Catatan Redaksi: Berita ini terbit di halaman 1 Harian Kompas edisi Rabu, 3 September 2014 dengan judul “Hatta: Kompetisi Usai, Mari Bangun Bangsa”. Foto kedua ditambahkan dari peristiwa setelah berita ini terbit.
BOGOR, KOMPAS — Perseteruan politik setelah Pemilu Presiden 2014 secara perlahan berakhir. Calon wakil presiden Hatta Rajasa, yang berpasangan dengan calon presiden Prabowo Subianto, Selasa (2/9/2014), akhirnya menyatakan secara terbuka mengakui keputusan Mahkamah Konstitusi yang menetapkan rivalnya, Joko Widodo dan Jusuf Kalla, sebagai presiden dan wakil presiden terpilih periode 2014-2019.
Hatta yang juga Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) bahkan mengajak para pemimpin politik lainnya untuk membangun budaya dan etika berkompetisi yang sehat. Dia berharap, seusai pemilihan presiden, selain komunikasi dan silaturahim tetap terjalin dengan baik, para pemimpin politik juga dapat bekerja sama membangun bangsa.
”Kompetisi telah selesai. Hormati keputusan Mahkamah Konstitusi. Mari kita bersama-sama membangun bangsa ini,” kata Hatta, Selasa, seusai menghadiri pertemuan antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang juga Ketua Umum Partai Demokrat, dan pimpinan partai politik anggota Koalisi Merah Putih yang mendukung pasangan Prabowo-Hatta.
Menurut Hatta, berpolitik itu tidak hanya berpedoman pada koridor-koridor konstitusi, tetapi juga perlu memegang budaya, etika, empati, dan kesantunan politik. Hal itu diperlukan agar saat bangsa menghadapi tantangan ke depan yang cukup besar, situasi di dalam negeri juga tetap teduh.
”Jangan setelah berkompetisi para pemimpin tidak ada lagi silaturahim, ketemu saja tidak, mengucapkan selamat juga tidak. Ini tidak baik untuk politik kita,” tutur Hatta.
Senin malam, Hatta sudah bertemu Jokowi di kediaman Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh. Dalam pertemuan itu, Hatta juga mengatakan sudah mengucapkan selamat kepada Jokowi.
”Saya bersilaturahim. Saya sampaikan selamat kepada Pak Jokowi. Kita mendoakan supaya bangsa kita maju dan mari sama-sama kita bangun negeri ini dalam kapasitas masing-masing,” kata Hatta.
Dalam pernyataannya kepada pers, Yudhoyono mengapresiasi Koalisi Merah Putih yang mengakui hasil Pemilu Presiden 2014, yang dimenangi pasangan Jokowi-JK.
Di sisi lain, Presiden meminta pilihan Koalisi Merah Putih yang ingin berada di luar pemerintahan dan mengontrol pemerintahan juga agar dihormati.
”Sejarah mencatat, Jokowi-JK memenangi pemilihan presiden dengan perolehan sekian puluh juta. Namun, jangan dilupakan pasangan Prabowo-Hatta juga memiliki perolehan suara cukup tinggi, yang jaraknya tidak terlalu jauh dengan pemenang pilpres,” kata Yudhoyono dalam jumpa pers seusai pertemuan.
Pucuk pimpinan tak hadir
Prabowo Subianto, hingga hari ke-12 ini, belum memberikan ucapan selamat secara terbuka kepada pasangan Jokowi-JK.
Dalam pertemuan di Cikeas, kemarin, Prabowo yang juga Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra tidak hadir.
Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie, Presiden Partai Keadilan Sejahtera Anis Matta, Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Suryadharma Ali, dan Ketua Umum Partai Bulan Bintang MS Kaban juga tidak kelihatan. Mereka hanya diwakili unsur pimpinan pusat.
Juru bicara Koalisi Merah Putih, Tantowi Yahya dari Partai Golkar, mengatakan, agenda pertemuan tersebut sesuai dengan rencana memang hanya dihadiri jajaran sekretaris jenderal partai. Namun, acara tersebut juga dihadiri Ketua Umum PAN Hatta Rajasa.
Wakil Sekjen PKS Fahri Hamzah juga menegaskan, tidak ada persoalan apa pun ketika pertemuan di Cikeas tidak dihadiri langsung oleh pucuk pimpinan parpol. ”Ini, kan, bukan pertemuan antarketua umum,” ujarnya.
Perwakilan partai politik yang hadir pun yakin bahwa Koalisi Merah Putih masih solid berada di luar pemerintahan, menjadi kekuatan penyeimbang koalisi Jokowi-JK. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar