Mencegah
Kluster Keluarga Setelah Liburan Anies ; Guru Besar Ilmu
Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro |
KOMPAS, 20 Mei 2021
Covid-19 bukan tak mungkin
melonjak pascalibur Idul Fitri dan akan menimbulkan kluster keluarga. Walau
rumah dinilai menjadi tempat yang lebih aman untuk berlindung dari Covid-19,
dalam kenyataannya cukup banyak ditemukan kluster keluarga. Selama liburan terjadi
interaksi yang intensif, saling berkunjung ke rumah kerabat dan kolega, atau
berkegiatan bersama. Kluster keluarga di
Indonesia bukan hal baru. Namun, peningkatannya belakangan ini kian
mengkhawatirkan. Angka test positivity rate di Indonesia melebihi 10 persen.
Artinya, bisa jadi dari 10 orang yang dites, keseluruhannya dinyatakan
positif Covid-19. Atau paling minim, dari 10 orang yang dites, satu
terkonfirmasi positif. Banyak kasus infeksi di masyarakat tidak terdeteksi
karena kapasitas tes tidak memadai. Kluster keluarga terjadi
saat salah satu anggota keluarga terinfeksi, lalu menularkan ke anggota lain,
sehingga serumah tertular saat berada di rumah sendiri. Kluster keluarga tak
akan muncul jika tak ada anggota keluarga yang bepergian atau beraktivitas di
luar rumah dan kembali ke rumah tanpa benar-benar membersihkan diri lebih
dulu. Ironisnya, yang menularkan ke keluarga biasanya orang tanpa gejala
(OTG). Mereka yang punya daya
tahan tubuh lebih rendah, seperti bayi, orang tua, atau kakek-nenek, akhirnya
tertular dari orang yang merasa sehat. Lebih miris lagi jika yang tertular
ini memiliki gejala atau komplikasi lebih parah karena termasuk golongan
berisiko tinggi. Panduan
bagi keluarga Kasus kluster keluarga
termasuk berbahaya karena transmisi sudah masuk ke satuan unit terkecil dalam
sebuah lingkungan, yaitu keluarga. Artinya, semua kebijakan dan prokes perlu
diperketat karena transmisi dalam keluarga jauh lebih mudah terjadi. Kluster
keluarga juga dapat menyebabkan penyebaran semakin masif, seperti penularan
ke tetangga. Hal ini semakin diperburuk
jika warga yang bergejala enggan melakukan swab test, karena takut
dikucilkan. Tak mudah menerapkan tindakan pencegahan virus di rumah. Karena
itu, para ahli menyarankan isolasi diri jika ada anggota sakit. Selalu terapkan penjarakan
fisik meski di rumah, terutama jika ada anggota yang sering bepergian untuk
bekerja atau bertemu banyak orang. Langkah ini juga wajib dilakukan ketika
ada anggota yang bergejala. Selama pandemi, penting jaga jarak agar tak
terjadi penularan karena kontak dekat. Ketika pergi ke luar
rumah, pastikan menggunakan masker sehingga tak ada virus yang terbawa ke
rumah. Studi menunjukkan penularan bisa terjadi bahkan dari orang tanpa
gejala (OTG). Jika ada anggota bergejala, dianjurkan memakai masker di dalam
rumah. Selalu terapkan etika
bersin dan batuk yang baik. Hindari batuk dan bersin di dekat anggota
keluarga. Segera bersihkan area yang terkena droplet dan cuci tangan dengan
air mengalir serta sabun. Lakukan kebiasaan cuci tangan secara rutin sebelum
beraktivitas atau sesudah menyentuh benda di rumah. Virus korona bisa
bertahan pada benda mati dan berpindah ke tangan saat tersentuh. Perhatikan ventilasi udara
di dalam rumah dengan membuka jendela dan pintu agar udara terus mengalir.
Hindari berada di ruangan tertutup, khususnya dengan anggota yang sering
keluar rumah. Jika perlu, kurangi interaksi dan sediakan kamar terpisah bagi
anggota yang harus bekerja di luar rumah. Bersihkan rumah dengan
menyapu, mengepel, dan membersihkan barang-barang yang ada dengan cairan
disinfektan secara rutin. Ajak anggota keluarga menerapkan pola hidup sehat
sehingga kesehatan senantiasa terjaga. Pastikan semua anggota
dapat asupan makanan bergizi seimbang sehingga kekebalan tubuh kian terjaga.
Perbanyak konsumsi sayur dan buah, lengkapi dengan vitamin C untuk daya tahan
tubuh. Lakukan aktivitas fisik, seperti olahraga, untuk meningkatkan sistem
kekebalan. Pastikan semua anggota keluarga istirahat cukup dan kelola stres
dengan baik. Jika ada yang mengalami gejala, segera kunjungi fasilitas
kesehatan terdekat. ● |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar