KEBEBASAN BERAGAMA
Mengawal Moderasi Beragama
Oleh : MASDAR HILMY
KOMPAS, 27 Desember 2019
Salah satu warisan (legacy) Lukman Hakim Saifuddin
sebagai Menteri Agama RI (2014-2019) adalah pemihakan yang cukup kuat terhadap
moderasi beragama. Di hampir setiap pidatonya, dia selalu menyelipkan pesan
moderasi beragama.
Di tangan menteri agama yang baru, Fahrul Razi, kebijakan
moderasi juga perlu dikawal, diterjemahkan dan dirinci (break down) ke
sub-subprogram yang bersifat operasional dan lintas batas (cross-cutting).
Menjangkau
tak terjangkau
Tantangan terbesar kebijakan moderasi beragama adalah
daya jangkau kebijakan tersebut ke arah target yang tepat. Harus diakui,
program deradikalisasi dan moderasi beragama selama ini cenderung dilakukan di
kalangan kelompok masyarakat yang secara keagamaan sudah moderat seperti
pesantren dan ormas (Nahdlatul Ulama/NU, Muhammadiyah).
Kalaupun dimaksudkan sebagai benteng pertahanan
ideologis, program moderasi beragama mestinya dilakukan terhadap kalangan
“santri baru” atau kelompok mualaf yang tengah bersemangat dalam beragama.
Intensitas keradikalan dalam beragama mungkin saja dianggap sebagai upaya
pertobatan guna “menebus” dosa-dosa yang telah dilakukan.
Kelompok atau individu yang telah terpapar radikalisme
justru sering luput dari jangkauan program deradikalisasi. Program
deradikalisasi terhadap mereka yang telah terpapar virus radikalisme biasanya
dilakukan setelah mereka dipenjara.
Sementara itu, kelompok-kelompok klandestin yang
mempelajari ajaran radikal sering tak terjangkau oleh program moderasi dan
deradikalisasi akibat tak terbaca oleh “radar” aparat. Oleh karena itu,
tantangannya adalah bagaimana sinergi antarkelembagaan dan kementerian bisa
dilakukan dan diorkestrasi untuk menjalankan program ini secara simultan dan
tepat sasaran.
Menjangkau yang tak terjangkau dalam upaya deradikalisasi
pada hakikatnya adalah efisiensi kinerja dan anggaran. Hal ini dapat dipahami
mengingat memoderasi cara beragama kaum yang sudah moderat sama artinya tahsil
al-hasil, menghasilkan sesuatu yang sudah ada alias muspro. Dalam istilah Jawa,
perilaku semacam ini disebut sebagai nguyahi banyu segara (menggarami air laut
yang sudah asin).
Metamorfosis kelompok radikal dari aksi kekerasan secara
berkelompok ke arah serangan “serigala tunggal” (lone-wolf attacks) seperti
terjadi di Mapolresta Medan (13/11/2019) perlu diwaspadai.
Hal ini mengindikasikan bahwa kepenganutan secara diam-diam
(secret membership) terhadap Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) masih tetap
berlangsung di tengah gempita panggung politik elektoral.
Para pelaku bom bunuh diri di tiga gereja dan Mapolresta
Surabaya pada Mei 2018 adalah para kombatan ISIS yang pulang dari Suriah.
Mereka seakan dibiarkan tak terawasi oleh aparat hingga
dapat menyiapkan operasi amaliyah mematikan. Mestinya kelompok semacam inilah
yang harus diidentifikasi dan dilakukan deradikalisasi terhadapnya.
Sembari tetap mengawal kebijakan moderasi beragama di
setiap lini, penting bagi pihak-pihak terkait untuk menjaga dan menciptakan
keseimbangan struktural (structural equilibrium) di kalangan umat beragama.
Sebagai bagian dari strategi sosialisasi, kebijakan
moderasi beragama harus menjadi model keberagamaan arus-utama di tengah
membuncahnya politik identitas, ujaran kebencian dan berita bohong.
Meski demikian, menciptakan keseimbangan struktural
menjadi pilar penyangga (buffer pillars) yang akan menggaransi dan memastikan
kebijakan moderasi beragama telah terinternalisasikan di ruang publik.
Seperti ditegaskan oleh Lawrence R Iannacone (1995),
“kombinasi perilaku konsumen dan produsen keagamaan membentuk sebuah pasar
keagamaan yang, seperti pasar-pasar lainnya, cenderung bergerak ke arah
keseimbangan yang stabil (steady-state equilibrium).”
Gangguan terhadap keseimbangan struktural akan
memunculkan turbulensi sosial. Dalam konteks radikalisme agama, turbulensi
sosial ini mewujud ke dalam bentuk laten (perlawanan secara damai) maupun
manifes (kekerasan).
Keseimbangan
di tiga ranah
Pola keseimbangan struktural dapat dilakukan di tiga
ranah sekaligus: ekonomi, politik dan sosial. Secara ekonomi, munculnya
ketimpangan ekonomi yang tergambar dari rasio Gini yang tinggi harus menjadi
pusat perhatian para pemangku kepentingan. Pembangunan infrastruktur yang
begitu masif di era pemerintahan Jokowi jangan hanya menjadi bubble expenditure
yang tidak berdampak pada distribusi ekonomi secara adil dan merata.
Harus dapat dipastikan bahwa infrastruktur akan
menggempur angka rasio Gini dan memperpendek ketimpangan ekonomi di masyarakat.
Distribusi ekonomi tidak boleh mengecualikan individu dan
atau kelompok masyarakat tertentu. Artinya, tidak boleh ada favoritisme
kebijakan dalam hal pemerataan ekonomi untuk semua anggota masyarakat tanpa
kecuali. Hal ini penting karena radikalisme bukan menyangkut soal “pendapat”
(ideologi) semata, melainkan juga soal “pendapatan” (ekonomi).
Ketimpangan ekonomi di kalangan masyarakat hanya akan
melahirkan kekecewaan dan kecemburuan sosial yang dapat digoreng menjadi bahan
bakar radikalisme dan konflik sosial.
Yang kedua adalah ranah politik. Dalam konteks ini,
berbagai kebijakan politik negara jangan sampai menimbulkan korban di kalangan
masyarakat tertentu. Negara tak boleh bertindak semena-mena terhadap warganya.
Secara politik jangan ada kelompok yang tertindas dan
termarginalkan akibat kebijakan yang salah dari negara. Persoalannya, kebebasan
sipil justru sering kali dijadikan sebagai senjata melakukan viktimisasi
terhadap negara. Akibatnya, negara tidak pernah benar di mata rakyatnya.
Yang agak merepotkan adalah kemunculan aksi
terorisme-radikalisme di Indonesia sebagai akibat dari penindasan politik yang
dialami oleh umat Muslim di negara lain seperti Palestina, Myanmar dan China.
Serangan bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya
membuktikan kebenaran tesis efek domino ini. Dengan aksi bom bunuh diri, para
teroris hendak menyampaikan pesan kepada masyarakat internasional agar tidak
menzalimi sesama umat Muslim di mana pun berada.
Para teroris menyadari ketidakmampuan mereka melakukan
perlawanan terhadap Israel, misalnya, sebagai “musuh jauh” mereka. Akhirnya,
mereka pun harus mengarahkan target aksi kekerasannya kepada para penganut
Nasrani yang sebenarnya tidak ada relevansinya dengan fenomena penindasan di
belahan dunia lain.
Yang ketiga, adalah ranah sosial. Deprivasi dan dislokasi
sosiologis dapat menciptakan kekecewaan yang berujung pada aksi perlawanan.
Sekat-sekat sosial di kalangan masyarakat sedapat mungkin bisa digempur untuk
menghilangkan keterjarakan sosial sehingga prasangka dan kecurigaan terhadap
kelompok lain yang berbeda dapat dihindari. Penataan relasi sosial dalam
kewargaan yang setara harus mencegah lahirnya segregasi dan fragmentasi sosial
dimaksud.
Hal ini dapat dimaklumi mengingat prasangka, kecurigaan
dan ketidakpercayaan (distrust) merupakan modalitas negatif yang akan menggerus
dan melemahkan pola relasi kewargaan yang setara.
Masdar
Hilmy, Rektor UIN Sunan Ampel, Surabaya
Yuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
BalasHapusDalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
Yang Ada :
TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE ( Tanpa Batas Invest )
Sekedar Nonton Bola ,
Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
Proses Deposit Dan Withdraw ( EXPRES ) Super Cepat
Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
Website Online 24Jam/Setiap Hariny
Di RIKA ANDERSON LOAN COMPANY, kami menawarkan semua jenis bantuan kewangan kepada semua individu, kadar faedah kami adalah 2% setiap tahun. Kami juga memberikan nasihat dan bantuan kewangan kepada kami pelanggan dan pemohon Sekiranya anda mempunyai projek yang baik atau ingin memulakan perniagaan dan memerlukan pinjaman untuk membiayai dengan segera, kami dapat membincangkannya, menandatangani kontrak, dan kemudian membiayai projek atau perniagaan anda untuk anda bersama-sama dengan Bank Dunia dan Bank Industri.
BalasHapusKategori Perniagaan
Perniagaan Merchandising.
Perniagaan pembuatan
Perniagaan Hibrid.
Perniagaan tunggal
Perkongsian.
Syarikat.
Syarikat terhad.
pinjaman peribadi.
pinjaman pelaburan.
Pinjaman Pinjaman.
Kredit pemilikan rumah.
HUBUNGAN SYARIKAT PINJAMAN:
Laman web: rikaandersonloancompany.webs.com
E-mel: rikaandersonloancompany@gmail.com
Panggilan Pelanggan: +1 (323) 689-3663
Sembang Whatsapp: + 1-323-689-3663
Facebook: Rika Anderson Alfreda
Instagram: Rikaandersonloancompany.alfred
Twitter: @LoanRika
Ibu pejabat: 228 Park Ave S, New York, NY 10003-1502, Amerika Syarikat
Cukai / CAC /: 1095/0730/2028
Mahkamah Agung Daerah New York, NY9016 34001