Dunia
Stres karena Elon Musk Andreas Maryoto ; Wartawan (Penulis Kolom
“Industri Digital”) Kompas |
KOMPAS, 27 Mei 2021
Investor mata uang kripto
terasa dibawa ke puncak dan secepat kilat dijatuhkan ke titik terendah.
Kecemasan mereka muncul hanya karena ucapan seseorang. Seseorang itu adalah CEO
Tesla Inc Elon Musk. Pasar kocar-kacir gara-gara pernyataannya. Meski
demikian, suatu saat pasar akan membuat perhitungan sendiri dan tak bisa lagi
kicauan seseorang mengguncang pasar. ”Elon Musk, tolong
hentikan kicauanmu,” kata seorang investor di sebuah laman. Ia sudah
terengah-engah mengikuti pasar uang kripto yang cepat sekali naik, tetapi
juga cepat sekali jatuh. Wajar saja investor ketar-ketir
dan meminta agar Musk tidak lagi berkicau di Twitter karena, setelah
ucapannya yang terakhir, yaitu Tesla tidak jadi menggunakan mata uang
bitcoin, harga mata uang itu dan mata uang kripto lainnya langsung anjlok. Aset sekitar 366 miliar
dollar AS raib dari pasar ketika harga bitcoin jatuh dari sekitar Rp 950 juta
menjadi Rp 500 juta dan diikuti kejatuhan mata uang kripto lainnya. Musk
beralasan bahwa penambangan mata uang kripto itu membutuhkan energi besar
sehingga tidak mendukung kampanye perubahan iklim yang sekarang menjadi
perhatian banyak kalangan. Ia tetap mengakui masa
depan mata uang kripto. Namun, Muks mengatakan lebih memiliki kepedulian soal
perubahan iklim sehingga penambangan mata uang itu tidak boleh mengeluarkan
biaya lingkungan. Langkah Musk dipuji banyak kalangan pencinta lingkungan.
Mereka menyebutkan bahwa total penggunaan energi untuk penambangan mata uang
kripto sangat besar. Ada yang menyebut
kebutuhan energi untuk menambang uang kripto itu sama dengan kebutuhan energi
Belanda pada 2019. Ada juga yang menyebut energi yang dibutuhkan setara
dengan energi untuk Norwegia atau Argentina dalam setahun. Apabila
dilanjutkan, penggunaan energi akan memperparah perubahan iklim di bumi. Meski demikian, langkah
Musk memunculkan kritik. Kepedulian dia pada lingkungan dinilai agak aneh,
bahkan diduga hanya ingin memainkan harga mata uang kripto saja. Beberapa kalangan
mengatakan, anggapan penggunaan energi yang sangat besar masih sulit
dibuktikan. Beberapa petambang juga dikabarkan berada di area yang telah
menggunakan energi baru terbarukan. Jadi, masalah itu tidak perlu diangkat.
Orang juga menuduh Musk tidak memahami teknik penambangan mata uang kripto
dan asal bicara. Lebih jauh, mereka curiga
dengan ucapan Musk itu. Mereka melihat pangkal masalah sebenarnya adalah
ketika ia membeli mata uang kripto dan membuka opsi pembayaran pembelian
Tesla dengan menggunakan mata uang bitcoin. Langkah ini adalah sebuah
kesalahan dan kecerobohan. Beberapa ahli mengatakan, tidak ada alasan yang
kuat menaruh mata uang kripto di dalam neraca keuangan perusahaan. Chief financial officer di
perusahaan-perusahaan banyak yang belum paham tentang mata uang kripto
sehingga membeli mata uang kripto adalah sebuah langkah berisiko. Mereka
masih perlu belajar menangani mata uang yang satu ini di dalam neraca
keuangan. Oleh karena itu, daripada Musk mengatakan bahwa mereka peduli
dengan lingkungan, lebih baik jika ia mengakui kesulitan menangani aset mata
uang kripto di dalam neraca keuangan Tesla. Dugaan lain, kicauan
tentang energi besar untuk menambang mata uang kripto juga digunakan untuk
menjatuhkan beberapa mata uang lainnya. Tentu saja mata uang yang selama ini
naik daun dan juga beberapa didapat dengan cara penambangan merasa tersodok.
Mereka jadi terimbas pernyataan Musk dan harus segera menangkis kemungkinan
serangan terkait isu penggunaan energi dalam penambangan. Kicauan Musk bukan kali
ini saja. Beberapa waktu lalu, ia berkicau soal mata uang kripto. Januari
lalu, setelah sebuah kicauan dengan tagar #bitcoin, harga mata uang ini naik
20 persen. Ketika ia mengatakan bahwa Tesla akan menggunakan Bitcoin, sontak
mata uang ini langsung melonjak. Ia juga pernah menyarankan untuk menggunakan
mata uang kripto dogecoin. Kembali mata uang ini juga melonjak. Ia menjadi
semacam pemengaruh (influencer) di pasar mata uang kripto. Kita kemudian bertanya,
sampai kapan Musk bisa dengan seenaknya memengaruhi pasar uang kripto.
Sepertinya pasar akan membuat perlawanan tersendiri. Sudah pasti banyak
investor tidak senang dengan goncangan-goncangan di pasar karena tingkah
Musk. Mereka kemungkinan membuat perhitungan dengan Musk agar tidak seenaknya
sendiri mengguncang pasar. Goncangan pasar yang
ekstrem memang membuat kalang kabut banyak kalangan. Mereka yang memegang
bitcoin pasti pernah merasakan keuntungan besar ketika harga satu koin
mencapai sekitar Rp 950 juta, tetapi mereka bisa jantungan ketika kemudian
harganya drop menjadi Rp 500 juta. Mereka yang tidak memiliki literasi
investasi yang memadai pasti akan deg-degan bukan kepalang ketika harganya
jumpalitan. Otoritas sepertinya juga
tidak akan tinggal diam. Mereka pasti akan memantau aktivitas perdagangan
mata uang kripto. Mereka berusaha memberikan perlindungan yang memadai, baik
bagi investor ritel maupun investor besar. Saat ini, mereka mungkin masih
mengintip di dalam dan di luar arena. Pada saat yang tepat, mereka akan
membuat kebijakan yang pas, yang bernapaskan melindungi pelaku perdagangan
agar aset mereka aman. Beberapa kalangan juga
mengingatkan bahwa Musk bukan segala-galanya. Orang cenderung makin
memitoskan dia. Padahal, dalam kasus harga mata uang kripto yang anjlok
hingga 40 persen pada dua pekan lalu, ada faktor lain, yaitu pengumuman China
yang tidak akan menggunakan mata uang kripto dan juga rencana pengenaan pajak
terhadap perdagangan mata uang kripto di Amerika Serikat. Di tengah kecemasan para
investor, sejumlah analis menyarankan agar investor lebih memilih koin yang
stabil dengan dukungan aset untuk perlindungan. Beberapa koin itu antara lain
tether, USD Coin, dan binance. Mata uang ini nilainya dipatok berdasarkan
pergerakan mata uang fiat, seperti dollar AS dan euro. Volatilitas masih akan
terjadi, tetapi lebih bisa diprediksi dan tidak bergantung pada kicauan Musk. Lepas dari ucapan Musk dan
faktor lainnya, mata uang kripto adalah aset investasi yang masih muda alias
belum matang sehingga masih memiliki banyak masalah. Belum ada aturan-aturan
yang memadai sehingga banyak investor baru yang sekadar coba-coba dan tidak
memiliki literasi yang memadai akan sering stres. Mereka inilah yang sering
terperosok dalam berbagai tawaran investasi. Ibaratnya, mereka ini hanya
”turis” di jagat investasi dengan imbal hasil besar, tetapi juga dengan
risiko sangat besar itu. Risiko besar tak pernah dipahami. ● |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar