itu
digunakan sebagai masjid, kantor, serta tempat tinggal Baraja dan Aziz.
Polisi menuding Baraja dan Khilafatul Muslimin mengadopsi Negara Islam
Indonesia (NII), yang menyebarkan ideologi khilafah untuk menggantikan
Pancasila. Pada Sabtu sore, 11 Juni lalu, Abdul Aziz dikabarkan ikut dibawa
polisi ke Jakarta. Berikut ini penjelasan Abdul Aziz mengenai aktivitas
Khilafatul Muslimin dan peran Abdul Qadir Hasan Baraja. Benarkah
Abdul Qadir Hasan Baraja mantan pentolan NII? Khalifah (Baraja) dulu
memang pemimpin pemberontakan NII setelah Imam Kartosoewirjo untuk menegakkan
Islam. Dalam perjalanan, beliau merenung: kenapa mereka kok enggak pernah
menang? Ternyata caranya salah. Akhirnya beliau keluar dari NII dan
menawarkan sistem Islam ini. Siapa
saja yang ditawari? Beliau menawarkan ke
tokoh-tokoh sejak 1997 (Khilafatul Muslimin berdiri pada 18 Juli 1997).
Misalnya Ustad Abu Jibril dan Irfan. Enggak ada yang mau. Amir-amir NII juga
enggak ada yang mau. Memang enggak ada jalan Islam bangkit selain khilafah.
Pada tahun itu, misalnya, mana ada perempuan yang berjilbab. Itu sebabnya
orang Islam harus ada pemimpinnya. Apakah
Khilafatul Muslimin berafiliasi dengan Negara Islam Indonesia? Mantan anggota NII banyak
yang berhijrah ke sini. Karena kami memperjuangkan sistem Islam. Bagaimana
konsep Khilafatul Muslimin? Kata Khilafatul Muslimin
berasal dari bahasa Arab yang artinya sistem khilafah milik kaum muslimin.
Khilafah itu sistemnya umat Islam, lahir dari ajaran Islam. Sama dengan
sistem demokrasi lahir dari ajaran kapitalis, sistem komunis lahir dari
ajaran sosialis. Tiga sistem ini sama-sama mengatur hidup manusia. Bedanya,
kalau demokrasi dan komunis hasil buatan manusia, sedangkan sistem khilafah
warisan Allah dan rasul. Konsep
ini sama dengan sistem khilafah yang diusung kelompok Negara Islam Irak dan
Suriah (ISIS)? Beda. Khilafah mereka
identik dengan kekerasan, itu yang salah. Kami mencontoh Nabi Muhammad. Jadi
orang umum yang memahami khilafah ingin mengganti negara itu kesalahan besar. Lalu
apa tujuan pendirian Khilafatul Muslimin? Sebagai pelopor
kekhalifahan umat Islam. Supaya umat Islam punya sistem sendiri. Di Katolik
ada sistem kepausan yang berpusat di Vatikan. Jadi kalau ditanya siapa
pemimpin Anda, kalau pemimpin negara ya presiden, sementara pemimpin agama
berlaku di seluruh dunia. Bagaimana
Khilafatul Muslimin menjaring anggota? Kalau yang sudah bergabung
lewat baiat, dia mengikuti berbagai kegiatan. Ada yang wajib seperti
pengajian dua kali per bulan. Mereka ikut sosialisasi dari masjid ke masjid.
Tentu saja kami izin dulu ke pengurus masjid. Dalam acara sosialisasi, kami
menyertakan bakti sosial seperti bekam gratis untuk mengutamakan masyarakat
di situ. Abdul
Qadir Hasan Baraja ikut berdakwah? Di tiap akhir bulan
hijriah, kami mengadakan acara Malam Bina Iman dan Takwa, langsung Khalifah
yang berbicara. Pengurus struktural wajib hadir, masyarakat boleh ikut dan
kami siarkan di Facebook. Polisi yang mau datang juga kami persilakan. Khilafatul
Muslimin memiliki masjid sendiri untuk beribadah? Khalifah menganjurkan di
masjid-masjid yang ada, bukan bikin sendiri. Kami diminta berbaur dengan masyarakat. Bagaimana
dengan sistem pendidikan? Kami pakai pendidikan
sendiri. Semuanya gratis. Supaya gampang disebut setara sekolah dasar hingga
universitas. Kami pakai istilah unit. Setara SD bersekolah selama 3 tahun,
SMP 2 tahun, SMA 2 tahun, kuliah 2 tahun. Usia diterima anak laki-laki 6-7
tahun, perempuan 6-8 tahun. Mengapa
singkat? Setiap muslim punya
kewajiban ketika memasuki masa akil balig, usia 15-16 tahun. Dalam Al-Quran,
usia balig harus beramal, berinfak. Kalau masih sekolah, gimana berinfak dan
beramal? Lulusan universitas memiliki gelar sarjana khalifah Islam. Syarat
mengambil ijazah harus hafal Al-Quran 15 juz. Ini sudah lulusan kelima. Tidak
ada yang ketinggalan kelas. Apakah
ini terdaftar di Kementerian Agama atau Kementerian Pendidikan? Tidak. Di bawah yayasan. Karena
semua serba gratis, dari mana sumber dana Khilafatul Muslimin? Ajaran Islam sudah
lengkap, diatur semuanya. Al-Quran sudah mengajak semua umat untuk
menginfakkan sebagian rezeki. Ada
sumbangan dari luar negeri? Enggak ada. Bisa cek ke
rekening. Kami mau ketawa pas disebut begitu. Kalau ada ya alhamdulillah,
tapi tidak ada. Kami tidak boleh membuat proposal. Proposal itu kan
meminta-minta. Tidak disukai Allah. ● |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar