Senin, 13 November 2017

APEC Semakin Relevan dan Bersinar

APEC Semakin Relevan dan Bersinar
Simon Saragih ;  Wartawan Kompas
                                                    KOMPAS, 12 November 2017



                                                           
APEC kini menjadi salah satu forum internasional yang paling besar dalam kalender diplomatik. Para pemimpin 21 negara anggota/teritori pada umumnya selalu hadir.

Lebih dari 2.000 pemimpin bisnis turut hadir karena APEC juga memberi panggung pada kelompok pebisnis. Demikian pemantauan yang jeli oleh kantor berita Agence France Presse (AFP).

Setiap tuan rumah pun antusias melayani tetamu agung, termasuk Vietnam, tuan rumah Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik 2017, di Danang. Puncak pertemuan berlangsung 10- 11 November 2017.

”Kami telah lama mempersiapkan diri menjadi tuan rumah yang baik,”  kata Duta Besar Nguyen Nguyet Nga, konsultan senior Vietnam untuk Sekretariat APEC 2017.

Tidak lupa, Vietnam ingin menonjolkan kekhasan negerinya, tenunan tradisional sutra, melanjutkan tradisi pamer para tuan rumah APEC sebelumnya. Begitu penting hingga negara Vietnam fokus menjadi tuan rumah yang ingin menunjukkan keramahan dan layanan prima.

Maklum, APEC begitu penting dilihat dari magnitude ekonomi. Dihuni 2,8 miliar warga dunia, memiliki 60 persen dari total produk domestik bruto (PDB) dunia, lokasi hampir setengah dari perdagangan dunia, dan menyerap 53 persen dari total investasi asing langsung di dunia.

Bukan kelompok kerja sama ekonomi yang mengikat, tetapi melandaskan segalanya pada konsensus. Ini lebih mengawetkan ketimbang Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia yang  tidak menarik karena tidak menggambarkan keterwakilan proporsional seluruh perekonomian dunia.

APEC bersinar dengan asas konsensus ketimbang Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) yang sedang tidur. ”APEC makin relevan sebagai kelompok ekonomi yang mengutamakan konsensus,” kata Presiden Vietnam Tran Dai Quang.

Bahkan, di APEC, demokrasi lebih berjalan secara diplomatis sebab China yang tidak mengakui Hong Kong dan Taiwan sebagai negara dibiarkan mewakili diri sendiri di APEC. Dan, lebih penting, APEC berada di kawasan yang menjadi episentrum ekonomi dunia.


”Presiden China Xi Jinping tidak akan menyia-yiakan kesempatan sebagai landasan utama kerja sama regional lewat APEC,” kata Richard Javad Heydarian, profesor politik dari De La Salle University, seperti pernah ditulis di The Strait Times, 24 November 2016.

China tak melepas

China yang memiliki wilayah begitu luas dengan banyak penduduk ingin membangkitkan perekonomiannya lewat kerja sama ekonomi multilateral. China tidak bisa hanya mengandalkan wilayah pantai untuk kemajuan ekonomi, tetapi juga harus mendorong wilayah yang memiliki perbatasan dengan Rusia, dari eks-Uni Soviet, hingga ke India.

China ingin memastikan kerja sama regional ekonomi lewat APEC tidak berubah menjadi kerja sama yang didominasi AS. Untuk itu, China lebih tahu bahasa diplomatik ala Asia yang lebih lembut, santun, dan merangkul ketimbang bahasa AS lewat Presiden AS Donald Trump, yang berlagak sebagai paling jago sekarang ini.

APEC makin relevan dengan ulah AS di bawah Presiden Trump yang terkesan antiglobalisasi. Profesor Emeritus Dr Carl Thayer dari University of New South Wales, Australia, melihat APEC  semakin meraih momentum, seperti dikutip Vietnam News, 28 Oktober.

APEC pun menyatukan semua negara yang berseteru secara diplomatik dan ekonomi. Di APEC, negara-negara anggota Kemitraan Trans-Pasifik (TPP) dan negara-negara angota Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) bisa bertemu sekaligus. China bukan anggota TPP dan Jepang serta AS bukan anggota RCEP.

Melulu lebih ke ekonomi. Itulah APEC walau juga sering dibajak menjadi ajang politik oleh beberapa negara. ”Dan, kebetulan Asia relatif tidak banyak terjebak masalah sosial politik dan ketegangan kawasan,” seperti pernah dikatakan ekonom Dr Mari Elka Pangestu.

Ini sekaligus kesempatan bagi Indonesia, yang harus cerdik memainkan peran. Indonesia ada di episentrum perekonomian dunia dan memerlukan dunia untuk kemakmuran warganya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar