Menyoal Hari Lahir Polri
Oleh
: KOMJEN POL (PUR) ARIF WACHJUNADI
KOMPAS,
9 Juli 2019 12:37 WIB
Kapankah Hari Lahir Polri? Pertanyaan ini selalu muncul
karena setiap tanggal 1 Juli, masyarakat memeringatinya sebagai hari kelahiran
Polri. Namun demikian, dalam setiap spanduk yang dibentangkan terkait dengan
tanggal 1 Juli, ada dua kata yang digunakan, yakni Hari Bhayangkara, dan yang
satunya Hari Polri. Manakah yang benar ?
Keberadaan Polisi Republik Indonesia (POLRI) tidak bisa
dilepaskan dari perjalanan panjang sejarah berdirinya Indonesia sebagai sebuah
negara.
Ia tidak dapat dilepaskan dari peristiwa tanggal 07 Desember
1941 yang memicu terjadinya Perang Dunia II yakni Jepang melalui angkatan laut
dan udara militernya menghancurkan markas kekuatan angkatan laut Amerika
Serikat (AS) di Pasifik yang terletak di Pulau Owahu, Hawaii, AS. Kehancuran
Pearl Harbour ini menaikkan kekuatan moral Jepang yang kemudian melakukan
invasi kekuasaan di wilayah Asia Timur Tenggara termasuk Indonesia.
Selain itu, Jepang juga memahami, serangannya ke Pearl
Harbor akan memancing perang raksasa sebagai serangan balasan dari Amerika.
Oleh karena itu, Jepang membutuhkan sekutu untuk membantunya jika serangan
balasan itu terjadi. Pada 10 Januari 1942, militer Jepang pertama kali masuk ke
Indonesia melalui Kota Tarakan yang terletak di bagian utara Kalimantan.
Tiga A, yaitu Jepang Sebagai Cahaya Asia, Pembela Asia dan
Pelindung Asia merupakan propaganda pemerintah Tokyo untuk merebut hati
Indonesia.
Berbekal propganda ini, Jepang menguasai beberapa wilayah
teritorial Indonesia dan berusaha mengambil hati dan merekrut para pemuda Indonesia
untuk dilatih menjadi kekuatan tambahan bagi Jepang agar memenangkan Perang
Asia Timur Raya.
Pada bulan April 1944, di Surabaya, tentara militer Jepang
membentuk pasukan Tokubetsu Keisatsutai yang selanjutnya disebut Polisi
Istimewa. Pasukan ini terdiri dari 200 pemuda pilihan yang memenuhi sejumlah
kriteria. Kelak, Tokubetsu Keisatsutai dikenal dengan nama Korps Brimob Polri.
Seperti yang diduga, ramalan Jepang bahwa AS akan membalas
dendam terbukti. Pada tanggal 6 Agustus 1945, dengan bermaksud mengakhiri
invasi Jepang di wilayah Asia Timur, AS menghancurkan kota-kota penting serta
strategis Jepang, salah satunya menjatuhkan bom ke Hiroshima.
Tiga hari kemudian yakni 9 Agustus 1945, AS menjatuhkan
kembali bom atom ke Jepang, dan kini giliran kota Nagasaki yang luluh lantak.
Menyerahnya Jepang kepada AS mendorong Indonesia untuk
menyatakan proklamasi kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945.
Kemudian tanggal 21 Agustus 1945, Polisi Istimewa yang
dibentuk di Surabaya mendeklarasikan diri sebagai Polisi Republik Indonesia dan
tokohnya adalah Komisaris Jenderal Polisi Mochamad Jasin.
Dan untuk memeringati perjuangan Mochamad Jasin dan Polisi
Istimewanya, di salah satu jalan dekat Jalan Raya Darmo diberi nama Jalan M
Jasin Polisi Istimewa. Di tempat inilah Panglima ABRI Jenderal TNI Try Sutrisno
meresmikan monumen Polisi Istimewa pada 04 Oktober 1988.
Setelah 27 tahun sejak monumen perjuangan Polisi Istimewa
berdiri, Mochamad Jasin dianugerahi gelar Pahlawan Nasional pada 05 November
2015 oleh Presiden Joko Widodo.
Kapolri pertama
Empatpuluh tiga hari setelah pernyataan proklamasi, Presiden
Soekarno melantik Kepala Kepolisian Negara (KKN), sekarang Kapolri, pertama
yakni Jenderal Polisi R Soekanto pada 29 September 1945.
Selanjutnya, untuk memenuhi kebutuhan para pemimpin polisi
Indonesia, pada 17 Juni 1946 dibangun Sekolah Tinggi Polisi Negara (SPN) yang
menempati Gedung Seminari Menengah Mertoyudan Magelang.
Pada 25 Juni 1946, pemerintah Indonesia mengeluarkan
Penetapan Pemerintah No. 11/SD/1946 yang menerangkan bahwa Polri berada di
bawah Perdana Menteri Indonesia. Pada hari berikutnya, 26 Juni 1946, penetapan
pemerintah tersebut dicatat dalam lembaran negara. Hanya saja penetapan
pemerintah ini berlaku efektif tanggal 1 Juli 1946.
Sekalipun ada tiga tanggal penting dalam penetapan
pemerintah itu, tidak ada satu katapun yang menyebut kata “KELAHIRAN” atau
“HARI LAHIR” atau “DIRGAHAYU” atau kata lain yang menjelaskan bahwa tanggal 1
Juli sebagai Hari Lahir Polri atau polisi negara.
Yang tertera dalam penetapan pemerintah itu adalah “POLRI
berada langsung di bawah perdana menteri Indonesia, terhitung mulai tanggal 1
Juli 1946”.
Yang menjadi pertanyaan kemudian, kapan Hari Lahir Polri
harus diperingati ?
Hasil penelusuran terkait dengan kata yang menyebut atau
menulis dengan “Selamat Dirgahayu Polri” atau “Selamat Ulang Tahun Polri” atau
“Siapa yang memulai ide sebutan tersebut” belum ditemukan secara valid dan
dapat dipertanggungjawabkan tanggal 01 Juli 1945 sebagai hari lahir Polri.
Oleh karena itu terkait dengan disiplin dan demi lurusnya
sebuah sejarah, Polri harus konsisten dan akuntabel soal hari kelahirannya.
Dari sudut pandang sejarahnya, setiap anggota Polri adalah
anggota prajurit Bhayangkara, sebuah nama yang pertama kali dikenal pada jaman
Patih Gajah Mada kerajaan Majapahit.
Oleh karena itu, adalah patut jika Hari Lahir Polri
menggunakan tanggal 21 Agustus 1945 dengan merujuk pada tanggal pendeklarasian
Polisi Istimewa sebagai Polisi Republik Indonesia. Sementara tanggal 01 Juli
1946 dipilih sebagai salah satu hari sakral Polri dengan menjadikannya Hari
Bhayangkara untuk menghormati kepada tokoh pertama yang mengatakan Bhayangkara.
Selamat Hari Bhayangkara ke 73, 1 Juli 1946 – 2019! ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar